77 - Thank You

3.9K 185 9
                                    

Project yang di lakukan Byian dan teman teman nya sudah hampir selesai. Jennie sudah menjalankan kemoterapi dan sudah mau keluar dari Rumah sakit. Walaupun nanti Jennie harus berobat jalan untuk mengecek kondisinya.

Ketika Jennie keluar dari Rumah Sakit, kehidupan barunya dengan kedua anak nya akan menanti. Pekerjaan baru, tempat tinggal baru yang sudah di siapkan oleh Byian dan teman temannya.

"Kita akan kemana kak..? tanya Tommy.

"Hari ini Mommy kalian akan keluar dari Rumah Sakit. Kita akan menjemput nya."

"Benarkah." kata Tommy antusias yang di anggukan oleh Byian.

"Jimmy kita ke Rumah Sakit dulu, lalu ke tempat yang aku bilang tadi." pinta Byian.

"Baik Nona."

Setibanya di Rumah Sakit, Jennie sudah bersiap siap, di sana juga sudah ada Emilia. Mereka segera menuju ke tempat tujuan yang dimana sudah ada Keysa, Zeline dan Jill.

Jimmy membawa mereka ke tempat perumahan yang terlihat nyaman dan tentram. Lingkungan yang terlihat baik untuk sebuah keluarga. Di sinilah Jennie dan anak anaknya akan memulai kehidupan baru.


"Nona Byian.. Kita berada di mana?" tanya Jennie yang mulai bingung karna mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah rumah.

"Turunlah nanti aku jelaskan. Dan kalian berdua juga turun ok." kata Byian tersenyum.

Mereka masuk ke rumah dan di dalam sudah ada Keysa, Zeline dan Jill yang sedang duduk di sofa, Byian menyuruh Jennie dan anak anaknya juga duduk begitu juga dengan Emilia. Mereka bertiga terlihat bingung karna seharusnya mereka di antar ke rumah mereka.

"Begini.. Aku tau kamu bingung dan bertanya tanya, untuk apa kita berada di sini. Aku dan keempat teman ku ini memiliki sesuatu untuk mu. Jill..."

Jill yang di panggil namanya menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Jennie. Jennie membuka amplop tersebut dan membaca surat yang ada di dalamnya.

"I-ini..." Jennie melihat ke arah Byian dan yang lainnya lalu ke berkas yang di pegangnya. Jennie mulai mengeluarkan air matanya.

"Itu adalah surat tanah dan rumah atas nama mu Jen. Rumah ini sekarang milik mu dan mulai sekarang kalian akan tinggal di sini." ucap Jill terlihat wibawa sebagai seorang pengacara.

"Aku minta maaf karna lancang menjual rumah mu yang dulu. Well.. Walaupun tanpa persetujuan mu aku akan tetap menjual rumah mu karna di sana tidak layak untuk menjadi tempat tinggal untuk mu dan juga anak anak mu." kata Jill seenaknya membuat teman teman nya tertawa. Jennie yang mendengar nya pun ikut tertawa sambil menangis.

"Dan ini adalah surat panggilan kerja dari Collins Company. Ketika kamu siap untuk bekerja kembali, kamu bisa menghubungi orang yang ada di surat itu atau pun aku, tidak masalah yang mana saja." kata Byian memberikan amplop berwarna putih dengan logo perusahaan keluarga nya.

"Nona.. Ini.. Ini sangat berlebihan. Aku tidak tahu harus berkata apa."

"Terimalah, kalian layak mendapatkan nya."

"Terimakasih.. Terimakasih untuk kalian semua yang sudah berbaik hati melakukan ini semua untuk keluarga kami." ucap Jennie terisak.

"Dan untuk kalian berdua, apa kalian mau melihat kamar kalian?" tanya Keysa. "Asal kalian tau saja, kamar kalian sangat lah keren dan semua interior di rumah ini aku dan kak Zeline yang memilihkannya." ucap Keysa bangga. Krystal dan Tommy mengangguk antusias.

Menjelang malam mereka masih berada di rumah baru Jennie. Karna Jennie memaksa akan membuatkan makan malam untuk mereka berenam termasuk Jimmy. Karna itu adalah rumah baru dan belum ada bahan makanan, Emilia dan Zeline mengajukan diri pergi ke supermarket yang dekat dari komplek perumahan tersebut.

Byian berada di depan teras, memandangi kebun bunga yang berada di halaman rumah. Rumah ini sangat indah walaupun tidak besar. Semua interior dan design yang di lakukan Keysa dan Zeline sangat bagus dan indah. Tidak salah Byian meminta bantuan mereka karna mereka tau apa yang harus di kerjakan.


"Nona Byian tidak masuk ke dalam?"

"Oh.. Kamu Jim. Tidak. Aku sedang mencari udara segar." ucap Byian yang melihat Jimmy di ambang pintu.

"Hmm.. Apa yang nona lakukan sangatlah mulia." kata Devan yang sudah berdiri di samping Byian. Byian mengerutkan dahinya. "Apa yang nona lakukan pada keluarga ini." tambah Devan. Byian tersenyum mulai mengerti.

"Tidak. Aku melakukan hal yang benar. Siapa pun pasti akan melakukan hal yang sama kalau berada di posisi ku."

"Tidak semua." ucap Devan seperti mengingatkan akan kekejaman dunia. Byian tersenyum.

"Hanya saja aku beruntung di beri kelebihan yang orang lain tidak miliki, jadi lebih baik aku membantu orang yang membutuhkan nya. Bukan mereka saja, apabila aku bertemu dengan orang lain seperti keluarga ini, aku akan melakukan nya lagi. Keluarga ini mengingatkan aku akan keluarga yang dulu pernah aku miliki." ucap Byian lirih.

"Keluarga anda?"

"Krystal dan Tommy. Hubungan mereka berdua mengingatkan akan hubungan aku dengan almarhum kakak laki laki ku. Usia mereka sama seperti usia aku dan Devan ketika Devan masih hidup." ucap Byian menundukkan kepala. "God... Aku merindukan nya." Byian meneteskan air mata, tapi dengan cepat mengusap  dengan jarinya.

"Kamu merindukan keluarga mu."

"Sangat." ucap Byian sambil melihat ke arah Devan. "Ya Tuhan aku minta maaf Jimmy. Kenapa aku jadi melankolis seperti ini padamu." Byian menjadi malu sendiri.

"Tidak apa apa nona. Lebih baik di utarakan apa yang ada di hati nona. Karna itu akan sangat melegalkan." Devan tersenyum.

"Terimakasih.. Hmm.. Lebih baik kita masuk. Seperti nya Jennie hampir selesai memasak." Byian beranjak dari kursinya dan melaju ke dalam rumah.

Devan masih berdiri di tempat nya. Memandang Byian yang sudah masuk ke dalam rumah.

"Aku juga merindukanmu." ucap Devan lirih

Setelah selesai makan malam, mereka pamit untuk pulang. Tapi mereka tidak pulang ke rumah masing masing karna mereka akan pergi ke sebuah Bar and Lounge milik salah satu teman Sofia yang baru saja di buka. Di sana juga sudah ada Sofia yang sudah menunggu.

Sofia bisa di bilang bersahabat dengan Byian karna Sofia teman pertamanya ketika Byian mulai bekerja di Rumah Sakit. Sofia juga berteman dengan Emilia otomatis Sofia juga berteman dengan Keysa, Zeline dan juga Jill.


Ternyata bukan orang biasa saja yang di undang oleh temannya Sofia, tapi dari kalangan model dan artis juga di undang. Makin malam suasana Bar and Lounge semakin ramai. Tadinya musik Bar hanya memakai sound system, sekarang berubah menjadi musik DJ, tak ubah nya seperti musik di club malam.

Mereka berada di satu sofa, hanya ada enam wanita di sana tanpa ada satu pun para pria. Banyak pria yang hadir melirik mereka bahkan ada yang berani mendekati mereka untuk hanya sekedar berkenalan.

Tapi mereka menolak dengan halus. Karna memang mereka datang hanya sekedar untuk melepas lelah. Apa lagi di dekat sofa mereka ada Devan sebagai bodyguard.

"Byian.. Kamu datang juga?"

"Oh.. Hai Noah." Byian dan Noah berpelukan. "Kamu datang?"

"Aku yang mengundang nya." ucap Sofia sambil mencium bibir Noah dan di balas oleh Noah. Byian terkejut melihat apa yang baru saja terjadi.

"Wait a minute.. Kalian...?" Sofia tersenyum.

"We are dating.." ucap Noah.

"What... Since when?" kedua mata Byian membesar kaget, begitu juga dengan yang lain. Karna mereka semua secara pribadi juga mengenal Noah.

"Hmm.. After a charity event." kata Sofia tersipu.

"Ya Tuhan.. Kalau begitu selamat untuk kalian berdua." Byian memeluk erat Sofia dan juga Noah. Begitu juga yang lainnya memberikan pelukan ucapan selamat.

"Terima kasih girls." Sofia tersenyum pada semua sahabatnya.

Pada malam itu mereka juga merayakan hari jadi para sahabat mereka. Tentu saja Sofia dan Noah yang mentraktir.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang