Langkah kaki Gavin terhenti begitu ia memasuki ruang kerjanya dimana ia dapat melihat sosok yang tidak ia duga sama sekali sedang menikmati secangkir teh dengan santainya. Dari ujung matanya, ia juga dapat melihat Diego duduk di sofa sambil memainkan ponselnya."Belum kembali?" tanya Gavin perlahan sambil berjalan mendekati dua sosok yang menatapkan untuk sesaat sebelum kembali dengan kesibukannya masing-masing. Jelas-jelas aksi ini menunjukkan kekesalan yang mereka berdua rasakan.
"Belum. Ada yang harus aku diskusikan denganmu, Gav" jawab Yun Sheng sambil meletakkan cangkir teh yang sedari tadi ia pegang di permukaan meja sebelum menatap Gavin dengan ekspresi serius. "Ini mengenai pasien mungilku" lanjutnya denan nada yang sama.
Kedua alis Gavin terangkat perlahan sebelum berjalan mendekati keduanya dan duduk tepat di hadapan mereka berdua. Kedua kakinya saling menyilang sebelum salah satu lengannya menompang kepala Gavin. Kedua matanya menatap Yun Sheng seakan berkata "lanjutkan".
"Apa yang perempuan ini lakukan sampai-sampai bisa membuat kalian terikat dalam genggamannya seperti ini?" ucap Diego dengan nada mencemooh sambil menatap kakak laki-lakinya dan sepupu bodohnya ini dengan ekspresi mengejek.
"Tidakkah kelakuan kalian ini terlalu berlebihan?" ucap Diego dengan nada kesal.
Bukannya berusaha meredakan kekesalan Diego, Yun Sheng malah menatapnya dengan ekspresi yang mampu membuat Diego rasanya ingin segera menonjok wajah sepupunya ini. "Keh. Apapun akan aku lakukan demi pasien mungilku yang manis itu. Humph!" jawabnya dengan nada yang berlebihan.
Diego yang mendengarnya langsung menyipitkan kedua matanya kearah Yun Sheng. Ia tahu betul bahwa Yun Sheng bukan merupakan orang yang mudah bergaul dengan orang lain dan untuknya sampai-sampai bisa bersikap seperti ini benar-benar membuat Diego berpikir berulang kali mengenai perempuan yang saat ini tinggal di dalam mansion ini.
Apa perempuan ini secantik itu sampai-sampai bisa membuat manusia se-introvert Yun Sheng untuk menyukainya? pikir Diego sambil mengerutkan kedua alisnya. Sepertinya benar dugaanku, perempuan ini benar-benar tidak semudah yang dibanyangkan pikirnya sebelum kedua matanya perlahan menatap Yun Sheng dan Gavin secara bergantian.
Untuk dapat membuat dua anggota Ramirez yang paling susah untuk didekati siapapun luluh, Diego akui bahwa perempuan ini benar-benar hebat.
Keh, ini akan semakin menarik pikirnya dalam hati.
"Jadi, ada apa?" tanya Gavin kearah Yun Sheng, tidak begitu mempedulikan reaksi Diego saat ini. Tentu saja Gavin sudah dapat menebak apa yang ada di dalam pikiran adik bodohnya ini namun, ia memutuskan untuk tidak menanggapi segala ucapannya, biarkan kucing kecilnya yang akan menjadi lawan berdebat adik bodohnya ini.
Lagipula kucing kecilnya terlalu lama di manja selama tinggal di dalam mansionnya ini, memberikannya sedikit mainan untuk menemani hari-harinya, bukan hal buruk bukan? Dengan sikap Amel yang kadang memiliki mulut tajam jika terprovokasi, memberikan Diego untuk menjadi mainannya merupakan keputusan yang cukup menarik untuk Gavin. Setidaknya, kucing kecilnya tidak akan terlalu bosan dengan kehidupan mansion ini.
Jika saja Diego mengetahui apa yang ada di pikiran Gavin saat ini, ia pasti akan langsung meledak penuh amarah sambil menatap Gavin dengan ekspresi seakan ia baru saja diperlakukan dengan sangat tidak adil oleh Sang Kakak.
