Tidak begitu memperhatikan permbicaraan orang-orang disekitarnya pandangan Gavin masih terus terfokus kearah sosok menjijikkan dihadapannya. Selama tiga hari ini suasana hati Gavin benar-benar buruk, semua orang yang berada disekitarnyapun ikut merasakan akibatnya. Tidak terkecuali keempat sahabatnya yang selalu berada disisinya. Semenjak kucing kecilnya masuk ke dalam keadaan vegetatif sikap Gavin benar-benar memburuk. Bahkan Leo yang selalu berusaha menggodanya setiap ada kesempatan memilih untuk tidak menyinggungnya. Amarah memenuhi seluruh tubuhnya meskipun, ia sudah mendengar teriakan ampun dari mereka atau bau darah memenuhi ruangan ini tetap saja hal itu tidak meredakan amarah yang dirasakannya.Ia menyalahkan keadaan.
Ia menyalahkan Rafael karena tidak menolong kucing kecilnya lebih cepat, ia menyalahkan kelompok sialan yang berusaha menyakiti kucing kecilnya, ia menyalahkan manusia bajingan ini karena semua hal ini bermula darinya namun, yang lebih ia salahkan adalah dirinya sendiri.
Ia menyalahkan dirinya karena tidak bisa melindungi kucing kecilnya.
Perasaan campur aduk ini. Rasa amarah yang ia rasakan ini. Hal ini benar-benar membuat Gavin frustasi untuk beberapa hari terakhir. Seluruh perasaan ini membuatnya bingung. Bagaimana bisa ia memiliki dorongan yang kuat untuk memiliki Kira? Padahal Gavin sendiri tidak pernah tertarik dengan makhluk yang dinamakan perempuan, menurutnya perempuan itu cuma sebuah distraksi yang tidak ia butuhkan. Siapa sangka kejadian Aurora dapat merubah pandangan Gavin selama ini? Harum tubuhnya dan kulit lembut kucing kecilnya itu benar-benar membuat Gavin...merasa nyaman. Biasanya jika ia bersentuhkan dengan lawan jenis, ia selalu merasa jijik dan risih namun, tidak dengan perempuan ini.
Semenjak hari itu Gavin memutuskan bahwa ia harus memiliki perempuan mungil itu.
Kucing kecilnya.
Kira-nya.
Hal yang membuat Gavin bingung adalah dorongan untuk memiliki yang membuatnya tidak bisa berada jauh dari kucing kecilnya. Rafael adalah korban utamanya selama beberapa minggu terakhir untuk menginformasikan kehidupan sehari-hari kucing kecilnya yang bahkan kucing kecilnya sendiri tidak mengetahui bahwa Gavin itu ada!
Entah apa arti dorongan ini. Persetan dengan hal itu. Pokoknya ia harus segera memiliki kucing kecilnya.
Ia memutuskan di akhir minggu ini untuk mengadakan acara untuk menyambut Lighthouse menjadi bagian dari Ramirez Corporation dan mengundang seluruh karyawan Lighthouse dan beberapa perwakilan dari anak perusahaan lainnya. Tentunya acara ini hanyalah alasan belaka, tujuan utamanya adalah untuk bertemu dengan Amel. Gavin sadar bahwa ia tidak bisa seperti ini, rasa kesal yang ia rasakan karena kucing kecilnya tidak berada dalam jarak pandangnya membuat suasana hatinya memburuk akhir-akhir ini. Namun, siapa sangka malam itu ia malah mendengar berita yang tidak ia duga sebelumnya?
Ketika Gavin mendengar kabar tersebut, ia merasa segalanya terhenti sesaat. Meskipun, ekspresi wajah Gavin tidak mengalami perubahan tetapi, ia bisa mendengar degup jantungnya berdetak dengan keras. Rasa khawatir memenuhi hatinya seperti kumpulan semut menggerogoti hatinya. Melihat keadaan Amel yang pucat membuat Gavin hampir kehilangan akal sehatnya. Tatapan haus darah akan semua orang yang menyakiti kucing kecilnya terlihat jelas dari kedua mata birunya yang terlihat ganas. Sejak Gavin melihat keadaan lemah perempuan yang menarik perhatiannya itu, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melindungi kucing kecilnya.
Gavin tidak akan membiarkan kejadian ini terulang kembali.
Tidak.
Ia tidak akan membiarkan itu terjadi.
Ia tidak akan membiarkan kucing kecilnya menghilang dari pandangannya. Tidak sekarang. Tidak nanti.
Tidak akan pernah.
Hell would freeze before he let his little kitten go.
"Kau menyukainya" suara serak terdengar oleh Gavin membuatnya tersadar dari pikirannya. Ia menatap tajam kearah laki-laki yang saat ini terduduk dihadapannya dengan keadaan yang menyedihkan. Tatapan merendahkan yang bukannya membuat laki-laki tersebut ketakutan malah membuatnya terkekeh pelan.
"Kau menyukainya, Yang Mulia Ramirez" ulangnya lagi masih diantara kekehan yang terdengar menyeramkan itu. Gavin yang mendengar kalimat tersebut tidak menjawab ataupun mengelak pernyataan tersebut dan hal itu semakin membuat laki-laki dihadapannya tertawa seakan hal yang diucapkannya merupakan hal yang sangat lucu.
"Siapa yang menyangka akan hal ini?" ucap Johanson pelan setelah tawanya mereka. Johanson menatap sosok laki-laki yang memancarkan aura bangsawan dihadapannya dengan tatapan penuh humor. Siapa yang dapat mengira bahwa sosok yang paling berkuasa di negeri ini tertarik dengan perempuan biasa seperti bawahannya itu? Bawahan yang membuatnya berada di dalam keadaan sulit seperti ini.
Amelia benar-benar membuatnya berada dalam keadaan sial saat ini.
Sangat amat sial.
TO BE CONTINUED
#ForeverMineFacts:
Kondisi Vegetatif atau biasa dikenal dengan kondisi vegetatif presisten adalah sebuah kondisi dimana pasien mengalami kerusakan (masalah) pada jaringan otak yang membuat kondisi pasien berada di antara sadar dan tidak sadar. Pasien tidak memberikan respon atau reaksi kognitif apapun terhadap rangsangan yang ada disekitarnya. Kondisi pasien untuk bernafas dan lainnya juga harus di bantu dengan beberapa alat bantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...