F.M 17 - When the devil smile

29.4K 1.4K 21
                                    



"Huh?" hanya itu jawaban yang bisa Leo berikan ketika mendengar nada bicara Gavin yang penuh dominasi. Kedua matanya yang penuh dengan kilatan untuk berburu. Sebuah senyum tipis terukir dengan samar di wajah Gavin sukses membuat jantung ketiga sahabatnya berhenti untuk sesaat.

The Devil only smile when he want to make a kill.

And now...the devil is smiling...

Rafael merasa khawatir melihat ekspresi Gavin yang sudah menunjukkan naluri predatornya. Oh tidak! Bagaimana nasib calon sister-in-law nya kalau Gavin memburunya!? Bisa-bisa tanpa sadar laki-laki itu menyakiti calon istrinya sendiri lagi?!

"Um...kau tidak bermaksud untuk membunuhnya...kan?" tanya Rafael dengan ragu-ragu.

"Ayolah. Dia terlalu cantik untuk dibunuh, Gav. Show some mercy! Jangan buat populasi perempuan cantik semakin berkurang" keluh Leo.

"Siapa yang ingin bunuh?" tanyanya kembali dengan wajah tanpa ekspresi lengkap dengan nada suara yang datar seakan senyum yang barusan terlihat di wajahnya hanyalah sebuah ilusi sesaat.

Entah mereka tertegun karena mendengar Gavin menanyakan pertanyaan kepada mereka dengan satu kalimat lengkap atau karena Gavin tidak sadar kalau senyumannya itu hanya memiliki 1 arti khusus?

Setelah keheningan yang terjadi diantara mereka bertiga akhirnya Dimitri memecahkan keheningan tersebut dengan tertawa pelan. Ia menggelengkan kepalanya pelan. "Kamu Gavino Ramirez. You smile. Apa kau lupa apa yang terjadi setiap kali kau tersenyum?" ucap Dimitri di tengah tawanya.

"Tidak. Tidak lupa tapi, bukan itu" Jawabnya dengan singkat. Namun, jawaban itu cukup membuat Leo dan Rafael menghembuskan nafas lega sementara Dimitri masih sibuk tersenyum. Ekspresi relax mereka kembali terlihat di wajah keduanya.

"Kamu serius dengan perempuan ini" ucap Dimitri menyuarakan kesimpulan yang dipikirkan olehnya dan tentunya oleh Rafael dan juga Leo ketika melihat kelakuan Gavin.

Gavin terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menyesap meninumannya perlahan. "Ya" jawabnya untuk mengkonfimasi kesimpulan yang mereka bertiga pikirkan.

Mendengar jawaban Gavin membuat mereka bertiga tersenyum penuh arti. Rasa excited, penasaran, dan tidak sabar memenuhi hati mereka.

Bagaimana tidak? Ini pertama kalinya seorang Gavino Ramirez tertarik dengan seseorang.

Dan seseorang itu adalah seorang perempuan.

Yap! Pe-rem-puan.

Finally.

Gavin kembali menatap gelas minumannya, tidak mempedulikan tatapan bersemangat dengan penuh ketertarikan yang diarahkan kepadanya. Pikiran Gavin masih kembali kearah kejadian yang terjadi beberapa saat lalu.

"Jadi siapa nama mangsa kecilmu itu?" tanya Dimitri dengan nada penuh dengan rasa tertarik.

"Entahlah" jawab Gavin dengan nada malas.

"Huh? Bagaimana bisa kau tidak tahu nama perempuan itu? Dari tadi kau berbicara apa saja dengannya, huh?" ucap Rafael dengan nada kesal sambil memijat pelipisnya pelan. Sabar...sabar...sabar... ucap Rafael dalam hati berusaha menahan emosinya. Rasanya ia bisa menduga kelakuan sepupunya yang satu ini...dengan level EQ-nya yang bisa di bilang setara dengan garis lurus bagaimana ia bisa mengharapkan laki-laki ini untuk menggoda perempuan!?

Gavin tidak menjawab pertanyaan Rafael. Ia hanya memandang kearah Leo dengan tatapan yang sulit diartikan.

