Ramirez Mansion, NYC.Maybach hitam yang terlihat bergerak dengan mulus di tengah keheningan malam ini terlihat memasuki kawasan Ramirez Mansion sebelum akhirnya berhenti tepat di hadapan pintu masuk bangunan utama. Laki-laki tua yang sudah berumur 50 tahunan dengan pakaian butler lengkap terlihat berdiri di hadapan pintu yang terbuka lebar dengan ekspresi yang penuh dengan kekhawatiran.
"Selamat datang kembali, Master" sambut laki-laki tersebut sambil membungkukkan tubuhnya. Ia menyambut sosok Gavin yang baru saja melangkah turun dari Maybach hitam yang baru saja berhenti dihadapannya.
"Terima kasih, Paman Cheng" jawabnya singkat sambil melangkah masuk diikuti oleh Butler Cheng dan Jiro yang berada tidak jauh dibelakangnya. Ekspresi wajah Butler Cheng yang penuh kekhawatiran tidak luput dari pandangan Gavin sukses membuatnya mengerutkan dahinya perlahan. "Bagaimana keadaannya, Paman Cheng?" tanya Gavin sambil berjalan kearah lantai dua kawasan sayap timur bangunan mewah tersebut.
Butler Cheng terdiam beberapa saat ketika mendengar pertanyaan majikannya, Ia seakan sedang nimbang-nimbang sesuatu sebelum akhirnya menghela nafas gelisah, ia memutuskan untuk berkata jujur mengenai pendapatnya mengenai kejadian yang baru saja terjadi beberapa saat lalu yang sukses membuatnya nyaris terkena serangan jantung. "Cukup buruk, Master. Kondisi Ms. Amelia saat ini cukup mengkhawatirkan. Dari melihat keadaannya, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa luka yang di derita Ms. Amelia cukup serius" jawabnya pelan. Semua orang yang mendengar penjelasan Butler Cheng dapat mendengar nada khawatir laki-laki tua tersebut.
Bagaimana ia tidak khawatir? Young Master Rafael tiba-tiba membawa sosok perempuan penuh dengan darah di dalam pelukannya sambil berteriak kearahnya untuk segera menghubungi Dokter Yun yang merupakan dokter sekaligus sepupu mereka berdua untuk segera datang saat ini juga.
Kerutan yang terbentuk di wajah Gavin terlihat semakin dalam ketika mendengar penjelasan butler yang saat ini berjalan dibelakangnya. Suhu udara di sekitar mereka terasa semakin dingin membuat Jiro dan Butler Cheng tanpa sadar saling bertukar pandangan dengan gelisah.
Gavin memasuki salah satu ruangan dimana ia melihat Rafael yang berada tidak jauh dari posisinya saat ini sedang menatap kosong kearah salah satu sudut ruangan tanpa menyadari kehadiran tiga sosok tambahan di ruangan yang terlihat seperti ruang duduk tersebut.
"Rafael" panggil Gavin dengan nada dingin.
Mendengar suara familiar membuat Rafael tersadar dari lamunannya sebelum mengarahkan pandangannya kearah Gavin yang menatapnya dengan tatapan tajam.
Gavin dapat melihat dengan jelas hampir seluruh sisi depan pakaian Rafael di penuhi oleh noda darah yang membuat tatapannya menjadi semakin menggelap begitu ia melihat situasi dihadapannya.
"Bagaimana?"
Mendengar pertanyaan Gavin, Rafael hanya bisa terdiam beberapa saat sebelum menggelengkan kepalanya pelan. "Entahlah, Gav. Sudah satu jam lebih, Yun Sheng berada di dalam sana" jawabnya pelan. Rafael perlahan merebahkan tubuhnya kearah sofa yang didudukinya sebelum menutup kedua matanya dengan satu lengan. "Ini benar-benar close call, Gav. Jika saja aku pulang lebih awal atau aku tidak menyadari kegaduhan itu...aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi dengan kucing kecilmu" gumamnya pelan.
Gavin terdiam mendengar ucapan Rafael. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikiran olehnya saat ini. Beberapa saat berlalu sebelum akhirnya Gavin meraih ponsel yang berada di saku celananya dan menekan satu kotak nomor yang familiar dalam ingatannya sebelum meletakkan ponsel tersebut kearah telinganya.
"Semua yang terlibat. Basement. Leroy Mansion" ucapnya singkat sebelum menutup sambungan tersebut tanpa menunggu balasan dari ujung panggilan yang dibuatnya.
Dari sudut matanya Rafael memperhatikan sosok sepupunya saat ini. Tumbuh bersama Gavin membuatnya dengan mudah mengerti seluruh perubahan ekspresi apapun yang ada pada wajah sepupunya ini. Walaupun, sosok Gavin saat ini terlihat tenang dengan ekspresi wajah datar dengan aura dingin yang selalu menyelimuti disekitar tubuhnya, Rafael dapat melihat dengan jelas bahwa sosok sepupunya ini terlihat khawatir. Sangat khawatir.
Kedua mata biru itu benar-benar mengkhianati ekspresi datar yang pampang di wajahnya.
"Aku sudah menghajar mereka. Enggak mati sayangnya. Perhatianku langsung terfokus dengan kondisi Amelia saat itu" ucapnya pelan.
"Mhm. They're mine to deal with" balasnya singkat namun, ucapan itu sukses membuat Rafael menatap tepat kearah kedua mata biru Gavin sambil mengangkat sebelah alisnya. Kedua mata yang jelas menunjukkan ekspresi tidak percaya.
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...