F.M 37 - What am i dreaming last night?

20.4K 991 7
                                    



"Cousin, apa yang aku lakukan hingga kau membuatku berlari untuk sampai di kantor dalam waktu tiga puluh menit?" tanya Rafael sambil melangkah gontai kearah Davin sambil meminta Jiro untuk menyiapkan minuman untuknya. Ia segera merebahkan tubuhnya di kursi yang berada tepat di hadapan meja Gavin. Dalam hati ia terus berdoa bahwa dirinya tidak dalam masalah namun tentu saja, Rafael tahu jika seorang Davin sampai mencarinya secara personal seperti ini berarti ia berada di dalam masalah besar.

Sangat besar.

"Tiga menit" ucap Gavin dengan pandangan yang masih terfokus pada dokumen yang ditandatanginya tanpa melirik sedikitpun kearah Rafael. Mendengar itu membuat ujung bibir Rafael berkedut karena menahan kesal. Memangnya Gavin pikir dirinya siapa? Batman? Bisa sampai ke kantor dalam waktu tiga puluh menit? Dan lagi Rafael hanya terlambat 3 menit!

3! Tiga! Menit!

"Oh, ayolah! Aku hanya terlambat tiga menit! Kau tahu sendiri elevator perusahaan kita itu naiknya lama makanya aku terlambat" kilah Rafael. Menyalahkan elevator dalam situasi seperti ini lebih baik dari pada mengakui dirinya terlambat karena mengantar Ivanna terlebih dahulu. "Ada apa kau tiba-tiba mencariku?" tanyanya kembali dalam keadaan serius, memang diantara mereka berdua ada saatnya mereka bercanda dan bersenang-senang ya....walaupun, kadang Rafael berpikir hanya dirinyalah yang bersenang-senang namun, ketika serius mereka akan serius.

"Aku akan memindahkanmu"

"Aku akan memindahkanmu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hah?

"Eh? Hanya karena aku datang terlambat kamu akan memecatku? Apakah kamu sejahat itu kepada sepupumu yang menggemaskan ini? Ayolah! Ini pertama kalinya aku terlambat!!" keluh Rafael sambil menatap Gavin dengan tatapan tidak percaya namun, apa respon yang ia dapatkan? lawan bicaranya hanya memberikan jawaban diam tanpa mengarahkan pandangannya sedikitpun kearah Rafael. Apakah saudaranya ini memang sudah gila? pikir Rafael. Setelah beberapa saat akhirnya Rafael menyadari sesuatu yang aneh dari perkataan Gavin.

"Tunggu, ini maksudnya memindahkanku gimana?" tanya Rafael dengan dahi berkerut. Apakah sepupunya yang satu ini mengalami masalah dengan otak encernya itu? Kenapa tiba-tiba dia aneh bicaranya? pikir Rafael dalam hati.

"Aku butuh kamu di Lighthouse. Besok kamu akan mulai" ucapnya sambil memutar kursi yang diduduki olehnya kearah jendela sambil menatap langit sore kota Manhattan yang membentang sejauh mata memandang.

"Butuh...butuh gimana?" tanya Rafael penuh dengan kewaspadaan. Kenapa perasaannya benar-benar buruk saat ini?

"CEO"

"Tunggu, tunggu. Kau ingin aku...untuk menjadi CEO di perusahaan industri tas!?" teriak Rafael dengan nada kaget. Kayaknya ada yang bermasalah dengan sepupunya yang satu ini, mungkin terdapat racun di makan siangnya karena kalau tidak seorang Gavin tidak mungkin berbicara ngawur dan gak jelas seperti ini!

"Gav, sepertinya ada masalah denganmu? Apakah kau sakit? Tidak biasanya kamu berbicara aneh seperti ini. Dan lagi apakah aku salah dengar? Tunggu, tunggu...permasalahan yang lebih penting adalah...Sejak kapan kamu mengambil alih Lighthouse?" keluh Rafael sebelum memutuskan untuk menegak wine yang telah disediakan oleh Jiro.

Ini antara Rafael yang dalam masalah karena terlambat atau Gavin yang mulai mulai melakukan hal aneh yang tidak pernah ia kira sebelumnya? Kenapa tiba-tiba ia mengambil alih Lighthouse?

"Dua hari yang lalu. Aku butuh CEO. Anggap saja sebagai latihan"

"APA? APA KAU GILA!?"

"Besok kamu akan mulai"

"Astaga, kepalaku terasa sakit mencerna berita ini semua. Aku, seorang chief director of public relation bukan seorang CEO!!! Dan sekarang aku menjadi seorang chief executive office yang sudah mulai mengambil alih Lighthouse? BESOK?" tanya Rafael memastikan situasi dirinya saat ini.

"Hmm"

Mimpi apa dirinya semalam sehingga tiba-tiba ia berubah pangkat dari seorang direktur menjadi seorang CEO?

"Jadi sebenernya, aku tidak dalam masalah? Jadi ini semua lari-larian untuk tiba di kantor karena kau ingin mempromosikanku dari seorang direktur menjadi seorang CEO?"

Setelah menimbang-nimbang perkataan Rafael akhirnya Gavin menatap kearahnya. "Bisa di bilang seperti itu" jawabnya. Mendengar jawaban Gavin membuat ujung bibirnya kembali berkedut karena menahan emosi.

Kalau mau promosiin enggak perlu menggunakan nada menyeramkan seperti tadi dong!

Rafael mengira perusahaan tiba-tiba di landa krisis yang perlu Rafael selesaikan secepatnya!

Ah...sudahlah.

Kadang ia sendiri menyerah dengan kelakuan sepupunya yang satu ini.

Setidaknya ia tidak dalam masalah dan yang paling penting adalah ia tidak membuat Gavin marah. Astaga terima kasih Tuhan! Aku masih dapat menikmati keindahan dunia ini!

"Baiklah, selama kau tidak menyesal menyerahkan Lighthouse kepadaku"

"Tidak akan. Kamu mampu mengatasinya" jawabnya singkat namun, ia merasakan keyakinan Gavin terhadap dirinya membuat Rafael tersenyum tipis. Walaupun terlihat dingin dan kaku pada dasarnya Gavin memperhatikan orang-orang yang ia pedulikan.

TO BE CONTINUED

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang