80 - Flashback

3.8K 205 11
                                    

Sebuah pabrik kosong terlihat tidak terurus, lembab dan begitu menyeramkan. Di dalam sana masih ada ruangan yang cukup layak untuk di huni, di sana terlihat seorang wanita yang terikat duduk di kursi dengan mata yang tertutup. Tidak ada pergerakan dari wanita tersebut karna pingsan.


"Ehmm.." Byian tersadar dari pingsannya.

Gelap, Itu yang dirasakan Byian sekarang. Byian panik, Byian berusaha bangkit tertahan oleh ikatan di sekitar lengan dan kakinya. Byian berusaha membuka ikatan di lengannya tapi ikatan itu sangat kuat, malah membuat lengan Byian biru karna memar.

"Tidak.. Tidak.. Arghh.." Byian memberontak berusaha melepas ikatan yang ada ditangannya. "Kumohon lepaskan aku. Tolong..." teriak Byian yang sudah terisak.

Di ujung sofa di dalam kegelapan ada sepasang mata yang sedang memandang tajam ke arah Byian. Sejak dari tadi pria itu melihat tingkah Byian dalam keheningan.

"Tangan mu akan putus kalau terus memberontak seperti itu." ucap Pria itu dengan suara bariton nya yang serak.

"Siapa..?" Byian memalingkan kepala nya ke kanan dan ke kiri. "Aku mohon siapa pun dirimu. Tolong lepaskan aku." isak Byian.

"Maaf. Aku tidak bisa melakukannya." ucap pria itu berdiri mendekati Byian.

Bunyi langkah kaki dari belakang di rasakan Byian. Langkah kaki semakin mendekati nya lalu berhenti. Byian yakin siapapun pria itu sekarang sedang berdiri di depannya.

"Aku mohon lepaskan aku." ucap Byian lirih.

"Kamu persis seperti ibumu." ucap pria itu tiba tiba.

"A-apa.. Apa maksud mu." pria itu mengambil kursi di pojokan dan sekarang duduk berhadapan dengan Byian.

"Kamu mendengarkan ku. Wajah mu seperti mending ibumu. Tapi sayangnya ibumu sekarang sudah mati." ucap Pria itu dingin.

"Shut up. don't talk about my Mom like that." geram Byian. Pria itu terkekeh.

"Kamu berani sekali membentak ku. Padahal posisi mu saat ini bisa menghilangkan nyawamu sendiri." ancam pria itu, Byian terdiam.

"Good girl. Lepaskan penutup matanya." perintah pria itu.

Salah satu Bodyguard yang berada di ruangan tersebut membuka penutup mata milik Byian. Byian berusaha menetralkan penglihatannya yang buram. Byian melihat sekeliling nya dan banyak pria berjas hitam sedang berdiri di setiap sudut.

Lalu Byian memandang ke arah depannya yang dimana sudah ada pria berumur yang sedang duduk di kursi dengan menopang salah satu kakinya dan melipat kedua tangannya di dada. Byian mengerutkan dahinya. Byian tidak pernah melihat pria yang mungkin seumuran dengan kakek Harvey.

"Siapa kamu." ucap Byian dingin. Pria tua itu tersenyum smirk di wajahnya.


"Maafkan aku. Salahku yang tidak memperkenalkan diri." pria itu memajukan tubuhnya beberapa centi meter. "Nama ku Samuel Douglas. Asal kamu tahu, ibu ku memeberikan nama Samuel hanya untuk mengingat ayahku dan aku benci akan fakta itu." tambahnya lagi sambil menopang kedua tangannya di dagunya.

"Dengar tuan. Aku tidak mengerti di sini. Kenapa aku di culik dan di ikat seperti ini. Apa salahku? Aku tidak mengenalmu."

"Kamu memang tidak mengenalmu, karna aku di sembunyikan dengan sangat baik. Tapi aku mengenal kakek buyut mu dan juga kakekmu. Karena mereka adalah ayah dan juga saudara ku." ucap Samuel tajam.

"A-apa..."

"Kakekmu Jimmy Collins adalah kakakku. Bisa di bilang kamu adalah cucuku." cibir Samuel.

"Tidak.. Itu tidak mungkin. Kakek anak tunggal seperti Daddy. Kamu pasti bohong." ucap Byian sambil menggeleng tidak percaya.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang