23 - Past Events

4.6K 263 1
                                    

Mereka semua termasuk detektif dan Dokter Diana masih berada di ruangan tersebut menunggu Byian untuk berbicara. Byian berusaha untuk tidak menatap wajah mereka.

"Byian.. Sampai kapan kamu akan diam saja, di sini sudah ada Paul, kamu tidak perlu takut." ucap tuan Harvey. Byian memandang wajah tuan Harvey lekat dan melihat satu persatu wajah yang berada di ruangan ini.


"Dokter Diana apa benar dari awal saya masuk Rumah Sakit ini anda adalah Dokter yang bertanggung jawab atas kondisi saya?" ucap Byian dengan menggigit jarinya karna gugup.

"Itu benar saya Dokter yang mengawasi kondisi anda."

"Anda pasti tau kondisi fisik saya dan juga tentang luka luka saya?" sekali lagi Dokter Diana mengangguk. "Pasti ada banyak pertanyaan yang mau anda tanyakan?"

"Benar sekali Byian."

"Sebetulnya ada apa ini Dokter?" tanya Carl tidak sabaran.

"Begini.. Ketika Byian masuk ke Instansi Unit Gawat Darurat kondisi Byian cukup memperhatikan, banyak luka di sekitar tubuhnya, luka di kepala, tangan dan kakinya." ucap Dokter Diana menjelaskan. "Tapi luka luka di sebagian tubuhnya adalah luka lama, maksud saya area tangan, perut dan punggung terdapat luka memar. Begitu juga area sekitar mata yang memarnya masik kelihatan sampai sekarang."

"Jadi maksud Dokter memar memar tersebut ada sebelum kecelakaan itu terjadi begitu?" tanya Carl.

"Benar sekali, kalau saya lihat dengan analisa saya sebagai Dokter, luka yang di dapat nona Byian terjadi karena benda tumpul atau kekerasan seperti KDRT." ucap Dokter Diana.

"KDRT? Byian belum menikah Dokter, bahkan Byian tidak punya pacar." jawab Niel asal.

"Sera apakah kamu mau menjelaskan sesuatu yang kami tidak ketahui?" tanya Paul.

Byian menundukan kepalanya sambil memainkan ujung baju kemeja pasien. Lalu dia melihat ke arah Keysa dan Zeline. Meraka hanya menganggukan kepala mengatakan agar Byian berbicara apa yang telah terjadi.

"Satu minggu sebelum kejadian kecelakan itu, ketika aku habis pulang kerja dari shif malam aku menunggu taxi seperti biasa di depan halte bus Rumah Sakit ini. Biasanya Ryan yang menjemput tapi Ryan sedang menjemput Keysa di bandara yang baru pulang dari Paris." ucap Byian dan semua mata di ruangan itu sedang melihat Byian berbicara. "Tiba tiba ada sebuah Mobil Range Rever hitam tepat di depan ku, di dalam mobil ada tiga orang pria yang mau menculik ku."

"Apaa..." ucap mereka serentak.

"M-maksud mu sebelum kecelakaan itu kamu hampir di culik?" ucap Carl, Byian menganggukan kepala.

"Aku berhasil meloloskan diri, aku mencoba melawan dan mereka akhirnya tumbang dengan konsekuensi aku mendapatkan memar di sekitar tubuhku dan lebih parah berada di area mataku." ucap Byian.

"Ya Tuhan Byian.. apa kalian tidak curiga sama sekali dengan keadaan Byian." ucap tuan Harvey bertanya kepada Keysa dan Zeline. Mereka berdua hanya saling pandang dan diam tidak berbicara.


"Atau jangan jangan kalian berdua sudah tau kejadian itu dan malah menutupinya." tanya Nathan.

"Kami memang sudah tau dan kami sudah berjanji pada Byian tidak akan memberitahukan kepada orang lain." jelas Zeline.

"Ada apa dengan kalian, kalian dalam bahaya dan kalian menutupi kejadian itu pada kami." ucap Nathan geram. Keysa dan Zeline hanya terdiam, mereka tau itu salah tapi mereka sudah berjanji pada Byian.

"Dan kau Ryan apa kau tidak curiga dengan tingkah laku mereka?" tanya Nathan.

