Tentu saja kalimat tersebut seperti tamparan keras untuk semua orang yang mengkritik dan menyindir tindakan Amel. Semua orang yang sempat melakukan tindakan itupun langsung menundukkan kepalanya sambil berusaha menghindar dari tatapan mata kedua CEO yang duduk di ujung meja sebagai pemimpin rapat.
"Tentu saja Mr. Marquez. Kita memang harus melihat dari semua sisi termasuk dari sudut pandang Ms. Candrakirana" ucap Gregory Murray — CEO Lighthouse Production yang sudah berumur lebih dari 50 tahun ini masih memiliki paras tegas dengan kharisma kepemimpinan dan aura bijak yang berasal dari bertahun-tahun usahanya dalam menjalankan dan membangun perusahaan Lighthouse Production dari perusahaan ini masih kecil hingga saat ini menjadi pemimpin dalam produksi penjualan tas lokal untuk negeri ini.
Mendengar kalimat yang diucapkan kedua pemimpin dihadapannya membuat saraf Amel yang tadinya penuh dengan kepanikan menjadi lebih tenang.
"Saya sudah menyiapkan berkas dokumen untuk seluruh orang yang hadir pada rapat hari ini namun, karena kesalahan yang di luar kendali jadi bermasalah. Jika berkenan sama bisa menuliskan seluruh summary untuk bahan rapat hari ini di papan tulis"
Leo memperhatikan perempuan mungil dihadapannya ini dengan tatapan penuh ketertarikan.
Mampu mengingat data sebanyak itu? Menarik...
"Anda mampu mengingat semua data itu?" tanya Leo dengan nada tertarik selain itu Gregory juga menatap Amel dengan tatapan tidak percaya.
Melihat reaksi dari kedua pimpinan rapat hari ini tentu membuat seluruh orang yang hadir sibuk berbisik mendiskusikan tawaran yang diberikan oleh Amel. Sebagian besar dari mereka yang hadir tentu mencelanya dan menganggap remeh dirinya namun, hal itu tidak mempengaruhi Amel sama sekali.
"Iya sir. Saya bisa menuliskan kembali seluruh summary data penjualan selama satu dekade ini" jawab Amel dengan nada serius.
"Lanjutkan kalau begitu" ucap Gregory dengan nada tegas namun, pandangannya kearah Amel penuh dengan ketertarikan. Siapa sangka ia memiliki karyawan yang mampu menganalisa dan menghafal data perusahaan selama 1 dekade? Data yang dimaksud juga bukan data yang sedikit.
Amel dengan tenang menuliskan seluruh angka dan hasil analisis yang ia kerjakan selama 3 hari ini di papan tulis dengan rapih. Walaupun, dokumen yang sudah ia siapkan ternyata dihancurkan dan data yang ada di komputernya di hapus tidak menutup kemungkinan orang yang jahat bisa menghilangkan apa yang sudah ia ingat dan pelajari. Amel memang diberikan keuntungan dalam hal menghafal dan mengingat karena sekalinya ia membaca Amel dapat mengingat dengan mudah seluruh kata yang ia baca.
Leo memandang sosok perempuan mungil dengan paras yang cantik itu dengan tatapan penuh ketertarikan sebelum ia meraih ponselnya dan membuka group chat yang berisi 4 sahabatnya.
[Leonardo V.M: Aku kira datang ke Lighthouse itu akan membosankan! Kalau bukan karena VP ku yang bawel menarikku aku tidak akan datang ke tempat ini]
[Rafael: so? Datang atau tidak?]
[Leonardo V.M: Datang! And look what I found!]
[Dimitri Ivansov: What? Another woman to warm your bed?]
Membaca balasan dari sahabatnya, Dimitri membuat ujung bibir Leo berkedut menahan kekesalannya. Kurang ajar, memangnya aku semudah itu berganti perempuan apa pikir Leo dalam hati. Menyadari satu sahabatnya yang seperti biksu yang sibuk bermeditasi karena tidak pernah membalas percakapan yang terjadi di group chat mereka membuat Leo segera mengetik balasan untuk menggoda sahabatnya yang satu itu.
[Leonardo V.M: Diam kau, telur dadar. Urus saja projek pengembanganmu itu. Kalau kamu melihat perempuan itu juga pasti kau akan tertarik]
[Leonardo V.M: Gavinoo~~ apakah kamu tidak penasaran denganku?]
[Rafael: Ngapain Gavin peduli dengan omonganmu yang tidak penting itu]
[Dimitri Ivansov: Damn you Leonardo]
Memperhatikan balasan dari dua temannya dan tidak ada balasan dari Gavin membuat Leo menggerutu pelan. Sahabatnya yang satu itu memang menyebalkan sampai-sampai tidak peduli dengan his sworn brother, apa gunanya persaudaraan ini!?
Meskipun, dari tadi tangannya tidak lepas dari ponselnya yang ia pegang di bawah meja rapat, pikirannya masih berfokus pada penjelasan perempuan yang ada dihadapannya. Akhirnya Leo mengarahkan ponselnya kearah sosok perempuan yang dari tadi di sebut-sebut dengan panggilan Ms. Candrakirana ini untuk memotretnya secara diam-diam dan segera mengirimkan pesan chat kepada mereka.
[Leonardo V.M sent a photo]
[Leonardo V.M: Gimana? Cantik kan?]
[Rafael: Fuck. Me. Baby. Parah]
[Dimitri Ivansov: Woah. What a beauty! Give me, give me! Kamukan masih ada Felicia? Atau siapa itu? Fanny?]
[Leonardo V.M: I know right!?]
[Leonardo V.M: Valerie. Dasar telur dadar bodoh]
Akhirnya setelah membalas chat Leo meletakan ponsel yang dari tadi di pegangnya secara diam-diam. Beberapa saaat berlalu sebelum Leo merasakan ponselnya bergetar pelan. Merasakan getaran yang menunjukkan pesan masuk di ponsel itu membuat Leo mengerutkan dahinya sebelum kembali meraih ponsel yang tadi sudah di simpan olehnya.
Ada apalagi sih duo bawel itu? Kan udah di bilang lagi rapat jadi tidak bisa memegang ponsel terus menerus
Begitu melihat layar ponselnya, Leo terdiam untuk beberapa saat.
Shitttt!!!! Apa yang ia lihat!?!?!
Apa ini aku berhalusinasi!? Sosok biksu yang sangat jarang muncul di group chat mereka akhirnya muncul dan berkomentar mengenai perempuan cantik yang di fotonya diam-diam.
[Gavino Ramirez: Hm. Cantik]
What the f***!?
Apa yang aku lihat!? Apakah ini benar-benar terjadi!?
Sementara Leo yang masih tercenung karena kaget melihat ponselnya, Amel masih sibuk menjelaskan analisis yang ia buat selama 3 hari belakangan ini dengan sangat terperinci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...