Bagaimana seorang kakak menjual adik kandungnya sendiri untuk dijadikan mainan!?
This brother of his really a ruthless man...
"Elder Cousin, ini tentang pasien mungil kesayangku" ucap Yun Sheng dengan ekspresi serius. "Hasil pemeriksaan tubuhnya secara lengkap sudah keluar dan aku juga baru memeriksa tubuhnya beberapa saat lalu. Untuk luka yang terjadi selama penyerangan sudah terlihat perubahannya" ucap Yun Sheng yang langsung di potong oleh pertanyaan Diego.
"Ada apa? Penyerangan apa? Tadi, di kamar Amel juga kamu membahas penyerangan, Sheng. Apa yang terjadi? Apa mansion ini di serang?"
Pertanyaan bertubi-tubi Diego hanya di balas oleh keheningan dari Yun Sheng. Perlahan ia melirik Gavin seakan bertanya apa yang harus ia lakukan saat ini namun, begitu melihat Gavin menganggukkan kepalanya perlahan akhirnya pandangan Yun Sheng kembali kearah Diego sebelum menceritakan seluruh kejadian dari awal hingga Amel tinggal bersama Gavin di mansion ini.
"Sikapmu ini...seperti sedang memungut kucing liar tahu" ucap Diego perlahan sambil memijat pelipisnya. Ia benar-benar tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa. Ini benar-benar tidak seperti sikap kakaknya dan ia benar-benar tidak tahu ini sebuah pertanda bagus atau buruk...
"Taming the wild cat is the most interesting one" jawab Gavin pelan namun, mendengar itu rasanya hampir membuat Diego menyemburkan teh yang sedang ia minum.
Sejak kapan kakaknya jadi seperti ini, ah?!
TO BE CONTINUED
#MiniTheater:
Kana: "Hellow guys! balik lagi ke mini theater fm!! *wuhuw clap hands* kali ini kita ke datangan tamu dari dokter jenius kita....Yun Sheng!"Yun Sheng: "Halo semuanya!" *bow down*
Kana: "Hai Yun Sheng! Kita-kita mau tau nih, kok bisa kayaknya udah deket banget sama Amel? Kan kamu jarang interaksi sama Amel?"
Yun Sheng: "Humph! Kata siapa jarang? Amelia itu pasien mungil kesayangku tahu! Tentu aja, aku deket. Amel itu lucu apalagi kalau udah mulai ngerajuk gak mau minum obat —"
Gavin: *dateng pelan-pelan lalu berdiri tepat di belakang Yun Sheng*
Kana: "..." *panik* *cold sweat* *berusaha mati-matian kasih kontak mata ke Yun Sheng*
Yun Sheng: "Aku harus bujuk dia pelan-pelan supaya mau minum obat. Na, kamu harus interaksi dulu sama Amel baru tahu kalau Amel itu beda dari perempuan lainnya. Tentu saja aku dekat —" *gak ngeh sama kontak mata kana*
Kana: "ugh...Sheng..." (dalam hati: Yun Sheng, cepat berhenti bicara!!! aaaa!! Yang Mulia Gavin sudah menatapmu seperti itu!!!) *menangis histeris dalam hati*
Yun Sheng: "Dan tentu saja aku menyukainya!" *benar-benar gak sadar akan bahaya yang ia hadapi saat ini*
Kana: "..." (dalam hati: DEAD!! DEAD!!! You're totally dead!!!!)
Gavin: "..."
Yun Sheng: "Kenapa ekspresimu seperti itu, Na?" *ekspresi polos + super penasaran*
Kana: "..."
Gavin: "Nathanael"
Yun Sheng: *membeku seketika* (daam hati: FUCKKK!!!!!) *natap tajam ke kana* ( dalam hati: Kana, pengkhianat! kenapa gak ngasih sinyal sih!?)
Kana: (dalam hati: wuwuwu...akukan udah kedip-kedip dari tadi, Sheng) 😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...