Gavin merupakan sosok yang observant, bahkan untuk hal terkecilpun Gavin dapat mengetahui perubahan kecil yang terjadi. Seperti saat ini, Gavin dapat melihat dengan jelas ekspresi garis wajah Amel yang menunjukkan rasa ketakutannya walaupun, kalau boleh ia bilang perempuan ini sangat pandai dalam menutupi jejak perasaannya sehingga perubahan ekspresi yang terlihat sangatlah samar."Kamu tidak perlu takut. Aku tidak akan menyakitimu" ucap Gavin sambil mengulurkan lengannya untuk menepuk pelan puncak kepala Amel yang langsung di tepis oleh tangan kecilnya. Tatapan penuh kekesalan itu diarahkan padanya membuat Gavin menaikkan kedua alisnya.
"Gak usah pegang-pegang. Lepaskan aku. Biarkan aku pergi, Vino. Keluargaku akan khawatir padaku jika aku menghilang seperti ini. Apa kamu mau polisi datang ke rumahmu dan menggeledah tempat tinggalmu ini? Hm?" balas Amel dengan sengit. Suasana hatinya benar-benar memburuk karena situasi ini.
Apa susahnya laki-laki ini melepaskannya sih? Amel bukan perempuan kaya apalagi, punya status tinggi. Untuk laki-laki seperti Vino sosok seperti dirinya ini bisa disamakan oleh debu yang menempel pada bajunya!
"Keluargamu tidak ada disini, Kira. Abel Giovanni dan istrinya saat ini berada di Italia. Membuka usaha restoran kecil untuk melanjutkan hidup dan sudah beberapa tahun terakhir kamu tidak mengunjungi mereka. Hanya mengirimkan uang untuk mereka. Kamu sendirian disini kecuali teman-teman kerjamu yang sudah aku urus" perkataan Gavin membuat tubuh Amel menegang. Tatapan tidak percaya diarahkan pada laki-laki yang saat ini masih terus menatapnya dengan tatapan dalam seakan berusaha mencari tahu dirinya dan hal itu benar-benar membuat Amel menjadi sangat tidak nyaman.
Jantung Amel terasa seperti hampir meledak. Rasa takut dan khawatir menyelimuti seluruh tubuhnya.
Ini benar-benar di luar dugaannya!
Bagaimana bisa Gavino Ramirez sampai mencari latar belakangnya!? Apa laki-laki ini menemukan sesuatu yang aneh? Oh tidak!! Semoga saja tidak!!
Tapi, tidak mungkin bukan? Semuanya sudah di desain sedemikian rupa supaya tidak ada seorangpun yang mngetahuinya...
Tapi...ini Gavino Ramirez...
Semoga aja ia tidak menemukan hal yang mencurigakan kalau iya...habislah aku!!
Kedua mata Amel menatap gerak gerik Gavin dengan tatapan penuh waspada. Berusaha melihat tanda-tanda kecurigaan dari kedua mata biru tersebut.
"Ap...apa yang kau...kau...mencari latar belakangku!?" pekik Amel dengan terbata-bata. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang membuatnya bahkan bisa mendengar suara jantungnya sendiri. Ugh! Tenanglah Mels, kalau kamu harus terlihat normal atau enggak Vino bisa curiga!
"Tentu saja. Bukannya, itu hal yang normal untukku lakukan? You're my woman. Aku harus tahu segala hal tentangmu, bukan?" jawab Gavin seakan hal yang melanggar privasi orang ini bukanlah hal besar yang perlu dipermasalahkan sama sekali. Belum lagi tatapan mata polos tanpa bersalah itu.
Rasanya Amel ingin menggaruk wajah tampan dihadapannya ini!
Sejak kapan mencari latar belakang orang tanpa izin merupakan hal normal!? Jalan pikir orang kaya memang aneh!
Tapi, bukan itu fokusnya saat ini. Untuk sekarang, yang harus ia tahu adalah seberapa banyak informasi yang laki-laki ini ketahui!
"Kau...kau tidak bisa segampang itu mencari tahu latar belakang orang lain! Itu gak sopan tahu!!" bentak Amel dengan tatapan kesal.
"Kalau bukan background check bagaimana aku tahu mengenai tentangmu?" tanya Gavin dengan nada polos yang sukses membuat Amel rasanya ingin memukul jidatnya dengan kedua tangannya saking kesalnya berhadapan dengan Gavin.
"Ya..dengan cara pada umumnya dong. Apa kamu gak bisa berinteraksi dengan normal kayak orang pada umumnya apa? Kalau mau tahu tentang kehidupan seseorang ya kamu harus bertanya pada orang itu. Membuka obrolan!"
"Tapi, kalau kamu bohong bagaimana? Udah begitu bisa saja apa yang kamu ucapkan itu hanya permukaan luarnya saja. Bagaimana caranya aku bisa tahu kamu secara detail?"
Oh my god...
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...