52 - Shadow

4.2K 184 4
                                    

Hening tidak ada satupun di ruangan itu yang bersuara. Mereka diam dan sedang berpikir apa yang telah mereka ketahui hari ini sangatlah mengerikan. Bagaimana hubungan sebuah keluarga saling membunuh demi harta.

"Jadi apa yang harus aku lakukan kek?"

"Kakek menyerahkan wewenang masalah ini padamu Carl. Untuk itu aku memilihmu berada di dunia ini." kata tuan Harvey tegas.

"Apa aku bisa percaya pada orang orang di sekitar ku?" tanya Carl pada tuan Harvey dengan nada putus asa.

"Kamu harus percaya. Mereka yang berada di sini sudah bertahun tahun bekerja dengan mu dan keluarga mu sendiri tidak akan mengkhianati mu."


Carl memandang satu persatu orang orang yang berada di ruangan kerja miliknya. Ada kakek Harvey yang sampai lima belas tahun ini tidak menyerah mencari kebenaran. Paul yang selalu mendampingi kakek nya begitu juga Kyle dan Niel, walaupun mereka tidak ada di sini tapi Carl yakin merekalah yang membantu kakeknya untuk mendapatkan informasi ini.

Carl juga memandang lekat anak buahnya. Jocob yang sudah menjadi kaki tangannya selama tujuh tahun ini selalu orang yang bisa di andalkan dan di percaya. Ada Brett dan Ralph yang selalu royal, begitu juga Ryan yang selalu bisa di ajak kerja sama.

"Aku tidak memaksa kalian untuk melanjutkan misi ini, tapi kalau kalian ikut bersamaku kalian tidak bisa mundur lagi." ucap Carl dengan tegas dan berwibawa yang di miliki seorang atasan.

"Kami siap tuan." kata mereka serempak.

Mereka akhirnya keluar dari ruangan kecuali Carl, tuan Harvey dan juga Paul. Mereka masih ada pembicaraan yang tertunda.



"Kamu sudah membaca berkas itu dan semua kejadian yang menimpa Sera adalah ulah dari keluarga yang masih memiliki ikatan darah olehnya. Tapi saya ingin memberi tahukan sesuatu pada mu yang mungkin kamu belum tau tentang keluarga Sera." Kata Paul dengan wajah yang serius.

"Sesuatu? Apa itu Paul?"

"Kamu mungkin mendengar kalau orang tua dan kakak Byian meninggal karna kecelakaan."

"Iyaa.. Dad yang memberitahuku ketika aku bertanya kenapa kakek yang menjadi wali Byian. Dad bilang karna keluarga kita sudah seperti keluarga sendiri bagi keluarga Byian dan Byian sudah tidak punya keluarga kandung lagi. Di samping itu surat wasiat orang tuanya mengatakan kalau kakek yang menjadi wali Byian sampai berumur dewasa."

"Apa yang kamu katakan itu benar, tapi meninggalnya keluarga Byian bukan karna kecelakaan." lanjut tuan Harvey.

"Apa maksud kakek?" dahi Carl mengkerut bingung.

"Keluarga Byian dan juga istri Paul di bunuh pada tragedi malam itu. Bukan hanya mereka, beberapa pekerja di rumah keluarga Collins ikut terbunuh. Keluarga Byian meninggal bukan karena kecelakaan. Yang selamat dari tragedi itu hanya Byian dan Paul. Untung saja Kyle dan Niel sedang tidak ada di rumah, kalau tidak mungkin mereka juga akan terbunuh." tuan Harvey mengatakan dengan suara getir.

"A-apaa.. Tidak.. Itu tidak mungkin. Jadi selama ini semua yang aku tau mengenai Bukan adalah kebohongan yang di ceritakan oleh kakek dan Dad."

"Tidak semua, hanya tentang kematian keluarga nya saja. Ini demi kebaikan Byian dan juga atas permintaannya. Byian tidak mau mengingat kejadian buruk yang menimpa dirinya. Dia tidak mau di kasihani. Karna itu akan mengingatkan tentang keluarganya."

"Ya Tuhan." Carl mengusap wajahnya tidak percaya.

"Karna itu kakek memohon padamu berjanjilah untuk selalu menjaga Byian. Buat Byian bahagia son. Karna selama lima belas tahun semua kebahagiaan Byian sudah di renggut dari dirinya."

