Setiba di penthouse Byian mengobati luka luka di wajah dan tangannya. Luka di tangannya bisa di tutupi dengan memakai baju panjang tapi tidak dengan wajahnya. Untung nya tidak ada Zeline ketika Byian pulang karna Zeline mengabari harus bekerja lembur di kantornya.
Jadi Byian harus menyiapkan jawaban yang nanti pasti yang akan di tanyakan oleh Keysa dan juga Ryan. Sekarang ini mereka tinggal bersama, mereka lebih memilih tinggal di penthouse dari pada di rumah, karna lebih dekat dari tempat mereka bekerja.
Tok... Tok...
"Byian apa kau di kamar?"
"Hmmm... Iya Key aku sedang berpakaian."
"Baiklah, tolong kau ke kamar ku ada sesuatu untuk mu." ucap Keysa sambil berlalu.
Byian tidak tahu harus bagaimana, dia bingung. Tidak mungkin dia keluar dengan keadaan seperti sekarang dan Keysa tidak mungkin tidak bertanya nantinya. Tapi apabila tidak menemui Keysa pasti Keysa akan kembali ke kamar Byian. Dengan kaki yang berat Byian menuju ke kamar Keysa.
Keysa mendengar suara pintu terbuka lalu tertutup kembali. Keysa berada di kamar mandi dan Byian bersyukur untuk itu karna dia membutuhkan waktu sedikit untuk mencari kata kata apa yang akan di beritahukan kepada Keysa.
"Di atas kasur ada hadiah untuk mu, aku membeli nya waktu di Paris." teriak Keysa dari kamar mandi. Byian melihat hadiah yang di bawa oleh Keysa dan itu adalah parfum favorit nya.
Keysa keluar dari kamar mandi menuju wall of closet tanpa melihat Byian yang duduk di tengah kasur. Byian sengaja menundukkan kepalanya agar Keysa tidak melihat.
"Bagaiman kau suka?" tanya Keysa ke arah tempat tidur.
"Aku suka, terimakasih." ucap Byian yang masih menunduk.
"Hey Bi.. Ada apa, apa kau menangis." Byian hanya menggelengkan kepalanya. "Ohh ayo lah.. Aku hanya tiga hari di sana tapi kau sepertinya sangat merindukan ku." ucap Keysa terkekeh.
Perlahan Byian menegakkan kepalanya. Keysa yang melihat apa yang terjadi pada wajah Byian sangat shock, dia menutup mulutnya dengan tangan.
"Ya Tuhan Byian... A-apa yang terjadi? Wajah mu.. Kenapa wajah mu lebam seperti ini?" tanya Keysa dengan terbata ingin menangis.
"A-ku tidak apa apa Key, ini hanya luka kecil."
"Tidak apa apa katamu? Hanya luka kecil? Apa kamu buta huh..? Apa sudah Lihat dirimu di cermin Byian..? luka lebam yang kamu miliki itu sangat parah." teriak Keysa.
"Shuttt.. Bisa kamu kecilkan suara mu itu. Nanti Ryan akan mendengar nya."
"Aku tidak peduli Ryan atau tetangga sekali pun mendengar teriakan ku." ucap Keysa memperjelas. "Kamu harus menceritakan kepada ku kenapa kamu sampai seperti ini." sebelum Byian menjelaskan ada suara pintu terbuka dan di sana ada Zeline yang baru pulang dan masuk ke kamar.
"Ada apa ini Key? Teriakan mu sampai ke bawah." ucap Zeline, sebelum Keysa bicara Zeline melihat Byian dan langsung menjatuhkan tas nya. "Ya Tuhan Byian ada apa dengan wajah mu?" tanya Zeline tidak percaya apa yang baru saja di lihatnya.
"Itu lah kenapa aku berteriak Zee, aku melihat keadaan Byian sudah seperti ini."
Byian hanya menarik nafas, mereka sedang menunggu Byian untuk berbicara. Byian akhirnya bercerita apa yang telah terjadi padanya hari ini. Yang mereka tidak habis pikir kenapa orang orang itu ingin melukai Byian. Karna selama ini mereka merasa baik baik saja selama berada di kota London. Byian berpikir apa kemungkinan ini ada sangkut pautnya dengan kematian keluarga Byian lima belas tahun yang lalu.
"Aku harus beritahu kakek."
"Tidak Keysa."
"Dia harus tahu Bi.. Ini sudah sangat berbahaya, ada yang ingin menculik dan melukai mu."
"Aku bilang tidak Keysa." Byian berteriak. "Tidak ada satu pun dari mereka yang tau kejadian hari ini."
"Apa kamu gila.. Ini sudah menyangkut nyawa mu." teriak Keysa kembali.
"Aku tidak peduli. Aku tidak mau kembali ke Amerika."
"Apa ini karna Carl kamu tidak mau pulang? Jangan karna dia kamu menyampingkan keselamatan mu sendiri Bi." tanya Zeline tiba tiba.
"Bukan bukan hanya itu saja. Ada susuatu yang tidak bisa aku cerita kan kepada kalian." Byian terlihat tertekan.
"Apa..? Apa yang tidak bisa kau ceritakan kepada kami?" Byian hanya menggelengkan kepalanya. "Beritahu kami Bi.. Atau aku akan telpon kakek sekarang juga." ancam Keysa.
Byian melihat wajah kedua sahabat nya. Apa sekarang waktunya Byian menceritakan kehidupannya yang selama ini hampir lima belas tahun ingin dia lupakan. Dengan suara gemetar Byian bersuara.
"Apa kamu tahu Key kenapa aku tinggal dengan keluarga mu? Lebih tepatnya selama ini aku tinggal dengan kakek Harvey." tanya Byian.
"Tentu saja, orang tua ku bilang karna keluarga mu meninggal dalam kecelakaan. Jadi kakek yang mengenal keluarga mu menjadi wali mu."
"Kamu benar, memang di karna kan keluarga ku meninggal dan aku tidak memiliki saudara akhirnya kakek yang di tunjuk oleh almarhum kedua orang tua ku sebagai wali ku sampai aku dewasa nanti dan itu tertulis di dalam surat wasiat nya. Tapi meninggal nya keluarga ku bukan karena kecelakaan. M-mereka di bunuh!"ucap Byian memandang kedua bola mata sahabat nya yang tidak percaya.
"Ya Tuhan..." ucap mereka bersama dengan wajah terkejut.
"Mereka di bunuh pada saat malam hari ketika aku tertidur. Aku terbangun dari tidur karna mendengar keributan di luar kamar ku. Bukan hanya pada malam itu aku kehilangan orang tua ku, aku melihat kakak laki laki ku tertembak ketika kami akan menyelamatkan diri." ucap Byian menangis. "Malam itu bukan hanya keluarga ku saja yang terbunuh, bibi Nikita yang sudah aku anggap sebagai keluarga ku sendiri ikut terbunuh. Bibi Nikata adalah istri dari Paul Laurence, ibu dari Kyle dan Niel Laurance."
Keysa dan Zeline hanya terdiam sambil menangis, mereka tidak tahu bagaiman harus bereaksi. Mereka tidak menyangka kalau kehidupan Byian akan seperti ini.
"Jadi aku mohon jangan beritahukan kakek, aku tidak mau kembali karna aku tidak mau mengingat masalalu yang mau aku lupakan. Aku ingin melupakan apa yang terjadi pada malam itu."
"Apa kakak kakak ku tahu apa yang terjadi pada mu?"
"Tidak.. aku rasa tidak, hanya kakek dan orang tuamu serta keluarga Laurance tentu saja." ucap Byian. "Jadi bersumpahlah kalian tidak bercerita kejadian hari ini."
"Baik Bi.. Aku dan Zee tidak akan memberitahukan kakek. Tapi kita harus hati hati. Walaupun kita memiliki ilmu bela diri tapi mereka sangat berbahaya. Entah berapa orang lagi yang akan menjegat mu ketika kamu lengah. Kita harus bicara dengan Ryan, hanya itu satu satunya jalan."
"Tidak, Ryan anak buah Paul, kalau dia tau pasti menceritakan kepada nya."
"Tapi luka mu? Bagaimana kamu menjelaskan luka di mata mu itu." tanya Zeline.
"Aku akan menutupi dengan perban di area mataku, ini akan seperti sakit mata apabila Ryan bertanya nantinya." jawab Byian yang di anggukan oleh Keysa dan Zeline tanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...