"Mas, Kalo ketemu Chaeyoung suru nunggu gue di cafetaria aja ya. Gue mau ketemu pacar gue sebentar aja" Seru Wendy sambil merapikan Buku-bukunya kedalam tas.
"Emang Chaeyoung mau nemuin elo?" Tanya gue ikut merapikan buku-buku gue dan hanya meninggalkan laptop disana. Karena masih ada yang harus gue selesaikan.
"Iya kan pulang bareng" balas Wendy.
"Kenapa enggak lo chat aja?"
"Tu anak paling malas ngecek handphone. Kalo udah janji temuin gue dikelas ya dia bakal straight ke kelas"
"Yaudah"
"Thankyou mas" Wendypun pergi, gue masih cukup betah dikelas nyelesain tugas gue yang ga kalo kerjain di apart pasti bakal stuck. Mending kerjain disini disaat kepala gue lagi lancar-lancarnya.
Tak lama setelah kepergian Wendy, suara langkah kaki mendekat ke arah gue. Guepun mengadah manatap ke sosok yang sedang berjalan kearah gue itu.
"Wendynya mana mas?" Tanya Chaeyoung tanpa babibu duduk di samping gue.
"Ketemu pacarnya bentar, elo disuru tunggu dicafetaria katanya" kata gue berusaha fokus kembali ke tugas gue.
Terdengar ia menghela nafas. "Kalo wendy ketemu pacar bisa sampe malam gue nunggunya"
"Oh ya? Kenapa enggak pulang sendiri aja?" Tanya gue.
Ia menghela nafas lagi kemudian mengarahkan tubuhnya menghadap gue. "Elo tau sendiri mas orang tuanya wendy itu serba banyak tanya. Kalo gue pulang sendiri pasti bakal ditanya wendy mana? Ketemu pacarnya? Kok kamu ga ikut? Hahaha kamu sih ga punya pacar" ekspresi Chaeyoung meniru gaya bicara orang tua wendy benar-benar akurat dan kontan buat gue ketawa "akhirnya gue yang dinistakan gara-gara gapunya pacar" tambahnya dan gue tambah ketawa ngakak.
Karena gue kasian liat chaeyoung nunggu di cafetaria sendirian akhirnya gue mengajukan diri buat nemanin dia disana, sembari menunggu wendy.
Selama beberapa hari ini gue sudah berusaha untuk meredam perasaan gue. Perasaan Semu disaat gue bosan aja. Dan rasa bersalah gue ke Kala dan Axel sanggup menutupi perasaan itu. Perasaan gue Yang sangat Aneh ke Chaeyoung perlahan memudar seiringnya waktu. Buat apa gue suka cewe lain sementara gue punya istri dan anak yang sudah membahagiakan hidup gue 4 tahun belakangan ini. Mengingat kala yang enggak pernah macam-macam sama gue, mengingat hanya gue yang sering macam-macam. Gue merasa bersalah terus menerus, dan itu yang membuat perasaan semua gue teredam dengan cepat.
Seperti wendy yang sudah seperti adik gue sendiri, gue pun memperlakukan Chaeyoung dengan cara yang sama. Karena satu, mereka berdua enggak pernah berusaha mendekati gue seperti yang Cewe lain lakukan, kedua sepertinya mereka ga punya perasaan apa-apa kegue, dan ketiga keduanya berasal dari negara yang sama dengan gue, mengerti bahasa yang sama dan itu yang membuat gue nyaman dan ingin menjadi sosok kakak yang baik.
"Wendy pernah cerita ga mas? Kalo dia pernah pacaran terus dipukulin gitu?"
"Oh ya? Dia ga pernah cerita" balas gue.
"Ckck seandainya mas chanyeol ada disaat itu beh, pasti pengen gebukin tuh cowo"
"Bule?" Tanya gue.
"Enggak, sama kek kita. Ganteng doang, omongannya manis bener tapi tangannya gabisa dijaga" lanjut Chaeyoung.
"Oh ya? Kok bisa ada cowo kek gitu?"
"Ga ngerti mas, cowo itu memperlakukan orang-orang kayak wendy dan gue sebatas imigran ga berduit gitu deh, sementara dia datang kesini sekolah dengan biaya sendiri. Jadi semaunya, sok kaya" cerita Chaeyoung. Banyak hal yang diceritakan cewe itu hingga sekitar pukul 6 sore ada telepon dari kala bertepatan dengan datangnya Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got Married! ; Chanyeol [Telah Terbit]
Fanfic(SUDAH TERBIT) Bisa didapatkan di Gramedia Seluruh Indonesia & Toko Buku kesayangan Anda ❤️ #1 in Fanfiction - 22 September 2017 #1 in Fanfiction - 30 Januari 2018 #1 in Fanfiction - 31 Maret 2018 #1 in Fanfiction - 20 April 2018 #1 in Fanfiction...