61 - Punishment

5.1K 219 10
                                    

Makin malam suasana club semakin ramai. Byian dan lainnya sudah berkeringat bukan hanya karna sesak akan manusia tapi juga karna mereka menari di dance floor tanpa henti.


Banyak pria yang ingin berkenalan dengan mereka, bahkan tidak sedikit mencoba untuk mengajak mereka menari di dance floor. Tapi mereka berempat menolak mentah mentah dan bilang kalau mereka adalah patner atau saling berpasangan. Ide gila itu di lakukan siapa lagi kalau bukan ulah Jill dan juga Keysa.

Jadi banyak pria seketika itu juga mundur perlahan. Waktu sudah menunjukan pukul 02.00 AM. Tidak terasa mereka sudah hampir enam jam di club.

Wajah mereka sudah memerah karna minuman beralkohol. Tapi untung saja mereka membawa dua penjaga dari rumah Byian jadi mereka baik baik saja.

"Kita pulang." ucap Zeline pada Byian yang sudah terlihat mabuk. Byian hanya menganggukkan kepala. "Thomas pegang nona mu, aku akan cari Jill dan Keysa." Thomas pekerja di rumah Byian memegang pundak Byian erat agar tidak terjatuh.

Walaupun Zeline mabuk tapi dia masih sadar akan sekeliling nya. Zeline menemukan Jill dan Keysa yang masih menari.

"Jill.. Key.. Kita pulang. Aku sudah pusing." pinta Zeline.

"Oke.. Dimana Byian?" tanya Jill. Zeline menunjuk ke arah Byian dan juga Thomas.

Mereka pun keluar dari club malam tanpa kesulitan. Mereka berempat mabuk. Tapi yang lebih parah adalah Byian. Byian meminum apa saja yang di tawarkan oleh bartender dan langsung meminum nya tanpa melihat kadar alkohol yang ada pada minuman nya.

"Brengsek..." ucap Byian tiba tiba. Yang lain langsung menoleh ke arah Byian. "Kenapa laki laki sangat egois." rancu Byian lagi.

Yang lain langsung terkekeh mengerti kenapa Byian tiba tiba marah marah. Pasti ada sangkut pautnya dengan pria yang bernama Carl Walter.

"Kalian bayangkan. Selama ini dia hidup sesuai keinginan dia sendiri. Bergonta-ganti wanita seperti pakaian. Hidup dengan bebas seperti burung." kata Byian. "Sedang aku? Aku minta hanya satu. Ingin tinggal sendiri, itu saja. Tapi dia malah melarang aku. Egois sekali." ucap Byian lagi.

"Sudah lupakan kakak ku yang memang brengsek itu. Sekarang kamu bersama kami. Kami akan selalu mendukungmu apa pun itu." kata Keysa. Yang di anggukan oleh Zeline dan Jill.

Mereka sudah sampai di kediaman rumah Byian dan mereka tertawa tidak henti hentinya dari semenjak di dalam mobil sampai ke dalam rumah. Entah apa yang mereka tertawakan.


Lampu ruang tamu mati, hanya ada penerangan dari lampu meja kecil dekat lemari. Tiba tiba lampu menyala yang membuat mata mereka menjadi silau.

"Bagus.. Pergi tanpa bilang, Handphone di matikan dan kalian pulang jam tiga pagi dalam keadaan mabuk." suara laki laki yang terdengar begitu terlihat marah.


Ketika mereka melihat siapa yang berbicara betapa kagetnya ketika melihat Nathan sudah ada di depan mereka dengan kedua tangan di masukan kedalam kantong jaketnya.

"Ehmmm...." Mereka serentak menoleh ke arah belakang Nathan.

Ketika mereka melihat ke arah sofa yang berada di belakang Nathan. Sudah duduk dengan tenang tiga pria dengan memakai pakaian casual dan juga semi setelan jas. Ada Kyle, Niel Laurence dan tentu saja Carl Walter yang sedang menatap tajam ke arah Byian.

"N-nath..." kata Zeline.

"Niel.. Apa yang kamu lakukan di sini." tanya Jill.


Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang