Slow motion tubuh Byian yang jatuh ke tanah seakan hanya dapat di lihat tanpa bisa di raih oleh Carl. Seakan waktu berhenti berdetak, Carl terpaku tidak bergerak melihat tubuh Byian yang sudah terbaring di tanah.
Devan dengan cepat menggapai tubuh Byian, membaringkan kepala Byian di pahanya, Devan memanggil manggil nama Byian tapi tidak ada respon sama sekali.
"Ser.. Sera.. Bangun... Buka matamu." Devan menepuk nepuk pipi Byian. "Sera bangun sayang... Sera.. Damn it." Devan melihat ke arah Carl yang masih mematung melihat Byian dan Devan. "Carl.. Call 911... Carl.."
Carl tersadar ketika Devan membentak nya. Carl menghampiri Byian dan mengecek seluruh tubuh Byian. Carl melihat kalau ada bercak darah di pinggang Byian.
"No.. No.. Byian.. Byian bangun.. Byian.." Carl mulai panik dan wajahnya pucat pasi. "Dev..." Carl memandang wajah Devan dengan khawatir.
"Tunggu di sini.. Aku panggil ambulans." Devan berdiri.
Dor... Dor...
Devan dan Carl menundukkan kepala dan melihat pria tua yang menembak Byian tersungkur ke depan. Di sana sudah ada Neil yang mengacungkan senjatanya lalu Neil berlari menuju ke arah Devan.
"Menunggu ambulans terlalu lama. Kita bawa Byian langsung menuju ke rumah sakit memakai helikopter. Jacob sudah menunggu." ucap Nail. Devan mengangguk kepala.
Sejak awal Devan tidak memutuskan komunikasi mereka, jadi mereka masih saling berhubungan satu sama lain.
"Carl.. Bawa Sera kita akan memakai helikopter menuju rumah sakit."
Tanpa di suruh dua kali Carl menggendong Byian hati hati dan berjalan cepat menuju helikopter yang sudah menanti mereka.
"Jacob kamu mendengarkan aku?"
"Copy Sir."
"Pergilah ke NYU Langone Hospital - Brooklyn di sana para medis sudah siap untuk kedatangan kalian." ucap Kyle tegas.
"I understand, Sir."
Setiba mereka di rooftop rumah sakit sudah ada para medis yang sedang menunggu mereka. Byian segera di bawa ke ruangan operasi oleh para Dokter yang akan menangani mereka. Carl dan yang lainnya mengikuti dari belakang dengan perasaan berkecamuk.
"Tunggu Dokter." Devan memberhentikan brankar milik Byian yang hampir masuk ke ruangan operasi. "Adik saya sedang hamil. Aku mohon selamatkan mereka berdua." Dokter mengangguk mengerti dan berlalu masuk ke ruangan.
"A-apa maksudnya Dev. Byian.." wajah Carl terlihat bingung.
"Sera sedang hamil Carl." Carl terlihat shock mendengar perkataan Devan.
"Ya Tuhan.. Tapi.. Aku tidak.. Aku.. Byian tidak pernah memberitahu ku." Carl terlihat panik, mengusap wajahnya dengan kasar.
"Sera tidak sempat memberitahu mu dan aku sangat yakin kalau Sera akan segera memberitahukan kehamilannya, kalau saja tidak ada kejadian seperti ini." ucap Devan mencoba menenangkan Carl yang terlihat gusar. "Berdoalah agar calon istri dan anak mu baik baik saja."
Detik berubah menjadi menit, menit berganti jam. Sudah hampir dua jam Byian berada di ruangan operasi. Semua keluarga silih berganti berdatangan. Kedua orang tua Carl, Harvey dan Paul datang terlebih dahulu. Lalu setelahnya Keysa dan Kyle. Begitu juga seterusnya sahabat sahabat dari Byian berdatangan.
Mereka menjadi satu diruang tunggu untuk keluarga pasien. Harap cemas terlihat di wajah mereka. Karna bukan hanya satu nyawa yang akan di selamat kan oleh Dokter melainkan dua nyawa sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...