Sudah hampir dua minggu Byian tidak bertemu dengan Carl. Byian merindukan mantan tunangannya itu. Sebenci apapun dirinya dulu Carl pria yang selalu berada di hatinya. Sekarang nasi sudah menjadi bubur Byian akan menjalani hidupnya tanpa Carl.
Byian merasa apa yang sudah menjadi keputusannya sudah benar. Byian ingin memiliki hidup dengan caranya sendiri. Itu haknya sejak lahir dan sekarang hak itu di minta nya oleh tuan Harvey yang menjadi wali nya selama ini.
Byian sekarang berada di ruang meja makan. Hari ini Byian libur dari tugasnya sebagai Dokter.
"Mary..."
"Ada apa sayang?"
"Aku merindukan rumah." ucap Byian tanpa mengalihkan matanya pada makanannya.
"Kamu mau ke Staten Island?" Byian mengangguk.
"Tapi aku tidak sendiri." Mary mengerutkan dahinya. "Aku akan pergi dengan Kesya dan yang lainnya." ucap Byian lagi.
"Baiklah.. Aku akan menyiapkan keperluan mu."
"Tidak usah Mary. Aku sudah menyiapkan semuanya. Aku tidak membawa keperluan banyak. Aku tinggal menunggu mereka datang saja." kata Byian sambil tersenyum.
Tiga puluh menit kemudian Zeline datang, di susul oleh Jill dan Keysa.
"Jadi berapa hari kita di sana?" tanya Keysa.
"Hanya dua hari." jawab Byian.
"Dua hari? Untuk apa berlibur kalau hanya dua hari."
"Kita sedang tidak liburan bodoh." kata Jill memutar kedua matanya.
"Aku tau.. Maksudku apa dua hari itu cukup untuk kita bersenang senang?" tanya Keysa lagi.
"Apa kamu pernah ke Staten Island Key? Atau bahkan tau kota itu seperti apa?" tanya Jill. Keysa menggeleng. "Bukalah Google sekarang. Cepat.." pinta Jill.
Keysa pun membuka Google atas permintaan Jill. Mengetik pencarian Staten Island. Keysa membuka matanya lebar lebar. Tidak ada apa apa di kota itu. Kota hampir sama dengan kota lainnya di New York. Tapi kota itu sangat sepi. Tatanan gedung di tata sedemikian rupa. Tidak ada lampu lampu gedung yang germelap seperti di Manhattan.
"Apa apaan itu.."
"Yeah.. Apa apaan itu." Jill dan yang lainnya tertawa terbahak.
"Kota Staten Island tempat untuk menenangkan pikiran Key." kekeh Zeline.
"Kita masih bisa bersenang senang di sana tenang saja." kata Byian tersenyum meledek. "Yasudah kita berangkat sekarang. Tapi sebelum berangkat matikan dulu handphone kalian." pinta Byian.
"Kenapa?" tanya Kesya heran.
"Apa kalian mau kalau kekasih hati kalian menjemput paksa ketika kita sedang bersenang senang?" ucap Byian.
"Kamu benar, mereka semua sangat protektif. Kita berempat jarang bersama padahal kita satu Negara, satu kota, satu lingkungan kerja." ucap Jill.
Mereka pun serempak mematikan handphone dan apabila mau menghubungi seseorang di sana sudah ada telepon rumah atau pasti para pekerja Byian memiliki handphone.
Perjalanan mereka memakan waktu kurang lebih satu jam. Mary sudah menghubungi Michael Roland beserta para pekerja lainnya agar bersiap siap menyambut Byian dan juga teman temannya yang akan berkunjung.
Mereka sudah berada di depan pintu gerbang kediaman Collins. Ada logo besar berhuruf C.R di gerbang tersebut. Yang menandakan kalau kediaman itu milik keluarga Collins.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...