30 - Go

4.2K 245 1
                                    

Hampir dua hari Byian berada di apartemen Emilia dan sudah dua hari juga Byian ijin kerja karna pura pura sakit. Emilia sudah mengetahui kenapa Byian seperti itu. Emilia hanya bisa memberikan dukungan kepada sahabatnya itu karna Byian sangat membutuhkannya.

"Apakah kamu benar benar tidak mau pulang?" Byian hanya menggelengkan kepalanya. "Baiklah aku pergi bekerja nanti sore aku sudah pulang. Apa kamu mau es cream aku bisa mampir ke minimarket?"

"Memangnya aku anak kecil." Emilia hanya terkekeh.

"Baiklah jangan berbuat yang tidak tidak karna patah hati."

"Sialan kamu Em.."

"Bye Bi..."

"Coklaatt... Aku mau rasa coklat." teriak Byian yang di beri tanda jempol oleh Emilia.

Di apartemen Carl seperti orang gila. Bukan tanpa alasan di marah marah, karna Byian sudah dua hari tidak pulang dan anak buahnya tidak bisa melacak keberadaannya. Handphone yang di pegang Byian mati karna itu mereka tidak bisa melacaknya.

Carl sedang merokok di balkon kamar Byian, sudah dua hari ini Carl berada di kamarnya. Sekarang Carl sangat menyesal, kalau sesuatu terjadi pada Byian dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.


"Tuan..."

"Apa kamu sudah menemukannya Jac?"

"Sudah tuan.. Nona Byian selama ini tinggal dengan teman kerjanya Dokter Emilia Clara Smith."

"Kamu memiliki alamatnya?"

"Kami sudah siap apabila tuan mau pergi ke sana."



Byian merasa bosan tidak melakukan apa apa, yang di kerjakannya hanya tidur lalu nonton televisi.

"Sial.. Kenapa justru aku malah sering menangis. Ada apa denganku. Sungguh aku benar benar membencinya."

Byian sedang memasak karna dia begitu lapar, kebetulan di dalam lemari es ada daging giling jadi dia akan membuat pasta.


Tok.. Tok.. Tok..

"Apa Em lupa membawa kunci?" batin Byian. "Sebentar Em..." Byian berlari menuju pintu dan langsung membukanya tanpa melihat.

Deg..

"Shit.. Kenapa aku tidak melihat dulu, Kenapa pria ini tau aku berada di sini." batin Byian, tanpa bicara Byian langsung menutup pintu dan menguncinya.

Dug.. Dug.. Dug..

Pintu di gedor lebih keras dan wajah Byian memucat.

"Byian buka pintunya."

"A-aku harus bagaimana? Aku tidak mau bertemu dengannya."

"Buka pintunya atau aku akan membuka paksa." ucap Carl geram.

Byian diam saja tidak menjawab, dia mondar mandir di ruang tamu tidak tau harus bagaimana.

"Apa aku turun dari balkon saja, kalau aku jatuh bagaimana?" batin Byian.

Braaakkk....

Byian memekik kaget ketika pintu terbuka dengan paksa dan di sana sudah ada Carl, Jacob, Brett dan Ralph yang sudah masuk ke dalam apartemen.

"Brengsek.. Apa kalian sudah gilaa... Kalian merusak pintu apartemen teman ku." teriak Byian.

"Kalau kamu membuka pintu semua ini tidak akan terjadi Byian." ucap Carl dengan nada marah.

"Kalau aku tidak membukanya berarti aku tidak mau bertemu dengan mu, seharusnya kamu pergi dari sini bukan malah merusak properti temanku." teriak Byian lagi. "Sekarang pergi dari sini, cepat pergii...."

"Aku akan pergi kalau kamu juga ikut dengan ku."

"Apa.. Apa kamu sudah tidak waras. Aku bilang aku tidak mau bertemu dengan mu, apa lagi ikut dengan mu." ucap Byian geram. "Jacob bawa boss gila mu ini pergi dari sini kalau tidak aku akan membunuhnya."



