F.M 154 - Let me in and give me everything.

19.3K 787 111
                                    

Chapter playlist:
Lily — Alan Walker, K-391, Emelie Hollow

Halo semuanya!!!😝
Siapa yang nungguin kelanjutan mereka?🙋🏻‍♀️
Maaaf ya kana besok ujian statistik jadi dari tadi masih sibuk belajar huhu, jadinya cuma bisa up dua part hari ini mana malem juga lagi huft.
maaaf ya semuaaa!
Selamat membaca chapter ini
&&&
Jangan lupa comment sama votesnyaa!!😍
mwaaa😙😙

***

I love your silence.
It is so wise.
It listens.
It invites warmth.

***

Mandarin Oriental, Paris, French.

Pemandangan kota Paris malam ini membuat Amel tertegun untuk beberapa saat ketika melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan kota Paris malam ini membuat Amel tertegun untuk beberapa saat ketika melihatnya. Ini kali pertamanya ia melihat kota yang terkenal akan keindahannya ini di malam hari. Dengan bangunan-bangunan tua yang mengelilingi mereka dan Menara Eiffel yang dipenuhi oleh lampu yang berkelap-kelip membuat pemandangan kota ini menjadi semakin indah karenanya. Memperhatikan suasana beranda tempatnya berdiri saat ini mau tidak mau membuat dahi Amel berkerut samar. Untuk Gavin membawanya menginap di sebuah hotel merupakan hal yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

Amel mengerti untuk tipe laki-laki seperti Gavin yang sangat menyukai ketenangan hotel bukan merupakan pilihan yang baik untuknya. Jadi, kenapa tiba-tiba laki-laki ini mengajaknya untuk beristirahat di hotel malam ini? pertanyaan tersebut lagi-lagi menganggu pikirannya saat ini membuat Amel mau tidak mau kembali menyesap gelas wine yang sedari tadi berada di dalam genggamannya.

Sudahlah...ia sudah tidak ingin berpikir banyak, ia hanya ingin menikmati malam ini.

Setelah Gavin memberikan mendengarkan laporan dan memberikan beberapa instruksi kepada beberapa pengawal pribadinya, ia segera membubarkan mereka sebelum berjalan meninggalkan ruang kerja kamar hotel ini untuk mencari kucing kecilnya yang tidak terlihat batang hidungnya sedari tadi.

Apa kucing kecilnya masih marah?

Perlahan kedua mata biru itu dipenuhi oleh kilat humor yang membuat ujung bibir tipis laki-laki terangkat samar tanpa ia sadari sebelumnya. Berjalan menuju ruang tengah yang di dominasi oleh interior berwarna putih itu langkah kaki Gavin terhenti sesaat begitu ujung matanya menangkap sosok mungil yang saat ini bersandar pada pagar pembatas beranda yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini.

Kedua kakinya langsung melangkah mendekati sosok mungil tersebut namun, begitu melihat angin malam menerpa tubuh mungil yang langsung bergetar pelan itu Gavin langsung meraih selimut kasmir yang terlipat rapih di atas sofa sebelum melanjutkan langkah kakinya.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang