[FOREVER MINE COMPLETED]
[HIGHEST: #1 on lovelife]
[#32 in fiction]
[#104 in bisnis]
"Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!"
"hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...
Playlist untuk menemani kalian semua baca chapter ini hihi, aku udah siapin di atas (tepat di atas judul chapter ini) supaya kalian bisa dengerin sambil baca! up you go babes!!
Hopefully all of you enjoy today update! &&&& Hey babes, ada note untuk annoucement di bawah ya!!😆✌🏼
***
Past midnight. Ramirez Mansion, NYC. Langkah kaki sepatu pantofel dari koleksi pribadi salah satu desainer terkemuka dunia itu menggema di seluruh ruangan tersebut. Memecahkan keheningan yang menyelimuti ruangan tersebut sebelum sosok laki-laki tua yang sedari dari tidak jauh dari posisi pintu masuk tersebut membungkukkan tubuhnya untuk menyambut majikannya yang baru saja kembali dari luar negeri untuk menyelesaikan urusan perusahaannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat datang kembali, Master" ucap Butler Cheng dengan hormat sebelum menerima windbreaker hitam dari tangan Gavin.
"Hm" gumam Gavin pelan sebelum berjalan perlahan menuju tangga besar yang berdiri megah di tengah ruang tamu tersebut. "Kira?" tanyanya pelan kearah Butler Cheng dengan pandangan yang masih berfokus kearah depan.
Satu kata tersebut sudah menunjukkan betapa pentingnya posisi perempuan tersebut di dalam hati majikannya karena...sejak kapan majikannya ini peduli terhadap orang lain?!!!
Bahkan, master tidak pernah menanyakan keadaan Young Master Diego yang merupakan saudara kandungnya!!
Butler Cheng menegakkan postur tubuhnya sebelum berjalan mengikuti Gavin. Ia sudah dapat menebak kemana tujuan majikannya ini melangkah. "Kondisi tubuh young miss masih belum stabil. Beberapa jam yang lalu, panas tubuhnya kembali naik sehingga saya harus menghubungin Young Master Yun Sheng untuk memeriksa keadaan young miss" ucap Butler Cheng perlahan.
Langkahnya terhenti ketika ia melihat majikannya menghentikan langkahnya.
Sesaat kemudian Butler Cheng merasa suhu udara disekitar mereka menurun drastis membuatnya dapat merasakan hawa dingin yang menyelimuti tubuhnya. Butler Cheng tanpa sadar menelan ludah gelisah sebelum keringat dingin terbentuk di pelipis wajah laki-laki tua tersebut. Perubahan drastis seperti ini sudah biasa Butler Cheng rasakan meskipun begitu, setiap ia merasakan perubahan suasana yang drastis ini ia tetap merasa khawatir dan takut dengan sosok majikannya yang saat ini sedang berdiri tepat dihadapannya ini. Dengan punggung tegap yang menghadap kearahnya, Butler Cheng tidak bisa menebak apapun yang majikannya pikirkan saat ini.
