Suasana taman belakang pekarangan Ramirez Mansion malam ini terlihat dipenuhi oleh dekorasi indah yang menyulap penampilan taman belakang yang tadinya terlihat monoton menjadi lebih menarik, teruma dengan hiasan lampu dan beberapa meja dan kursi tambahan untuk merayakan tahun baru hari ini. Kana yang sudah datang sedari tadi memutuskan untuk menikmati gelas wine yang baru ia ambil di pinggir danau yang di hiasi oleh pantulan bulan malam ini. Kedua matanya menerawang kearah pemandangan indah dihadapannya saat ini. Entah apa yang Kana pikirkan saat ini, tidak ada yang bisa menebak pikirannya sama sekali.
"Kau terlihat banyak pikiran" suara berat yang familiar dalam ingatannya perlahan terdengar di telinganya.
Sosok laki-laki dengan setelan jas berwarna maroon itu berdiri tepat di sisi Kana sambil memandangnya dengan senyum tipis menghiasi wajah tampannya saat ini.
Kedua alis Kana terangkat begitu ia melirik siapa sosok yang menganggu waktu kesendiriannya saat ini. Senyum samar terbentuk di wajahnya sebelum ia kembali menatap permukaan danau yang tenang dihadapannya. "Bukankah itu yang namanya hidup? Penuh pikiran meskipun, kadang pikiran itu sendiri hanya sebuah ilusi bawah sadar kita. Tidakkah kau menyadari bahwa waktu terlalu cepat berlalu, Dimitri?" ucapnya perlahan.
"Kau terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak. Apakah kamu tidak menyadari bahwa, kamu telah memiliki pencapaian yang tidak kamu miliki sebelumnya di tahun-tahun sebelumnya?" balas Dimitri masih dengan senyum yang sama. Kedua matanya ikut menatap permukaan danau saat ini.
"Apa maksudmu?" tanya Kana perlahan sambil mengerutkan dahinya perlahan. Tubuhnya bergerak untuk menatap sosok laki-laki dihadapannya saat ini. Kedua mata jernih itu menatap Kana dengan lembut sebelum tangan Dimitri terulur untuk mengelus pelan puncak kepala Kana.
"You little girl, sudah mau pergantian tahun dan kamu masih clueless seperti ini. Pantas saja kamu selalu di bully sama Gavin tsk, tsk, tsk" jawab Dimitri dengan nada yang di buat-buat.
Mendengar ucapan Kana menyipitkan kedua matanya sebelum mendengus kesal. "Humph! Aku sudah besar tahu! Sudah 20an! Dan lagi...Gavin memang suka mengintimidasi! Emang naluri bawaan lahirnya begitu!" ucap Kana dengan ketus.
You little....kamu pikir kenapa sifat Gavin seperti itu? Bukankah kamu yang membuatnya seperti itu? Ah...sudahlah....adik kecil mereka memang tidak bisa di lawan. Bisa-bisa hancur image mereka jika menyinggung adik kecil mereka ini!
Dia yang memegang kendali masa depan mereka semua!
"Awal 20-an, bahkan kamu lebih muda dari Amel. You will always be our dearest little baby sister" jawab Dimitri dengan nada yang mengekspresikan kasih sayangnya namun, Kana yang mendengar itu hanya bersedekap dengan membuang mukanya dengan cepat.
"Tidakkah kamu menyadari bahwa...kami semua adalah pencapaian terbaikmu selama ini?" ucapan Dimitri langsung membuat seluruh tubuh Kana menegang mendengarnya. Kedua matanya membelalak lebar sebelum ia kembali menatap permukaan danau yang tenang di hadapan mereka. Perlahan senyum tipis terbentuk di wajahnya, kedua matanya menghangat sebelum ia menyesap wine yang ada di dalam genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...