Wajah Carl menggelap dan marah, orang yang mengenal Carl di dunia hitam akan takut dengan wajah itu karna Carl seperti mengisyaratkan akan membunuh seseorang. Tatapannya tajam tanpa ekspresi. Byian juga takut ketika memandang wajah Carl, tapi Byian terlalu keras kepala dan juga amarahnya sudah mencapai puncak.

"Pergi.. Dan jangan pernah kembali lagi. Aku tidak mau melihat mu lagi, pergi." ucap Byian tegas.

Tanpa peringatan tubuh Byian melayang dan sekarang berada di pundak Carl. Byian di gotong seperti Carl sedang membawa karung.

"Perbaiki pintu ini dan bilang kepada pemilik apartemen kalau Byian pergi dengan ku."

"Baik tuan."

"Turunkan aku brengsek.." teriak Byian memberontak dan memukul punggung Carl tapi tidak berhasil.

Carl menurunkan Byian di depan mobil sport miliknya.

"Masuk."

"Tidak akan pernah." ucap Byian sambil berlaku tapi tidak bisa pergi karna Carl mencekram tangan Byian kencang.

"Lepas sialan kau menyakitiku."

"Aku bilang masuk, aku tidak suka di bantah." ucap Carl geram.

Akhirnya Byian dengan terpaksa masuk ke dalam mobil dan Carl langsung melaju mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Selama dalam perjalanan tidak ada satu pun yang berbicara. Sampai di apartemen, Byian langsung keluar tanpa menunggu Carl dan menuju lift.

"Byian aku ingin bicara dengan mu." ucap Carl ketika sudah sampai di dalam penthouse. "Byian..."

"Aku bilang aku tidak mau bertemu dengan mu, tidak mau berbicara dengan mu. Lebih baik kamu pergi dari sini."

"Aku minta maaf, aku belum pernah meminta maaf sebelumnya, tapi aku akan lakukan hanya untuk mu. Aku tau aku salah dan aku minta maaf Byian." ucap Carl memandang Byian lekat.

"Maaf.. Apa segampang itu kamu meminta maaf." ucap Byian dengan mata yang berkaca kaca. "Aku tidak peduli apa yang kamu lakukan, aku hanya menyesali diri sendiri kenapa aku bisa tertipu oleh mu lagi."

"Tidak.. Dengarkan aku Byian, aku.."

"Sudah cukup Carl, dulu kalau kamu menyakitiku aku memakluminya karna dulu aku masih tidak mengerti apa apa, tapi sekarang! Kamu sudah kelewatan mempermainkan ku. Aku marah pada diri ku sendiri kenapa masih saja membiarkan dirimu masuk ke dalam hidupku lagi." Teriak Byian.

"Tidak Byian aku mohon.. aku mencintaimu. Maaf kan aku, aku mohon."

"Aku tidak bisa. Aku tidak mau merasakan sakit lagi, aku mohon Carl pergilah, aku tidak ingin bertemu dengan mu, pergilah aku mohon." ucap Byian yang akhirnya menangis.

Byian menutup wajahnya sambil menangis, Carl mengutuk dirinya sendiri, Carl tidak mau melihat Byian menangis tapi dia lah yang membuat Byian seperti ini. Dia sungguh sangat menyesal.

"Hufh.. Baiklah aku akan pergi, aku benar benar minta maaf, aku tidak mau menyakiti mu. Kamu harus tau bahwa Aku benar benar mencintaimu." ucap Carl dengan nada gemetar dan Carl maju ke depan Byian dan mencium kening Byian walaupun saat ini Byian sedang menutup wajahnya dengam kedua tangannya.

"Aku pergi. Aku minta maaf princess." ucap Carl sambil berlalu dan menutup pintu.

Byian langsung terjatuh ke bawah dia menangis terisak. Hatinya sungguh sakit, dia begitu membencinya tapi di saat bersamaan dia juga mencintainya, entah kapan dia mulai mencintai Carl. Tapi yang jelas sekarang dia merasa hampa.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang