Gue dan Kala saling bertatapan setelah keluar dari ruangan dokter di rumah sakit dekat Apart. Kami saling berhadapan tanpa berkata-kata. Lalu bersama-sama menatap kearah Stroller didepan kami yang berisi Axel yang terlelap tidur.
"Aku harus gimana?" Tanya kala. Gue lingkarkan tangan gue pada tubuh kala.
"Gimana , gimana? Kamu harus jaga baby nya biar sehat sampai lahir nanti" gue menguatkan Kala.
"Aku kesini buat bantu kamu, bukan buat tambah beban kamu yang" kata dia.
"Beban apa sih? Justru kalau kamu hamil disana, pasti akan jadi beban aku disini karena ga bisa jagain kamu" balas gue kemudian mengajak Kala keluar dari RS dan mendorong stroller milik Axel.
Di perjalanan pulang Kala terdiam sambil terus memeluk Axel. Apa karena ia merasa kalau waktu hamilnya tidak tepat seperti yang dia katakan kemarin?
Gue jadinya merasa sedikit bersalah dengan kala, gue takut jika pengalaman hamilnya ketika Axel dulu terulang lagi, dia pasti bakal kesakitan lagi. Terus gue mesti gimana?
Seminggu berlalu, Kala lebih sering pusing dan mual, dia enggak minta banyak ini itu, cuman mau didekat Axel. Dia ngidamnya ya nempelin Axel.
"Apa kita kabarin Mama aja kal? Biar ada yang bantu kamu disini"
Kala lagi-lagi menggeleng.
Udah dari awal gue berniat memberitahu kepada orang tua gue dan mamanya Kala kalau kala sedang hamil, tapi kala menolak.
Belum saatnya siapapun tahu perihal kehamilannya dia katanya, karena kehamilannya masih di usia yang rentan."Tapi aku kasian liat kamu bolak-balik kamar mandi, ditambah harus jagain Axel"
Terlebih lagi, kala jarang banget bisa masak karena rasa mualnya. Alhasil ya gue makan beli diluar dan bawa pulang kerumah.
"Enggak usah yang, aku bisa sendiri" katanya.
Jadi gue harus gimna? Dikampus gue gabisa konsentrasi karena mikirin dia dirumah.
Tapi bukan Kala namanya kalau menyerah dengan cepat. Kala berhasil melewati bulan kedua kehamilannya tanpa mengeluh ke gue ataupun ke mamanya.
Dia melewati semua itu sendirian dengan senyum yang selalu ia tampakan ke gue setiap pulang kampus.
"Hi sayang" sapa gue.
"Aku butuh bantuan kamu yang" kata kala.
"Apa?" Gue bersemangat.
"Pakein Axel baju dong, dia dari tadi lari-larian! Aku capek kejarnya" kata dia.
Guepun segera memberikan ransel gue ke Kala dan berjalan menuju ruang tengah dimana sang tersangka utama tengah menikmati tontonannya.
"Acel! Poppa pulang!" Seru gue namun Axel tidak bergeming.
"Acel! Pake baju yuk!" Seru gue lagi tapi dia terus diam, pas gue dekatin tau-tau anaknya udah tidur. Guepun segera matiin TV dan memotretnya dari belakang karena gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got Married! ; Chanyeol [Telah Terbit]
Fanfiction(SUDAH TERBIT) Bisa didapatkan di Gramedia Seluruh Indonesia & Toko Buku kesayangan Anda ❤️ #1 in Fanfiction - 22 September 2017 #1 in Fanfiction - 30 Januari 2018 #1 in Fanfiction - 31 Maret 2018 #1 in Fanfiction - 20 April 2018 #1 in Fanfiction...