Carl tidak menjawab tapi tuan Harvey yakin kalau Carl akan melakukan permintaan darinya itu.

Brooklyn


Di sudut kota Brooklyn terdapat rumah besar yang seperti tidak terurus. Ada beberapa orang dengan pakaian jas rapi serba hitam di setiap sudut perkarangan rumah dan tentu saja di dalam rumah masih banyak orang yang sama. Rumah yang bisa di bilang sebagai markas suatu organisasi kelompok bawah tanah yang akhir akhir ini membuat resah penegak hukum dan tentu saja sesama organisasi lainnya.

Shadow organisasi yang bisa di bilang baru tapi sudah membuat nama di kalangan organisasi bawah tanah lainnya ketar ketir.

Tok... Tok...

"Masuk.."

"Permisi tuan, tuan Peter Brook sudah datang."

"Suruh dia masuk."

"Baik tuan."

Di sudut ruangan kerja terdapat pria dewasa yang cukup berumur sekitar enam puluh an yang sedang berdiri di sekitar jendela. Memandangi taman yang berada di depannya.

Ceklik...

"Oh.. Tuan Brook silahkan duduk." ucap pria itu ketika mendengar pintu di buka.

"Terima kasih tuan Douglas."

"Jadi bagaimana permintaan saya? Apa anda sudah mendapatkannya?" kata tuan Douglas tanpa basa basi.

"Terus terang, permintaan anda ini sangat sulit, tapi saya sudah mendapatkan informasi yang anda inginkan." Peter mengambil berkas dan memberikan berkas tersebut."

Tuan Douglas membuka berkas itu dan membacanya. Raut wajahnya tenang tapi seketika berubah menjadi gelap. Peter Brook yang melihatnya tau kenapa perubahan raut wajah itu terjadi.

"Saya tidak tau kenapa anda menyewa jasa kami sebagai informasi, padahal anda sendiri bisa dengan mudah mendapatkannya dengan menyuruh anak buah anda. Tapi dengan segala hormat ini adalah pekerjaan saya yang terakhir untuk anda karna saya tidak mau berurusan dengan mereka. Oleh karna itu sebagai pembayaran tugas saya akan saya tunggu untuk anda mentransfer nya tuan."

"Baiklah, terimakasih untuk semua tuan Brook."

"Bisnis is bisnis Sir." ucap Peter menjulurkan tangannya dan di sambut oleh tuan Douglas.


Sepeninggal Peter Brook, tuan Douglas duduk di kursinya sambil memandang foto gadis cantik yang tanpa make up. Memandang lekat foto tersebut dan tersenyum penuh arti.

"Kamu persis seperti ibumu. Apa nasib mu akan sama dengannya?"

Sudah hampir dua bulan Byian dan Carl bertunangan dan walaupun mereka sudah resmi bertunangan Byian masih tinggal di keluarga Walter.

"Tidak.. Tidak.. Jangan.." Byian mengigau dari tidur lelapnya. "Devaann..." Byian terbangun dari tidurnya. Mengusap wajahnya, tubuhnya basah dengan keringat. "Ya Tuhan... Sudah lama aku tidak bermimpi. Tapi kenapa sekarang mimpi itu datang lagi. Apa karna aku tidak mengunjungi kalian." Byian bicara dengan dirinya sendiri.

Hari ini Byian sedang libur dan biasanya Byian akan bertemu dengan teman temannya atau Carl akan mengajak makan siang bersama. Tapi hari ini Byian berbohong kalau dia masuk kerja.

Karna Byian akan pergi mengunjungi makam keluarganya sendirian. Sudah waktunya Byian berdamai dengan ketakutannya. Byian akan menemui keluarganya yang sudah hampir lima belas tahun dirinya ingin melupakan kejadian mengerikan itu.


Byian pergi ke Rumah Sakit dengan mobil miliknya. Di ikuti oleh Jimmy dari belakang. Setelah di lihat Byian masuk ke parkiran baru Jimmy pergi. Tapi setelah mobil Jimmy tidak terlihat lagi Byian langsung keluar parkiran dan melesat pergi ke kediaman keluarganya yang berada di kota Staten Island.

Perjalanan dari Manhattan menuju kota Staten Island kurang lebih satu jam. Byian sudah mematikan handphone dan juga GPS mobilnya agar tidak ada yang bisa melacak nya. Karna dirinya benar benar ingin menyendiri.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang