67 - Donatur

3.9K 204 2
                                    

Hampir dua minggu Byian tidak bertemu dengan Carl. Terakhir mereka berkomunikasi satu minggu yang lalu. Byian tau kalau Carl sangat sibuk jadi hal itu sudah bisa di maklumi oleh Byian. Apa lagi Byian juga sekarang sangat sibuk di tambah tugas dari Prof. Jones untuk mencari donatur acara amal yang akan di adakan di Rumah Sakit.

Hari ini Byian, Sofia dan juga Noah di ijinkan pihak Rumah Sakit untuk tidak bertugas. Mereka akan mencari donatur. Karna acara amal tinggal satu bulan lagi.

Rencananya Byian akan ke Collins Company perusahaan milik mendiang orang tuanya. Ini akan menjadi yang pertama bagi Byian menginjak perusahaan yang sekarang menjadi miliknya.

Byian sudah berada di salah satu gedung pencakar langit di kota Manhattan. Byian melihat gedung perkantoran yang dulu ketika Byian masih kecil pernah datang bersama ayahnya. Itu menjadi hal terakhir kebersamaan bersama ayahnya karna dua hari setelah itu keluarganya mengalami tragedi yang mengerikan.

Byian masuk dan langsung menuju ke resepsionis. Byian tidak tahu apakah Kyle atau Niel berada di kantor. Karna Byian belum membuat janji dengan mereka.

"Selamat pagi Nona. Bisa kami bantu." ucap salah satu resepsionis yang berambut hitam.


"Selamat pagi. Hmm.. Apakah saya bisa bertemu dengan Kyle. Maksudku tuan Kyle Laurance atau Niel Laurance" ucap Byian dengan tersenyum.

"Apakah anda sudah membuat janji?"

"Janji... Hmm.. Belum nona. Saya belum membuat janji."

"Saya mohon maaf nona. Kami tidak bisa membantu anda, kalau anda belum membuat janji." ucap resepsionis itu dengan ramah.

"Ohh.. Tapi apa Kyle ada di kantornya."

"Mohon maaf nona. Kami tidak bisa memberikan informasi tersebut." kata resepsionis yang berambut pirang dengan sinis.

"Tapi apa anda bisa mengeceknya nona. Saya mohon karna ini sangat penting sekali."

"Tadi kan teman saya sudah bilang. Kalau anda harus membuat janji terlebih dahulu kalau mau bertemu dengan tuan Kyle ataupun tuan Niel." Kata wanita berambut pirang dengan nada tinggi.

"Claudia sudah lah. Kamu menarik perhatian para tamu yang lain." ucap wanita berambut hitam. "Sekali lagi kami mohon maaf nona. Karna ini sudah prosedur dari perusahaan kami. Kalau mau bertemu dengan salah satu petinggi dari perusahaan harus berbuat janji terlebih dahulu."

"Tidak apa apa nona. Saya yang harus minta maaf karna tidak tahu prosedur perusahaan. Baiklah nona terima kasih banyak." ucap Byian.

Byian langsung menyukai resepsionis  berambut hitam itu karna ramah. Tidak seperti resepsionis yang berambut pirang yang bernama Claudia. Bisa bisanya kedua kakaknya menerima resepsionis yang tidak berkompeten seperti itu. Memandang rendah tamu yang datang.


"Byian...?"

"Oh.. hai Neil..."

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Neil sambil memeluk Byian.

"Aku ingin bertemu dengan Kyle atau dirimu. Tapi aku dengan bodohnya belum membuat janji dengan kalian." ucap Byian menyesali kebodohannya.

"Sialan Bi.. Kamu tidak perlu membuat janji untuk bertemu dengan kami. Kamu berhak datang sesuka hati mu, karna kamu adalah pemilik perusahaan ini." ucap Neil geram. "Dan kalian.. Jangan pernah menahan wanita ini untuk masuk ke gedung ini. Karna dia adalah Byian Serafina Collins. Dia adalah pemilik perusahaan ini. Orang yang menggaji kalian. Apa kalian mengerti." ucap Neil dengan wajah gusar nya.

"M-mengerti tuan." ucap mereka bersamaan dengan wajah pucat. Mereka tidak menyangka kalau wanita muda yang mereka tahan adalah pemilik dari Collins Company.

Seluruh karyawan di hebohkan dengan berita kedatangan dari pewaris Collins Company yang datang hari ini. Mereka tahu kalau Kyle dan Neil adalah orang orang yang menjalankan perusahaan.

Tapi karna pemilik saham dari perusahaan ini tidak pernah datang sama sekali maka jadi ada sedikit kehebohan kali ini. Apa lagi mereka mendengar kalau pemilik perusahaan di tahan di lobby karna tidak di perbolehkan masuk, yang membuat Neil Laurance wakil dari CEO terlihat marah besar.