Merasakan tatapan Gavin membuat Leo tanpa sadar berkeringat dingin. Gavin memang bisa sedikit... Menuntut? Memaksa? Apapun itu selama ia menginginkan sesuatu dan saat ini Gavin sangat menginginkan sesuatu. Leo tertawa getir ketika menyadari kesulitan yang akan ia hadapinya beberapa hari kedepan. Sepertinya hari-hari ke depan akan muram sampai ia bisa memuaskan keinginan Gavin pikirnya dalam hati.

"Baiklah. Aku akan memberikan datanya kepadamu. Serahkan saja semuanya padaku. Kalau tidak salah Namanya Amelia" jawab Leo berusaha mengingat nama perempuan tersebut.

"Amelia...Kandrakirana?" lanjutnya dengan nada ragu seakan tidak yakin dengan apa yang ia ucapkan.

"Aku lupa. Aku akan mencari tahu dengan lebih dalam. Aku akan kirimkan kepadamu" ucap Leo akhirnya sambil menggerakkan bahunya pelan.

"Hm" jawab Gavin dengan anggukkan kepalanya pelan. Cukup puas dengan balas yang diberikan sahabatnya tersebut.

"Kan...kan apa?" tanya Rafael kesulitan mengucapkan nama belakang perempuan tersebut yang menurutnya cukup aneh.

"Kandrakirana" jawab Dimitri berusaha mengetes untuk mengucapkan nama belakang yang cukup unik bahkan untuknya.

"Definitely bukan spanish, italy or even french" ucap Rafael mengambil kesimpulan.

Leo menganggukkan kepalanya pelan seakan mengingat fitur wajah dan tubuh perempuan tersebut. "Iya. Perempuan tersebut bukan terlihat seperti orang sini. Sepertinya memiliki darah campuran. Paras wajahnya sangat unik karena itu pertama kali aku melihatnya aku sampai tertegun untuk beberapa saat. Kecantikan yang dimiliki perempuan itu benar-benar dapat menarik perhatian siapapun yang melihatnya terutama wajah polos itu" jawab Leo sebelum ia merasakan hawa dingin tiba-tiba menyelimuti tubuhnya. Tanpa sadar Leo menelan ludah dengan gugup sebelum merasakan tatapan tajam dengan aura membunuh ditujukan kearahnya. Leo mengangkat kedua tangannya menunjukkan tanda menyerah kearah Sang Iblis yang saat ini duduk dihadapannya dengan tatapan panik.

"Tidak. Tidak. Kau tidak perlu khawatir, Gav. Aku tidak tertarik sama sekali. Lagi pula ini kan bakal jadi future-in-laws-ku juga" jawabnya dengan cepat.

Gavin mengalihkan tatapan tajamnya, perlahan aura dingin yang mengelilinginya menghilang terutama ketika mendengar kata terakhir yang diucapkan oleh Leo.

Ketika ia mendengar kalimat terakhir itu Gavin cukup... puas mendengarnya.

"Find her" ulangnya lagi membuat Leo menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Tentu! Tentu! Akan langsung aku cari" jawabnya cepat.

Bagaimana bisa aura membunuh Gavin tiba-tiba menghilang? Bukannya, Leo ingin merasakan tekanan dari aura mengerikan itu hanya saja...biasanya, butuh beberapa saat sampai laki-laki itu puas melampiaskan emosinya sebelum aura mengerikan itu menghilang dari sekitar tubuhnya dan sekarang... hanya dengan ia mengucapkan beberapa kata saja...aura itu menghilang? Apa yang ia ucapkan?

Apa jangan-jangan...karena ia mengucapkan future-in-laws?

Oh god.

Rasanya Leo tidak tahu harus menangis atau tertawa.



TO BE CONTINUED


#CurhatanKana:

Hai guys, sumpah maafin kana tadinya kana mau buat gif sampe pake tutorial di youtube tapi, tetep gagal mulu akhirnya kana pake upload di youtube supaya kalian bisa liat smirk nya gavin yuhuu!

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang