Ekspresi tenang Gavin justru semakin membuat Amel khawatir dibuatnya. Laki-laki seperti Gavin itu semakin tenang malah...semakin mengerikan.Ketika Amel mendengar ucapan Gavin kedua matanya langsung menatap tajam kearah laki-laki menyebalkan tersebut. Raut wajahnya dipenuhi oleh kekesalan yang membuat kedua pipinya merona merah karena menahan amarah
"Shut up!! Siapa yang lagi main-main hah!? Kau pikir kalau aku gak desperate ini aku bakal ngelakuin hal ini!?" balas Amel dengan nada sengit. Sialan! Kalau bukan gara-gara Gavin tidak membiarkannya untuk pergi dia pikir Amel akan melakukan hal gila seperti ini!?
Dan lagi dia pikir memang mudah naik setinggi ini ketika...ia benar-benar takut akan ketinggian!?!?!?
"Cepat turun" ucap Gavin singkat. Kedua matanya masih terus memperhatikan setiap gerak-gerik Amel dengan tatapan dalam yang membuat semua orang yang melihatnya sulit menebak apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
Amel yang saat ini sibuk memeluk dahan pohon: "...."
"Kira...."
Merasakan penekanan dari nada suara Gavin yang menunjukkan kekesalannya membuat Amel menjadi semakin gelisah dibuatnya. Kedua matanya bergerak kesana kemari berusaha untuk tidak menatap mata tajam tersebut.
Apa yang harus ia katakana sekarang?! Bukankah mengakui bahwa ia tidak bisa turun karena terlalu tinggi sama saja dengan menjatuhkan harga dirinya sendiri!?
"Kira..." ucap Gavin untuk kedua kalinya dengan penekanan yang sama. Gavin menyipitkan kedua matanya perlahan. Aura yang menyelimutinya semakin membuat orang-orang gemetar ketakutan, entah apa yang bakal terjadi dengan young miss kalau sampai ia berada di dalam jangkauan master apalagi melihat suasana hati master yang seperti ini. Semua pelayan dan petugas keamanan yang ada disana bahkan tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi!
Terlalu menyeramkan untuk dibayangkan!!
"A...Aku...tidak bisa" jawab Amel perlahan dengan nada yang terbata-bata. Merutuki kebodohannya karena sikap cerobohnya yang mengira ia bisa kabur dengan memanjat pohon dan melompati pagar pembatas. Rasa takut yang dirasakannya saat ini benar-benar sudah di puncak ketakutannya. Seluruh tubuhnya bergetar hebat.
Ia hanya mau turun dari tempat ini dan kembali keatas permukaan tanah yang penuh dengan keamanan.
Meskipun, ia harus memohon dengan laki-laki menyebalkan ini.
Ugh...Damned this pride!!!
My safety is my top priority!
Gavin: "...."
Pelayan, petugas keamanan, Butler Cheng & Jiro: "...."
Young miss apa susahnya turun perlahan-lahan!?!? Kami dari tadi sudah berusaha membujuk anda untuk segera turun perlahan. Kami juga siaga daritadi jika sesuatu terjadi!!! teriak mereka dalam hati begitu mendengar ucapan Amel.
"Kira, it's dangerous"
"Aku...takut...tinggi....aku"
"...."
Ekspresi wajah Gavin menggelap begitu mendengar jawaban Amel, tidak ada yang bisa menebak apa yang ia pikirkan saat ini. Berbeda dengan Gavin, hampir seluruh orang yang mendengar jawaban Amel tercengang mendengarnya. Berpasang-pasang mata memandang kearah Amel dengan tatapan tidak percaya.
Kalau memang takut tinggi, kenapa harus naik!!??
Belum sempat mereka kembali sadar dari rasa kekagetan mereka lagi-lagi mereka tercengang begitu melihat majikan mereka tiba-tiba berjalan dengan cepat kearah pohon tua tersebut dan memanjatnya dengan lincah.
"MASTER!!!" teriak mereka semua secara serentak begitu melihat majikan mereka melakukan tindakan berbahaya. Semua orang yang mendekati dasar pohon tua tersebut dengan tatapan penuh kekhawatiran namun, apa yang mereka lihat selanjutnya benar-benar membuat mata mereka terbelalak kaget sampai-sampai rasanya sebentar lagi rasanya bola mata mereka dapat keluar dari kepala mereka.
Majikan mereka memanjat dengan sangat lincah dan pohon tua tersebut bergetar perlahan sebelum kembali tenang seperti sedia kala padahal ketika Mark yang merupakan salah satu pelayan Ramirez Mansion yang memiliki tubuh kecil dan ramping saja ketika berusaha memanjat pohon tua tersebut malah bergetar dengan keras seperti jika ia terus memaksa naik dahan pohon tempat young miss saat ini dapat patah dan membuatnya terjatuh tetapi....
tetapi, master...dengan mudahnya memanjat pohon tua tersebut...
Amel tertegun untuk sesaat begitu melihat tindakan Gavin yang langsung memanjat pohon sialan ini tanpa keraguan sedikitpun. Kilatan takjub dapat terlihat di kedua matanya. Tanpa sadar rasa hangat menyelimuti hati Amel membuatnya tersenyum samar sambil memperhatikan sosok laki-laki yang tadinya terlihat jauh semakin mendekat kearahnya. Beberapa saat kemudian sosok tegap yang tadinya masih berdiri di dasar pohon mendadak berada tepat dihadapannya.
Ya...dihadapannya. Secara fisik.
Laki-laki ini mengabaikan keselamatan dan image-nya demi...demi menolongnya.
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romantizm[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...