Study Room, Ramirez Mansion, NYC.
Keheningan menyelimuti seluruh ruang kerja Gavin saat ini, matahari sore menyinari ruangan tersebut. Angin berhembus pelan dari beberapa jendela yang terbuka membawa harum bunga taman yang berada tidak jauh dari posisi ruang kerja Gavin saat ini. Dua pasang mata biru itu saling berpandangan. Tidak ada yang membuka suara sama sekali. Jika itu orang lain, mereka pasti akan merasa sangat canggung dengan kondisi ini namun, tidak untuk mereka berdua."Are you sure about this, Brother?" pertanyaan itu memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Gavin menatap sosok laki-laki yang merupakan replika dirinya, melihat sosok sang adik yang menghilang karena kesibukannya selama beberapa bulan terakhir akhirnya kembali juga dan saat ini duduk tepat dihadapannya dan menanyakan hal tidak penting seperti ini membuat Gavin menaikkan sebelah alisnya seakan menanyakan alasan kenapa pertanyaan itu diutarakan.
Lahir dari rahim yang sama dan tumbuh bersama kakak laki-lakinya ini tentu membuat Diego mengerti dengan maksud dari gerak-gerik yang Gavin lakukan dan melihat gerakan itu Diego hanya menggerakan bahunya acuh tidak acuh. "Apa kamu sedang kerasukan Gav? Ini tidak seperti dirimu" lanjutnya sambil mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya sedari tadi ia melihat kakaknya ini memeluk perempuan asing yang tidak jelas asal usulnya itu. Ia mengira ketika pertama kali Rafael menghubunginya dan memberitahu Diego mengenai "sister-in-law" ini ia mengira bahwa ini hanya sebuah lelucon namun, melihat keadaan yang seperti ini sepertinya ini jauh lebih dalam dari apa yang ia duga sebelumnya.
Ekspresi Gavin menggelap begitu mendengar pertanyaan bodoh Diego. Kedua matanya menatap tajam kearahnya. Tatapan tajam yang selalu membuat orang yang melihatnya merinding ketakutan.
Ditatap seperti itu hanya membuat Diego menaikkan kedua alisnya, perlahan ia meraih cangkir kopi yang ada di coffee table dihadapannya dan menyesap minuman kesukannya itu. "Aku hanya pergi untuk beberapa bulan dan tiba-tiba Rafa sudah menghubungiku bahwa aku akan mendapat sister-in-law. Semua hal ini terlalu datang tiba-tiba jadi, apalagi kalau bukan kerasukan?" gumamnya pelan.
"She's not a plaything" jawab Gavin singkat. Postur duduknya tegap dengan pandangan tajam yang masih terus mengarah kepada adik laki-lakinya ini.
"Yeah, right and a pig can fly" jawab Diego dengan nada mencemooh. Ia tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan oleh kakaknya saat ini. Apa maksudnya membawa perempuan kesini? Bahkan, perempuan yang tidak jelas asal-usulnya!?
Bagaimana ia bisa tahu? Tentu saja karena Diego tidak pernah melihat wajah Amel sebelumnya. Mereka berdua tumbuh dalam lingkungan komunitas kelas atas. Dimana orang-orang munafik, bermuka dua dan kotor mengelilingi mereka. Gavin dan Diego tumbuh dengan lingkungan yang mendidik mereka untuk bersikap kritik dan observan sehingga keduanya tidak mudah jatuh ke dalam jebakan-jebakan yang sering di buat oleh orang-orang terkutuk ittu.
Entitas Gavin itu seperti raja yang berada di puncak tertinggi. Dingin dan terasing namun, jika sudah mulai bergerak ia akan menghabiskan lawannya dengan gerakan cepat, efisien dan kejam. Soosk Gavino Ramirez itu bisa disamakan seperti singa. Raja hutan yang selalu memperhatikan setiap pergerakan yang terjadi dalam kerajaannya dalam diam namun, sekalinya bergerak tidak ada yang bisa lepas dari genggamannya.
Sedangkan entitas Diego Ramirez situ seperti rubah. Dengan wajah yang selalu tersenyum itu, ia mampu memikat seluruh kalangan dengan mudahnya, baik itu perempuan ataupun laki-laki pasti dengan mudahnya jatuh ke dalam pesonanya namun, di balik senyuman itu terdapat kekejaman yang siap menerkam mereka. Seperti rubah pada normalnya, mempesona, menarik namun, di saat yang sama penuh dengan kekejaman dan kelicikan. Baginya, selain orang-orang yang ia anggap penting dalam hidupnya, semua orang itu hanyalah permainan untuknya.
Karena itu, Gavin dan Diego itu dua entitas yang sangat berbeda dalam perburuan mereka. Gavin selalu bermain efisien dan cepat sedangkan, Diego selalu bermain dengan lambat. Ia menikmati setiap momen yang ada untuk mempermainkan setiap mangsanya, untuk membuat mereka berlari penuh ketakutan, untuk memojokkan mereka, untuk membuat mereka di ambang keputusasaan, baru Diego akan menyesalkan perburuannya.
Satu hal yang sama dari kedua kakak beradik ini, satu hal tersebut adalah dua-duanya selalu menyesalkan perburuan mereka dengan cara terburuk yang pernah ada. Penuh dengan kekejaman tanpa adanya belas kasihan sedikitpun.
Sikap mereka yang efisien ini membuat keduanya terkenal sebagai pengusaha kelas atas yang mampu membuat apapun yang berada di tangan mereka menjadi sebuah kesuksesan besar, meskipun begitu bergaul dengan seluruh anggota komunitas yang ada bukan suatu hal yang Gavin sukai. Jika itu bukan hal yang sangat penting, ia tidak akan menghadiri acara-acara seperti acara amal, acara lelang, acara social function lainnya. Tidak seperti Gavin, Diego masih menyukai aliran pergaulan dengan para penjilat-penjilat menyebalkan itu karena menurutnya itu merupakan hiburan tersendiri untuk dapat berurusan dengan tikus-tikus menjijikan seperti mereka.
Selama ini ia selalu menghadiri social function yang ada ia tidak pernah melihat sosok perempuan ini. Bukankah itu sama saja dengan mengatakan bahwa perempuan itu tidak jelas asal-usulnya? Ia bukan pewaris dari perusahaan terkenal, bukan juga anak jadi politikus ternama atau tokoh penting lainnya.
Jadi, kenapa tiba-tiba kakak satu-satunya ini membawa perempuan aneh ini ke dalam Ramirez Mansion?
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romansa[FOREVER MINE COMPLETED] [HIGHEST: #1 on lovelife] [#32 in fiction] [#104 in bisnis] "Mr. Ramirez, lepaskan! Apa-apaan ini?! Aku tau kamu punya segalanya tapi, bukan berarti kamu seenaknya seperti ini!" "hey, apa kau dengar aku!? HEY LEPASKAN! BASTA...