"Maaf tuan, seperti nya mereka berhasil menipu saya. Nona Byian selama seminggu itu memakai penutup mata, ketika saya tanyakan kenapa dengan matanya, nona Byian bilang sedang sakit mata."

"Kalau begitu saya akan menyelidiki kembali penemuan ini, siapa tau berkaitan dengan kecelakaan yang menimpa mereka." ucap detektif Billy.

"Dan saya mohon untuk kalian jangan menyembunyikan hal yang sangat penting apa lagi berbahaya seperti ini, segera laporkan ke kepolisian atau berbicara dengan pihak keluarga agar mendapakan bantuan yang diperlukan." ucap detektif Daniel sambil berpamitam untuk meninggalkan tempat. Begitu juga dengan Dokter Diana yang harus bertugas kembali.

Di ruangan itu masih terlihat wajah wajah yang sedang menegang, Carl dengan wajah gelapnya sedang memandang Byian tanpa berkedip, begitu juga dengan Nathan yang melihat Zeline dengan wajah tanpa ekspresi. Dan kedua orang tua hanya memberikan dukungan moril kepada anak anak mereka.


Paul mendekati Byian dan memegang kedua tangan nya. Mereka saling memandang. Walaupun dulu Paul bekerja dengan orang tua Byian, tapi mereka telah menganggap keluarga Paul seperti keluarga sendiri. Karna itu Paul sangat menyayangi Byian seperti putrinya.

"Ada yang ingin kamu ceritakan lagi Sera? Jangan takut sayang aku ada di sini."

"Paul.." Byian ragu untuk berbicara, dia memandang Paul dan Paul tersenyum. Byian percaya dengan Paul, karna selama ini Paul sudah seperti orang tuanya. "Tiga tahun yang lalu ketika aku pulang dari kampus pada malam hari, aku merasa seperti ada yang mengikuti ku. Aku melihat sekeliling tapi tidak ada orang di sekitarku, aku berlari ke asrama yang kebetulan sudah sangat dekat." Paul memejamkan matanya dan nafasnya terasa berat.

"Kenapa ketika itu kamu tidak memberitahu ku atau Ryan."

"Karna menurut ku itu hanya ketakutan sesaat, karna kondisi saat itu sepi dan gelap."

"Apa pun itu mulai sekarang beritahu kami Sera, agar kami bisa melindungi mu."

"Maaf...." Byian menangis dan Paul memeluk Byian erat.


"Hanya itu saja Byian? Apa tidak ada lagi yang kamu sembunyikan dari kami?" ucap Carl memandang Byian dengan tajam dan wajahnya memerah menahan amarah. Byian memandang wajah Carl sedikit takut.

"K-ketika kami pergi ke pesta Halloween di salah satu rumah teman kami, ada seorang pria menarik tangan ku dan mencoba... Mencoba melecehkan ku." ucap Byian sambil melihat wajah Carl yang sekarang raut wajahnya menggelap dan rahangnya bergetar.

"Sial Byian karna kejadian itu kamu meminta cepat cepat pulang, kenapa kamu tidak memberitahukan kami pada saat itu?" ucap Zeline kaget.

"Karna Byian pintar menyembunyikan sesuatu yang sangat rahasia." sindir Carl. Byian berusaha mengacuhkan perkataan Carl.

"A-aku tidak mau menyusahkan kalian."

"Kamu idiot atau apa..? Sejak kapan kamu menyusahkan huh. Kamu sudah aku anggap kakak perempuan yang tidak pernah aku miliki. Apa kamu tidak percaya padaku?" ucap Keysa dengan nada sedih.

"Maaf kan aku, aku hanya ingin melindungi kalian."

"Tapi sekarang kami yang akan melindungi mu. Kamu tidak sendirian Bi.. Masih ada aku, Keysa dan Zeline serta keluarga kita. Jangan sendirian lagi." ucap Jill memeluk Byian yang tidak berhenti menangis.

Carl sudah tidak tahan berada di dalam ruangan itu, dia memilih keluar untuk mencari udara segar. Nafasnya terasa sesak melihat Byian menangis. Carl ingin marah, teriak pada Byian atas rahasia yang di miliknya, tapi apabila itu di lakukan dia sendiri nantinya yang akan sakit hati.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang