~ chapter 18 : He's Jerk

6.4K 153 0
                                    

"Bagaimana mungkin kau bisa terlambat untuk mengirimkan itu, Walton? Kau bukan seseorang yang kukenal dulu", ucapku padanya yang masih berdiri.

"Kau bahkan tak mengenalku, Chriss", katanya kemudian tidur di bawah kasur. Tentu saja itu kesepakatan kami dari awal pernikahan. Kami tak akan pernah tidur dalam kasur yang sama. Rupanya dia benar-benar memegang erat kesepakatan itu.

"Walton kemarilah.." aku melihat ke arahnya dan tersenyum.

Kedua matanya menatapku untuk beberapa saat kemudian berpaling. "Hentikan, Chriss. Aku ingin beristirahat", ujarnya sambil menutup kedua matanya.

Aku tersenyum sekaligus terenyuh. Sebenarnya dia orang yang benar-benar memegang kata-katanya. Tapi aku tak akan membiarkannya lagi tidur di bawah kasur. Aku bukan wanita yang jahat. Dia sudah terlalu sering kudustai. Aku mencelos.

"Maksudku kau beristirahat di atas sini", kataku.

"Dan kau akan tidur di kamar lain lagi?" tanyanya.

Pertanyaan yang menohok itu membuatku teriris. Walton mengatakan hal itu bukan dengan alasan lain. Tapi saat dia mengatakan itu, hatiku terenyuh mendengarnya. Untuk beberapa saat aku mematung.

"Sudahlah, Chriss. Jangan bicara hal konyol", katanya.

"..."

Aku tak menjawab pertanyaannya yang menohok itu. Aku memilih untuk diam. Tapi tiba-tiba aku merasa lapar. Kemudian aku hendak pergi ke luar. Saat aku menyentuh kenop pintu, Walton tiba-tiba mengeluarkan suara.

"Chriss, kau mau ke mana?" tanyanya. Aku tersenyum. Dia sama sekali tak dapat melihatku tersenyum karena dia berada di belakangku sekarang.

"Aku akan makan", jawabku tapi tak menoleh.

"Hmmm", dia hanya berdehem.

Lalu aku menarik kenop pintu, tapi aku berhenti.

"Walton, jika kau tidak ingin tidur di atas, aku akan tidur bersamamu di karpet itu", kataku lagi dan dengan cepat aku menutup pintu.

Aku merasa jantungku berdegup kencang. "Sepertinya itu keren sekali. Bukankah aku terlihat seperti wanita penggoda? Ohh.." kataku pelan.

Aku berjalan menuruni tangga dan menuju dapur. Terlihat salah seorang house keeper sedang memakai alat penyedot debu di ruang tamu. Rupanya dia menyadari keberadaanku.

"Apa Nona membutuhkan sesuatu?" tanyanya. Dia mencoba membersihkan tangannya dengan pakaiannya.

"Aku ingin makan. Lanjutkan saja pekerjaanmu, Ave", jawabku kemudian tersenyum.

Aku berjalan ke dapur dan mengambil beberapa roti tawar dan selai. Kemudian aku berjalan membuatkan segelas susu cokelat. Aku pun mengoleskan selai blueberry di atas lembaran roti.

Walton, jika kau tidak ingin tidur di atas, aku akan tidur bersamamu di karpet itu.

Tiba-tiba saja aku mengingat perkataanku tadi. Aku tersenyum kemudian menggeleng. "Aku tak boleh memikirkannya terus. Ini hanya untuk tiga tahun, Chrisella Werner. Lakukanlah yang terbaik. Itu saja", tegasku yang entah dengan siapa.

"Nona, mengapa Nona hanya memakan roti? Saya sudah siapkan beef panggang dan menu makanan lainnya", suara Bertha tiba-tiba mengejutkanku.

"Saya akan siapkan meja makan, Nona", lanjutnya.

Dengan cepat kucegah. Aku sama sekali tidak ingin memakan makanan berat sekarang. Beberapa lembar roti dan segelas susu sudah bisa mengenyangkanku.

"Tidak perlu, Bertha. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu", kataku padanya.

"Apa Eveny tidak melayani Nona?" tanyanya lagi.

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang