F.M 40 - No! You cannot like another woman!

20.4K 997 23
                                    



Huh?

Apa yang baru saja ia dengar?

"Bisakah kau ulangi lagi jawabanmu Gav? Aku pikir sepertinya tadi ada sesuatu yang menyumbat telingaku sehingga aku sepertinya salah mendengar ucapanmu" mendengar permintaan Rafael yang tidak mempercayai ucapannya membuat Gavin mengerutkan dahinya, menunjukkan ketidaksukaan atas reaksi Rafael. "Kau bercandakan?" Dan lagi pertanyaan itu di jawab dengan kesunyian ruangan tersebut hingga akhirnya sebuah kenyataan menghantam otaknya membuatnya menatap Gavin dengan tatapan tidak percaya.

"Astaga! Kau serius Gavino!"

"Hm"

"Astaga, astaga astaga! Seorang Gavino dapat menyukai perempuan! Astaga, astaga astaga! Kau tidak sedang bercandakan?" ucap Rafael bersemangat. Apakah ini yang dinamakan mimpi? Seorang seperti Gavin yang kadang membuatnya merasa sepupunya tidak tertarik sama lawan jenis ini menyukai perempuan! Menyukai! Perempuan!

P-E-R-E-M-P-U-A-N!

Wait...

Ekspresi bahagia Rafael langsung berubah menjadi penuh amarah. Ia menatap tajam kearah Gavin sebelum mengarahkan jari telunjuknya kearah Gavin dengan penuh tuduhan.

"Kau...menyukai perempuan!? Bagaimana bisa kamu menyukai perempuan, hah!!" geramnya penuh amarah.

Ekspresi wajah Gavin langsung menggelap seperti langit malam ketika ia mendengar respon Rafael yang sama sekali tidak ia duga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi wajah Gavin langsung menggelap seperti langit malam ketika ia mendengar respon Rafael yang sama sekali tidak ia duga. Ruang kerjanya mendadak berubah menjadi suram dimana suhu udara pada ruangan tersebut seakan jatuh hingga mendekati titik beku namun, hal itu sama sekali tidak mempengaruhi lawan bicaranya.

Kemarahan yang Rafael rasakan saat ini sudah merupakan hal yang biasa ia dapatkan dari sikap Gavin sehingga membuatnya kebal dari aura dingin dan penuh tekanan yang mengelilingi mereka berdua.

"Gavino Ramirez! Kamu tidak boleh menyukai perempuan lain! Bagaimana dengan Amelia!? Bukankah kamu menyukainya, hah!? Tidak...tidak! Aku tidak akan menerima bahwa kamu menyukai perempuan lain sampai sebodoh ini mengambil alih second-tier company. Walaupun, aku belum pernah bertemu dengan sister-in-law ketika aku melihat wajahnya, aku langsung menyukainya. Jadi aku tidak akan membiarkanmu menyukai perempuan lain dan melupakan sister-in-law!!" ucapnya dengan nada yang menggebu-gebu karena emosi yang ia rasakan.

Bagaimana ia bisa membiarkan Gavin melupakan perempuan yang membuatnya tertarik untuk pertama kalinya!? Rafael yakin ketika melihat interaksi antara keduanya ada sebuah special spark yang terjadi diantara mereka!

Ia tidak akan membiarkan Gavin menyukai perempuan lain selain sister-in-law!!

Ia tidak akan membiarkan Gavin menyukai perempuan lain selain sister-in-law!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin terdiam melihat ledakan yang Rafael ucapkan. Perlahan aura dingin yang menyelimuti ruangan tersebut mendadak berkurang hingga kembali seperti sedia kala. Ujung bibir Gavin berkedut keras sebelum menghembuskan nafas lelah. Tangan kanannya memijat pelipisnya pelan sambil memejamkan matanya untuk beberapa saat sebelum ia membuka kedua matanya dan menatap tepat kearah Rafael.

Melihat sepasang mata biru yang penuh intimidasi menatapnya membuat Rafael tanpa sadar menelan ludah panik. Jantungnya berdegup dengan keras.

Apakah ia sudah keterlaluan? Astaga...apa yang ia lakukan!? Bagaimana bisa ia meledak seperti tadi...

Menyadari kebodohannya mendadak seluruh warna menghilang dari wajahnya membuat ekspresi Rafael menjadi pucat pasi. Perlahan ia menatap Gavin dengan tatapan penuh ketakutan. Oh Tuhan...apakah aku akan mati hari ini...

"Sudah selesai?" suara dingin Gavin langsung menembus seluruh tubuhnya membuat Rafael merinding dibuatnya.

"Eh...he...he, Gavin..." ucapnya penuh dengan nada memelas. Ekspresi yang penuh dengan rasa bersalah dan penuh ketakutan memenuhi wajah Rafael namun, ia tahu bahwa hal seperti ini sama sekali tidak mempengaruhi kelakuan Gavin untuknya.

"Ingat berkas Leo" ucap Gavin singkat sebelum kembali meraih bolpennya untuk menandatangani beberapa dokumen yang berada dimejanya.

Tidak mempedulikan keberadaan Rafael sama sekali.

"Kau akan mengerti alasannya" lanjutnya.


TO BE CONTINUED

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang