Byian tidak tahu apakah ini mimpi atau bukan, apabila ini mimpi Byian ingin segera bangun. Byian tidak suka dengan apa yang dia mimpi kan. Mata nya terbuka perlahan lahan, ada sinar lampu yang menerangi langsung ke arah mata nya. Byian meringis, semua badan nya terasa sakit sekali, apalagi di bagian dada.
"Dimana ini?" Byian melihat sekeliling ruangan "Panic Room". "tidak.. tidak.. ini tidak nyata.. ya Tuhan aku mohon ini hanya lah mimpi."
Kalau Byian berada di sana berarti itu bukan hanya sekedar mimpi bagi nya, tapi apa yang Byian anggap mimpi adalah sebuah kenyataan, kenyataan yang akan menjadi mimpi buruk Byian untuk selamanya.
Byian mendengar suara suara yang tidak jelas pada pendengaran nya, seperti suara seorang wanita dan juga suara seorang pria dewasa yang sedang berbicara. "Siapa mereka? apakah itu mama dan papa? bukan.. itu bukan suara mereka, aku tidak mengenal suara suara barusan."
"Apakah nona Byian akan baik baik saja dokter."
"Dia akan segera membaik dan kondisinya sudah stabil, kita doakan saja semoga nona Byian segera sadar."
"Siapa di sana? tolong nyalahkan lampunya? gelap sekali disini, siapa saja tolong aku.. aku takut kegelapan, aku mohon." Tidak ada yang mendengar suara Byian, sepertinya Byian menyerah dengan kegelapan, karena Byian tidak mendengar suara suara lagi di telinga nya.
Byian mencoba membuka kedua mata nya, ada cahaya yang menyilaukan, dan Byian melihat sekeliling nya." Benar apa yang aku pikirkan bahwa ini adalah rumah sakit, karena seseorang pria yang aku dengar entah siapa dia bertanya dan menyebutkan kata kata Dokter."
"Nona Sera anda sudah sadar." Paul yang dari semalan menunggu Byian siuman berlari kecil dari pintu masuk.
"Paul.. aku haus."
"Sebentar nona saya akan ambil kan air dan segera saya panggil dokter." Paul dengan tergesa gesa keluar dari kamar.
Ada lima orang berjubah putih yang Byian yakini mereka semua adalah seorang dokter dan dua orang perawat. Bukan hanya dokter dokter tersebut yang berada di ruangan ini, ada dua pria dewasa yang tidak Byian kenal selain Paul. Pria yang satunya aku perkirakan seusia papa nya dan yang satunya berumur sudah seperti mendiang kakek Byian.
"Bagaimana keadaannya Dokter?" kakek tua itu bertanya kepada salah satu dokter.
"Kami sudah memeriksanya dan semua hasil test yang kami lakukan menunjukan kalau nona Byian akan segera membaik." salah satu dokter yang berkaca-mata tersebut berbicara. "Beristirahat dengan cukup, akan membuat kembali pulih seperti biasa."
Setelah semua test pemeriksaan yang telah dilakukan, dokter dokter tersebut meminta ijin untuk undur diri, kini hanya tertinggal Paul dan kedua orang tersebut di kamar Byian.
"Paul.. Aku ingin pulang dan dimana orangtua ku Paul? kemana mereka? dan Devan? dimana Devan, Paul?"
"Mereka baik baik saja, yang sekarang perlu di pikirkan adalah kondisimu sekarang, kamu harus banyak beristirahat sayang." kakek itu menjawab pertanyaan Byian sambil memegang tangan Byian secara hati hati, karena masih ada jarum infus di sekitar tangan nya.
"Tidak.. Aku mau bertemu mama dan papa." Byian menarik tangan nya dengan cepat. "dimana mereka Paul?"
"Saya akan panggil kan dokter tuan." Paul yang tanpa di perintah sudah meninggalkan kamar.
Dari arah pintu yang terbuka, masuk dua orang Dokter dan Suster dan mereka juga membawa alat alat medis.
"Tidak... Jangan suntik aku, aku tidak mau, jangan menyentuh ku." Byian berteriak dengan lantang, Byian mencoba memukul dan menendang apapun yang dia bisa lakukan, tapi percuma karena Byian hanya seorang anak yang berusia tujuh tahun, tenaga nya tidak sebanding dengan mereka.
"Tidak.. tidak.. Aku tidak mau tidur, aku takut gelap. Aku ingin melihat orang tua ku dan juga Devan." Teriak Byian.
Tapi teriakan Byian terhenti ketika dokter berhasil menyuntiknya. Byian tertidur dimana nantinya ketika kedua bola matanya terbuka kehidupan Byian akan berubah selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...