Amel benar-benar bingung harus bagaimana sekarang. Ini benar-benar pertama kalinya ia berada di situasi seperti ini. Situasi yang benar-benar membuatnya sampai lelah mental sendiri. Ia tumbuh dengan masa kecil yang keras, dimana ia tidak mendapat apa yang banyak orang sebut dengan kasih sayang. Hanya ada rasa sakit dan kerja keras yang selalu menemaninya sedari kecil.Untuknya tiba-tiba berada di dalam situasi ini benar-benar hal pertama yang ia rasakan. Selama ia tinggal disini, Amel merasa diperlakukan sangat baik. Dari Butler Cheng, Vina dan pelayan serta petugas keamanan Ramirez Mansion ini memperlakukannya dengan sangat hormat, belum lagi dokter keluarga mereka yang bernama Yun Sheng. Laki-laki yang ternyata Amel baru ia ketahui bahwa laki-laki asia ini merupakan bagian dari generasi penerus Keluarga Ramirez saat ini.
Ia selalu membantunya dalam memperbaiki kondisi tubuhnya yang lemah ini walaupun, terkadang dalam hati Amel sering merutuki laki-laki ini karena selalu memberikan jenis-jenis obat tradisional yang rasanya...ugh!!! Gak usah di tanya lagi.
Super duper gak enak.
Tentu saja semua penolakan Amel langsung hilang di telan oleh balasan Yun Sheng yang selalu berkata bahwa "ini baik untuk kesehatanmu, Amel bla-bla-bla" Amel sendiri sudah muak mendengarnya.
Pokoknya Yun Sheng memperlakukannya seperti seorang ibu yang sibuk menasehati anaknya yang nakal. Dari jenis makanan apa saja yang harus di makan, jenis obat apa saja yang harus di minum dan lebih parahnya lagi jenis pakaian saja harus detail akan bahan apa saja yang harus digunakan agar melindungi dirinya dari angin musim gugur ini.
Kadang...Amel sampai-sampai merasa apa laki-laki merupakan jelmaan dari sosok ibu? Kenapa repotnya bahkan, melebihi sosok ibu pada normalnya? Walaupun, Amel tidak memiliki kenangan apapun mengenai sosok Ibu tetapi, sedikit-sedikit ia mengerti seheboh dan seribet apa perhatian sosok ibu kepada anaknya.
Dan saat ini Amel berada di posisi anak dan Yun Sheng berada di posisi Ibu.
Miris.
Menyadari setiap interaksi mereka dua saja rasanya ia ingin tertawa sambil menangis meratapi hidupnya kenapa tiba-tiba ia memiliki sosok laki-laki seheboh ini. Selain Yun Sheng adalagi sosok yang beberapa hari ini selalu menganggu hidupnya.
Diego Ramirez.
Sosok laki-laki sialan yang satu ini memang kadang-kadang hampir rasanya membuat seluruh kepalanya meledak menahan emosi. Perkataan sarkastiknya, sikapnya yang sering memprovokasinya, kalimat-kalimat ejekannya. Astaga...kalau Amel tidak melihat penampilan laki-laki ini mungkin, ia mengira bahwa adik laki-laki seorang Gavino Ramirez adalah bocah laki-laki berumur 5 tahun.
Sikapnya benar-benar seperti anak kecil!
Walaupun begitu, Amel dapat merasakan bahwa laki-laki ini sama sekali tidak memiliki niatan buruk kepadanya. Bahkan, kadang...KADANG ia merasa bahwa laki-laki ini menunjukkan sisi perhatiannya, dengan caranya sendiri tentunya. Meskipun, tetap tidak menutup kekesalan yang ia rasakan setiap berurusan dengan laki-laki sialan ini.
Dan yang terakhir adalah...sumber dari segala sumber apa yang terjadi kepadanya ini. Penyebab ia berada disini dan tidak bisa pergi sama sekali.
Yep.
Gavino Ramirez.
Kadang laki-laki ini membuat Amel bingung sendiri. Rasanya ia benar-benar ingin membuka kepala Gavin untuk mengetahui apa yang sebenarnya ia inginkan dan pikirkan selama ini. Sikapnya kepada Amel tidak bisa di bilang buruk...bahkan, ia bisa mengakui bahwa sikapnya benar-benar sangat baik kepadanya. Meskipun ekspresi wajah laki-laki ini selalu terlihat dingin dan datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun, entah bagaimana caranya Amel selalu dapat merasakan suasana hati laki-laki ini hanya dengan melihat wajahnya. Ketika laki-laki ini berusaha menggodanya ataupun memarahinya. Ia dapat mengetahuinya dengan mudah. Tentunya ia juga merasakan bahwa sikap Gavin kepadanya benar-benar tidak memiliki niatan buruk sama sekali dan hal itu semakin membuatnya bingung dan waspada karenanya.
Sejak kapan seseorang memperlakukan orang asing dengan sangat baik seperti ini?
Apa tujuannya?
Begitu Amel mengingat ucapan laki-laki ini ketika mereka membicarakan "cara pembayaran hutang" sialan itu, ekspresi wajah Amel langsung menggelap mengingatnya. Apa maksud laki-laki ini dengan memintanya untuk menjadi miliknya? Apa tujuan ia menginginkan Amel? Apa yang ia lihat dari sosok seperti dirinya ini? Apa ini sebuah permainan untuknya? Menolong perempuan asing dan menjadikannya mainan lalu membuangnya begitu ia merasa bosan?
Pertanyaan demi pertanyaan yang muncul semakin membuat kemungkinan yang muncul di dalam benak Amel semakin terlihat buruk setiap ia memikirkan segala kemungkinan yang ada. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya...Amel merasa bahwa laki-laki ini tidak mungkin mempermainkannya karena meskipun rumor tidak dapat di percaya tetapi, untuk rumor mengenai Gavino Ramirez membenci lawan jenis itu...untuk beberapa alasan Amel mempercayai hal itu. Walaupun, semenjak pertama kali ia berinteraksi dengan laki-laki pervert ini, ia kadang meragukan kebenaran rumor itu!!
Sikap Gavin kepadanya benar-benar tidak seperti seorang laki-laki yang membenci lawan jenis!
Bahkan, kadang Amel sendiri suka di buat speechless dengan sosok Gavin karena sikapnya yang kadang benar-benar sangat tidak tahu diri ini.
Jadi, apa yang membuatnya bersikap berbeda? Amel sendiri juga sejujurnya masih belum menemukan jawaban dari pertanyaan ini.
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romantizm[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...