"Sudah aku bilang seharusnya kamu sering datang ke sini Bi. Jadi mereka tahu siapa dirimu." kata Kyle merasa menyesal setelah mendengar apa yang telah terjadi dengan Byian.

"Sudahlah.. Mereka bekerja dengan baik karna mengikuti peraturan di perusahaan ini. Lagi pula Neil tidak perlu marah marah dan menghebohkan seisi gedung ini." ucap Byian merasa kesal.

"Bagaimana aku tidak marah marah kalau kamu di tahan di bawah hanya ingin bertemu dengan kami." kata Neil masih terlihat gusar.

"Sudahlah untuk kedepan nya aku mohon sering datanglah ke perusahaan ini Bi. Karna kamu juga perlu tahu tentang Collins Company." pinta Kyle.

"Hmm.. Baiklah.. Baik. Kalau aku tidak sibuk, aku akan mampir ke sini. Tapi hanya menemui kalian. Aku masih tidak mau mengurus perusahaan ini." ucap Byian dengan tegas.

"Tidak apa apa. Datanglah sesering mungkin sayang." ucap Neil yang sudah mereda emosinya.

"By the way untuk apa kamu datang menemui kami Bi. Sebetulnya kamu bisa menghubungi kami dan kita bisa bertemu di luar atau aku bisa ke apartemen mu." tanya Kyle.

"Ya Tuhan aku hampir lupa tujuan ku ke sini." ucap Byian sambil membuka tasnya. "Ini bacalah.. Ini adalah proposal dari Rumah Sakit tempat aku bekerja. Aku dan dua teman ku yang lain menjadi panitia untuk acara amal pengobatan gratis tersebut. Untuk itu aku mencari donatur acara itu." ucap Byian sambil menyerahkan proposal kepada Kyle dan Neil.

"Tentu saja kami akan menjadi donatur tetap acara ini Bi. Ini ide yang bagus menurutku. Lagi pula kamu tidak perlu meminta kami untuk menyetujui proposal ini karna kamu bisa melakukan nya sendiri." ucap Neil sambil membaca proposal yang berada di tangannya.

"Tidak bisa seperti itu Neil. Kalian yang menjalankan perusahaan ini. Aku tidak bisa semena mena seperti itu." kata Byian.

"Baiklah Bi kami akan menyetujui proposal ini. Lagi pula acara pengobatan ini sangat berguna untuk orang orang yang tidak mampu." ucap Kyle tersenyum.

"Benarkah... Terimakasih untuk kalian berdua. Aku senang akhirnya acara ini akan berjalan dengan semestinya." ucap Byian terharu.

"Apa kamu akan meminta perusahaan Walter Company menjadi donatur seperti kami?" tanya Neil. "Karna terus terang perusahaan Carl lebih memiliki uang dari pada milik mu." Neil terkekeh geli.

"Tentu saja. Setelah ini mungkin aku akan ke perusahaan Carl. Aku akan merampok dia." ucap Byian semangat. Membuat Kyle dan Neil tertawa terbahak.

Sementara itu di Walter Company Carl sedang duduk di kursi kebesaran nya. Carl sedang membaca file yang di berikan oleh Jacob. Padahal file itu sudah berpuluh puluh kali di bacanya.

"Sial... Kenapa dia harus kembali." ucap Carl pada dirinya yang langsung melempar file itu ke meja dengan asal.

Carl berdiri menghadap keluar jendela dan memejamkan matanya. Noah Mills nama itu menjadi bumerang bagi dirinya. Carl pernah berusaha menyingkirkan seorang pria yang pernah menjadi kekasih tunangan nya. Tapi sekarang orang itu telah kembali untuk selamanya.

Bahkan Carl mendapatkan informasi dari file yang dibacanya itu kalau Noah baru baru ini sudah menjadi salah satu Dokter tetap di Rumah Sakit tempat Byian sekarang bekerja.

Tap.. Tap..

Carl mendengar suara sepatu yang baru masuk ke dalam ruangannya. Carl yang sedang menutup mata, rahangnya terlihat mengencang.


"Sudah aku bilang, jangan ada yang masuk ke ruangan ku. Aku tidak mau di ganggu." geram Carl.

"Termasuk tunangan mu sendiri."

Seketika Carl membuka matanya setelah mendengar suara wanita yang di rindukan nya. Carl melihat Byian yang sudah berada di depan meja kerjanya dengan anggun. Carl menatap Byian dengan tajam.

"Hallo Carl.." kata Byian dengan tersenyum indah di wajah cantiknya yang membuat Carl tidak berkutik.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang