"Kau yakin nih ngelepas kesempatan tahun ini?" Tanya dokter Kang. Saat ini gue diruangannya dr.Kang , beliau manggil gue setelah jam makan siang tadi.
"Iya dok, saya mau istri dan anak saya ikut. Jadi saya akan cari kesempatan untuk tahun depan atau tahun depannya lagi" balas gue meyakinkan dr.Kang juga meyakinkan diri gue sendiri.
"Oh ya sudah. Terserah kau saja. Benar juga kasian anakmu baru umur sebulan kan?"
"Iya dok"
Gue sudah memantapkan diri untuk mengundurkan diri dari kesempatan beasiswa spesialis tahun ajaran ini. Guenyakin pasti akan ada kesempatan lain nanti. Yang namanya rejeki enggak kemana.
...
Baru saja gue nyampe ruang kerja gue, kala nelpon gue.
"Yang, sibuk ga? Ketemu dikantin bentar. Aku mau ngomong"
"Penting banget yang?" Tanya gue.
"Iya penting sih. Aku kesana sekarang"
"Oke"
Guepun balik keluar ruangan lagi menuju kantin rumah sakit tempat kala ngajak ketemuan.
Gue nyampe duluan dari kala, karen gedung igd dengan kantin lebih dekat daripada gedung poli tempat kala koas.
"Aku beli minum dulu, haus" kata kala.
Gue ingikutin dia pilih minuman, as always pecinta soda kayak kala itu susah dibilangin. Apalagi setelah puasa 9bulan enggak minum soda gini. Hampir tiap hari soda-soda dan soda.
"Kamu mau ngomong sesuatu atau kangen?" Tanya gue.
"Oh iya. Aku mau ngomong lah! Ngapain kangen kamu?"
"Jahat amat! Kok aku kangen kamu terus ya?"
"Yang, ini penting. Jadi tahan dulu gombal-gombalan kamu"
Gue ketawa kecil kemudian ngangguk minta kala lanjutin omongannya.
"Katanya papa harus ke Aussie lagi? Mas kama yang bilang"
"Terus?" Tanya gue.
"Kamu udah tau? Kenapa enggak bilang aku sih?" Raut wajah kala berubah serius dan nyalahin gue banget.
"Aku kira kamu udah tahu keadaan papa sayang, papa harus tetap kontrol disana sampai papa dapat donor. Jantung buatan papa enggak bisa selamanya ngebantu"
Kala diam, kemudian membuang nafas kasar.
"Kalau enggak ngebantu kenapa harus dipasang? Jadi maksud kamu, tidak menutup kemungkinan papa bakal collaps lagi kayak dulu?"
Kali ini gue yang diam. Gue gatau mau jelasin gimana ke kala.
"Sayang, bisa dengerin aku jelasin dulu ga?" Setelah kala ngangguk guepun berusaha jelasin ke kala seditail-ditailnya bagaimana keadaan papa yang sebenarnya. Dan beruntung, kali ini Kala enggak secengemg biasanya. Dia cuma ngangguk mengerti.
"Oke, berarti balik ke Aussie adalah pilihan terbaik buat papa kan?" Tanya dia.
"Iya sayang, dan kita tetap bisa keasana jenguk papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
We got Married! ; Chanyeol [Telah Terbit]
Fanfiction(SUDAH TERBIT) Bisa didapatkan di Gramedia Seluruh Indonesia & Toko Buku kesayangan Anda ❤️ #1 in Fanfiction - 22 September 2017 #1 in Fanfiction - 30 Januari 2018 #1 in Fanfiction - 31 Maret 2018 #1 in Fanfiction - 20 April 2018 #1 in Fanfiction...