Seluruh tubuh Amel mengigil pelan, seakan dirinya baru saja di guyur oleh air dingin. Rasa takut terlihat jelas dari kedua matanya ketika melihat sosok laki-laki yang saat ini menatapnya dengan tatapan malas dihadapannya. Oh Tuhan...dosa apa yang aku lakukan di kehidupan sebelumnya untuk bisa dapat kesialan seperti ini runtuk Amel dalam hati. Sosok dihadapannya saat ini lain tidak lain adalah sosok Gavino Ramirez.Ya! Gavino Ramirez!!
Apa yang ia lihat saat ini? Apa Amel sudah mulai gila karena bukannya ia melihat Gavin dengan tatapan dingin atau mengerikan seperti rumor yang ia dengar, ia malah melihat Gavin menatapnya dengan pandangan penuh...ketertarikan?
What! No! Biggy no no way!
Mungkin karena ia baru sadar dan ini sudah malam jadinya ya, mungkin ia sedikit berhalusinasi. Oh tunggu, sepertinya sebelum pingsan Amel sempat di pukul? Ah...iya, pasti karena hal itu ia malah melihat hal yang tidak-tidak.
Tunggu dulu lagi...apa jangan-jangan sosok Gavino Ramirez dihadapannya ini juga sebuah ilusi halusinasi karena ia baru saja kena benturan di kepalanya? Hm...mungkin...jadi apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ia harus memejamkan matanya untuk beberapa saat dan sosok dihadapannya akan menghilang?
Seakan menemukan sebuah solusi baru Amel segera mengedipkan matanya beberapa kali sebelum memejamkan matanya perlahan dan menghitung dalam hatinya. Berharap ilusi yang ia rasakan saat ini untuk segera menghilang karena...astaga, mimpi apa ia semalam harus memiliki ilusi Gavino Ramirez dalam kepalanya!? Memikirkannya saja Amel sudah tidak ingin!
Ketika membuka matanya lagi menyadari bahwa sosok ilusi Gavino Ramirez masih berada dihadapannya membuat dahi Amel berkerut pelan. Tanpa sadar kebiasaan bibir manyunnya ketika ia merasa kesalpun terlihat di wajahnya membuat ekspresi Amel saat ini semakin menggemaskan. Kenapa? Kenapa ilusinya tidak hilang juga? Mungkinkah ia aku mencubit dirinya agar bangun? Hm...patut di coba sepertinya.
"Ouch!" pekik Amel ketika merasakan nyeri yang menjalar dari lengannya. Sakit! Kok sakit sih!? pikir Amel dengan tatapan kesal kearah lengan kanannya yang memerah karena cubitan yang baru saja ia lakukan.
"Are you done, little kitten?" ucap sosok Gavin dihadapannya dengan nada geli yang sukses membuat kedua mata Amel menatapnya dengan tatapan kaget.
Bu...bukan ilusi!!! Astaga, ini beneran!?
Jadi yang menolongnya itu Gavino Ramirez!?
Tertegun beberapa saat membuat seluruh tubuh Amel terdiam beberapa saat. Kedua mata abunya masih berfokus kearah sepasang mata biru yang menatapnya dengan penuh rasa humor.
"What? Speechless with my look?"
Mendengar ucapan Gavin membuat Amel tersentak kaget. Oh god...shameless...too shameless...apakah ini beneran Gavino Ramirez yang terkenal dengan sikap dingin dan jarang bicara itu!? Sepertinya berita yang ia dengar selama ini tidak menjelaskan sikapnya yang tidak tahu malu seperti ini!?
"Um...kamu...Gavino Ramirez? The Gavino Ramirez?" tanya Amel penuh dengan keraguan, menatap lawan bicaranya penuh dengan waspada.
"Siapa lagi? Memangnya ada Gavino yang lain?" jawabnya dengan santai sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada yang sukses membuat kemeja katun putih yang dikenakannya semakin mendefinisikan bentuk tubuhnya. Hal itu tentu saja tidak luput dari pandangan Amel. Setakut apapun Amel, ia masih tahu bagaimana caranya menghargai hasil ciptaan Tuhan.
"Gavino Miller?" ucap Amel tanpa berpikir dan ketika menyadari nama yang diucapkannya, kedua mata Amel membulat.
Bagaimana bisa ia menyamakan Almighty Gavino Ramirez dengan artis EDM!? Apa ia sudah hilang akal!? Ini nyari mati namanya! runtuk Amel dalam hati sambil melirik kearah Gavin dengan ekspresi penuh bersalah.
Astaga...semoga aja Almighty Gavino Ramirez gak marah...kumohon jangan sampai marah gumam Amel berulang kali.
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...