"Mulai sekarang setiap kamu minum obat, aku akan melakukannya dengan cara seperti tadi. Sepertinya kamu sangat menikmatinya ya" ucapan Gavin sukses membawa Amel kembali ke dunia nyata. Kedua matanya menatap horor kearah sosok laki-laki dihadapannya ini. Tanpa sadar kedua tangannya bergerak untuk menutup mulutnya."Fuck!!!!!!" teriaknya keras namun, teriakannya terdengar tidak terdengar jelas karena teredam karena kedua tangannya yang menutup mulutnya.
Holyshit!!!! Apa yang terjadi!?
La...laki-laki ini...Vino....Vino baru saja menciumnya!?
MENCIUMNYA!?
LAKI-LAKI INI!?
Wajah Amel menggelap seketika ketika menyadari apa yang baru saja dilakukan oleh Gavin. Kedua matanya menyala penuh amarah. Wajahnya merah padam karena rasa malu yang ia rasakan.
"Gavino Ramirez!!!!" teriaknya dengan penuh amarah. "Kurang ajar!! Laki-laki macam apa yang tiba-tiba main nyosor kayak begitu!? Shameless!! Laki-laki tidak tahu malu! Bastard!" maki Amel dengan nada yang sama namun, dapat di lihat lawan bicaranya terlihat sama sekali tidak terpengaruh oleh semua makiannya bahkan, Amel dapat melihat seringai samar penuh kepuasan di bibir laki-laki ini.
Sialan!!!!
Bagaimana ia bisa lengah!?
"Membuatmu minum obat. Memangnya salah?" ucap Gavin dengan sadar dan perkataannya benar-benar membuat Amel ternganga lebar.
Memangnya salah?
MEMANGNYA SALAH?
Me-mang-nya-sa-lah!?
Laki-laki ini!!!!
Bastard!!!!
Amarah yang dirasakannya membuat Amel tanpa berpikir panjang menyerang laki-laki tersebut, memukulnya dengan keras untuk melampiaskan kekesalan yang dirasakannya. Dasar laki-laki!!
Dia pikir dia siapa bisa main nyosor begitu aja?!
Apa laki-laki ini benar-benar the aloof, cold, distant, scary businessman yang terkenal itu!? Bullshit!
Laki-laki ini pasti pintar berakting! Semua hal tadi hanya topeng yang ia gunakan padahal, aslinya Gavino Ramirez adalah laki-laki kurang ajar dan tidak tahu malu seperti ini!
Ya...ini pasti sikap aslinya!! Dan Amel jatuh ke dalam perangkap laki-laki licik ini. Sial!
Tangan Gavin masih menggenggam pergelangan kecil tangan Amel yang masih bergerak untuk memukul dadanya untuk melampiaskan kekesalan yang dirasakannya dan Gavin membiarkan hal itu. Ia menatap kucing kecilnya dengan tatapan penuh humor sebelum dengan sekali gerakan lihai ia mengubah posisi mereka.
Gavin diatas dan Amel dibawah.
Kedua tangan besar Gavin masih menggenggam pergelangan tangan Amel yang saat ini berada tepat di sisi wajah kecil tersebut. Orang yang melihat posisi mereka pasti akan berpikir yang tidak-tidak dan tentunya tidak akan mempercayai apa yang merasa lihat saat ini, begitu juga kedua pelayan yang sedari tadi tidak dianggap tersebut. Kedua wajah mereka merah padam begitu melihat posisi intim majikan mereka. Kedua mata mereka segera mengarah ke sisi lain berusaha berpura-pura untuk tidak melihat tingkah laku majikan mereka.
Out of sight, out of mind, out of heart.
Rasanya Butler Cheng mulai memikirkan apa perlu ia mengundurkan diri dari posisinya saat ini karena ia merasa jantungnya tidak akan kuat jika ia terus di buat kaget seperti ini dengan tindakan majikannya yang satu ini.
Kasihanilah pelayan anda yang sudah tua ini, master!
Jantung pelayan anda ini juga tidak terbuat dari batu apalagi dengan umur saya yang sudah tua ini...
Gavin yang tidak sadar dengan keberadaan kedua pelayan malang tersebut masih terus memfokuskan pandangannya kearah sosok perempuan yang berada tepat di bawah tubuhnya tersebut. Perlahan wajahnya mendekat kearah wajah Amel sebelum bibirnya berada tepat di atas telinga Amel.
"Ada apa my dear little kitten? Apa ciuman tadi masih kurang?" tepat setelah Gavin mengucapkan kalimat tersebut ia dapat merasakan tubuh Amel menegang dengan cepat. Hal itu mampu membuat ujung bibir terangkat perlahan.
"Sekali lagi aku melihatmu menolak minum obat, aku akan membuatmu minum obat dengan cara tadi and believe i do enjoy it a lot" lanjutnya perlahan sebelum akhirnya melepaskan kedua genggaman tangannya. Gavin segera menegakkan posisi tubuhnya dan berjalan dengan santai kearah pintu kamar tidur tersebut dengan satu lengan berada di kantung celananya. Meninggalkan Amel yang masih terkapar di kasur dengan posisi tegang dan nafas yang terengah-engah.
Langkah kaki Gavin terhenti ketika ia berada tepat di depan pintu yang sudah terbuka oleh Butler Cheng sebelum suara khasnya menggema di ruangan tersebut.
"Dan mungkin lain kali, aku tidak dapat menahan diriku seperti tadi" lanjutnya sebelum berjalan meninggalkan kamar tidurnya diikuti dengan Butler Cheng tepat dibelakangnya.
"GAVINO RAMIREZ, YOU BASTARD!!!!!"
Senyum tipis terbentuk di bibir Gavin.
Kucing kecilnya memang selalu sukses membuat hari-harinya menjadi lebih menarik.
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...