F.M 188 - Drowning in despair (1)

11.7K 610 11
                                    

Chapter Playlist:
Cold Water — Major Lazer
cover by
Conor Maynard & Alex Aiono

HAAAAI GENGSKUUU!!!❤️❤️
Apakabar kalian semuaaa? wuwuwu
Apakah kalian masih setia menunggu kelanjutan forever mine? masihlah ya, nanggung nih🤪
Maaaf ya baru sempet update soalnya
aku sibuk nemenin adek di rumah sakit.
Kalian jaga kesehatan ya guys,
lagi banyak musim demam berdarah!!😭😭
Selamat baca chapter ini guys❤️
Jangan lupa votes & comment pendapat kalian ya
maaciiww
mwaaa😙😙😙😙

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Highway Bridge,
East River, Manhattan, NYC.

Kepulan asap hitam terlihat memenuhi area jembatan besar yang menghubungkan Kota Manhattan dengan Kota Brooklyn tempat mereka semua berada saat ini. Garis polisi serta beberapa mobil ambulans dan polisi terlihat mewarnai akses masuk jembatan besar tersebut dari kedua arah. Kecelakaan yang baru terjadi beberapa waktu lalu membuat heboh hampir seluruh orang yang berada di sekitar daerah tersebut terutama ketika beberapa ledakan terjadi yang mengakibatkan fondasi jembatan tersebut bergetar perlahan.

Beberapa petugas kesehatan dan kepolisian terlihat memenuhi area jembatan tersebut. Namun selain petugas tersebut dapat di lihat juga beberapa orang mengenakan seragam serba hitam dengan emblem phoenix pada dada mereka masing-masing yang menunjukkan identitas mereka sebagai tim yang bergerak di bawah naungan Keluarga Ramirez saat ini. Tandu-tandu bergerak kesana kemari mengangkut beberapa tubuh korban ledakan yang sudah hampir tidak berbentuk tersebut. Pemandangan area ini benar-benar terlihat bagaikan mimpi buruk untuk mereka yang berada di lokasi kejadian tersebut namun, semua hal mengerikan ini tidak membuat ekspresi satu sosok laki-laki yang sedari tadi berdiri di tengah-tengah kerumunan yang memenuhi area ini.

Kedua mata birunya masih menatap pemandangan mengerikan dihadapannya dengan ekspresi gelap memenuhi wajah tampannya. Kedua tangannya yang sedari tadi berada di dalam saku celananya mengepal erat karena berusaha menahan segala gejolak emosi yang memenuhi seluruh tubuhnya saat ini. Tidak ada yang tahu apa yang sedang ia pikirkan saat ini tetapi, dari aura dingin dan mencekam yang menyelimuti tubuh tegapnya mampu membuat orang-orang yang berada disekitarnya merasa enggan untuk mendekatinya.

Kilatan khawatir terpintas pada kedua mata hijau Rafael sebelum ia berjalan perlahan mendekati Gavin yang sedari tadi tidak memberikan reaksi apapun semenjak ia sampai di tempat kejadian ini. Tangannya terulur untuk menepuk pelan bahu Gavin dengan gestur mendukung dan menenangkan. Senyum samar terbentuk pada wajah tampannya sebelum ia membuka mulutnya perlahan. "Dia akan baik-baik saja, Gav. Kau tahu sendiri sister-in-law itu sosok perempuan yang kuat. She will be okay and we will find her soon" gumamnya pelan yang hanya di balas oleh keheningan dari laki-laki yang berdiri disisinya ini.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang