New York
Di salah satu gedung tertinggi di kota Manhattan yang sangat mencolok dan menjulang tinggi antara gedung yang lain. Terdapat ruang kontor yang berada di lantai tujuh puluh. Ruang kantor yang dominan berwarna hitam dan putih yang elegan. Ruangan kantor tersebut milik Carl Walter seorang CEO dari Walter Company.
Tok.. Tok..
"Maaf tuan perwakilan dari Collins Company sudah datang." ucap Jessica sekretaris Carl.
"Suruh dia masuk." ucap Carl yang masih berkutik dengan laptopnya.
"Selamat siang tuan Walter."
"Sialan kamu Kyle, sudah aku bilang panggil aku Carl walaupun di dalam kantor." ucap Carl yang berjalan menuju Kyle dan mereka saling memeluk layaknya saudara. "Duduklah.. So bagaimana Berlin? Kamu sudah hampir satu minggu di sana."
"Yahh.. Aku harus membereskan tikus tikus yang membuat aku jengkel, tapi sudah di atasi mangkanya aku sudah cepat kembali ke sini, bagaiman kabar mu?" tanya Kyle.
"Aku baik.. Masih sibuk dengan pekerjaan ku. Kamu tau sendiri walaupun sudah ada Nathan tapi tetap saja aku sibuk."
"Jangan terlalu keras pada diri sendiri Carl, buat dirimu santai sedikit. Nikmati hidupmu, jangan selalu berkutik dalam pekerjaan terus menerus." ucap Kyle menasehati sahabatnya.
"Kamu tau aku bagaimana, kalau aku tidak menyibukan diri aku pasti sudah terbang ke London." ucap Carl lirih.
Kyle memandang sahabatnya dengan wajah kasihan, dia tau apa yang telah terjadi antara Carl dan Byian. Sebagai seorang sahabat dan juga kakak untuk Byian bukan kapasitasnya mencampuri urusan pribadi mereka.
"Dengar Carl bukannya satu minggu lagi mereka akan kembali ke sini, jadi persiapkan saja dirimu. Apabila kamu masih menginginkan adikku berusahalah. Kesalahan mu memang tidak bisa di maafkan tapi aku tau Byian, dia gadis yang pintar dan memiliki hati yang baik. Dia tau apa yang menjadi keinginannya. Semoga saja dia mau memaafkan mu. "
"Kamu benar, semoga saja."
"Well.. Kalau begitu aku pergi dulu. Apa kamu akan datang makan malam di rumah orangtua mu? Sepertinya ibu mu mengundang keluarga ku malam ini."
"Tentu saja.. Sampai jumpa nanti malam kalau begitu." ucap Carl sambil memeluk Kyle yang akan pergi.
Sudah pukul 05.00 PM dan Carl sudah ingin pulang. Tiba tiba pintu terbuka dan di sana sudah ada Hanna Jesse dengan anggun dan menggoda masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Apa kamu mau pulang sayang? Aku baru saja sampai. Bagaimana kalau kita makan malam."
"Siapa suruh kamu masuk? Pergilah aku tidak mau melihatmu." ucap Carl geram ketika melihat siapa yang datang.
"Ayolah sayang aku sangat rindu padamu. Sudah hampir Dua bulan kita tidak bertemu, kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan mu." ucap Hanna sambil berjalan mendekati Carl.
"Aku bilang pergi... Atau aku akan menyuruh security menarikmu keluar?"
"Ada apa dengan kamu Carl, dulu kamu tidak seperti ini. Dulu kita sama sama saling membutuhkan. Kenapa? Apa gara gara pelacur kecil mu itu?" ucap Hanna kesal.
"Brengsek.. Jaga bicara mu, jangan pernah menghinanya. Kamu yang pelacur." geram Carl sambil mencekik leher Hanna.
"Lepas.. Sa.. Sakit..." Carl melepas cekikannya sambil melempar Hanna ke lantai.
"Jangan pernah menghinanya atau aku akan membunuhmu, Pergiii...." teriak Carl. Tanpa kata kata Hanna langsung meninggalkan ruangan.
"Brengsek..."
Makan malam di mansion keluarga Walter sangat ramai, bukan hanya keluarga Laurance saja yang di undang tapi ada keluarga Reynand dan Kenward
"Sebetulnya ini acara apa mom.. Kenapa mengundang banyak sekali orang untuk makan malam." tanya Carl.
"Huh.. Apa kamu sudah pikun nak? Ini acara makan malam ulang tahun mu? Apa kamu lupa dengan ulang tahunmu?" tanya Elina.
"Ulang tahun..?"
"Ya Tuhan Carl sesibuk apapun dirimu seharusnya kamu tidak melupakan tanggal hari kelahiran mu. Jangan seperti ayahmu yang lupa tanggal ulang tahun mama." ucap Elina mencibir suaminya.
"Sayang kenapa bawa bawa nama aku, yang lupa ulang tahunnya itu anak mu sendiri. Omong omong aku tidak lupa ulang tahun mu sayang, waktu itu aku sudah membeli hadiah untukmu hanya saja lupa memberikannya padamu." ucap Darrel mengedipkan matanya yang membuat lainnya terkekeh.
"Wah.. Kalau begitu selamat ulang tahun brother, maaf aku juga lupa kalau kamu ulang tahun. Diri sendiri saja lupa bagaimana orang lain, bukan begitu?" ucap Nathan.
"Selamat ulang tahun Nak.. Semoga panjang umur." ucap tuan Harvey memeluk Carl. Yang di ikuti oleh semua orang yang memberikan ucapan satu persatu.
Carl berulang tahun dua hari yang lalu tapi ibunya baru menyiapkan pesta makan malam hari ini karna Carl selalu sibuk apabila di ajak makan malam di rumah.
Karna itu ketika Carl bisa datang Elina sekalian mengajak keluarga lain yang sudah sangat dekat dengan mereka. Makan malam di lakukan dengan santai dan penuh canda tawa.
"Jadi kek mereka akan kembali satu minggu lagi kan?" tanya Jill pada tuan Harvey.
"Hmm.. Sepertinya, kalau tidak ada masalah mereka akan kembali secepatnya."
"Masalah? masalah apa kek?" tanya Carl menyelidik.
"Ehm.. Mungkin Keysa akan kembali tapi tidak dengan Byian."
"A-apa maksud kakek? Kenapa hanya Keysa saja?" tanya Carl dengan nada sedikit tinggi.
"Dengar Carl.. Keysa bekerja di sebuah kantor majalah yang memiliki peraturan perusahaan. Dalam case Keysa ini apabila minta mutasi karyawan harus bekerja terlebih dahulu selama satu tahun dan perpindahan itu sudah di proses selama dua bulan ini. Jadi tidak ada masalah untuk perpindahan Keysa." ucap tuan Harvey. "Tapi tidak dengan Byian, dia adalah calon Dokter yang bekerja di Rumah Sakit dimana sudah ada dalam peraturan pemerintah bukan Rumah Sakit lagi. Mereka yang mau jadi Dokter harus melakukan Praktek di Rumah Sakit dengan jangka waktu lebih lama, tapi tidak bisa dengan waktu yang singkat. Karna itu Byian membutuhkan lebih lama lagi."
"Berapa lama?" tanya Carl dengan wajah datar.
"tiga atau enam bulan lagi."
"Shit.. Itu omong kosong kek." ucap Carl geram.
"Itu benar adanya Carl.. Kamu masih ingat dengan Dokter Emilia? Dia adalah sahabat sekaligus teman kerja Byian yang sama sama di terima di Rumah Sakit NHS Tayside. Aku masih berhubungan dengannya dan memang benar mereka masih harus praktek di Rumah Sakit tersebut lebih lama. Karna memang peraturannya seperti itu apa bila calon Dokter mau memiliki legalitas mereka sebagai seorang Dokter." ucap Adam.
Carl tidak peduli dia menutup mata dan menahan amarahnya yang dari tadi sudah memuncak. Penjelasan dari kakek nya atau pun Adam baginya hanya angin lalu.
Baginya Byian harus kembali secepatnya. Dia tidak peduli lagi kalau Byian harus gagal menjadi seorang Dokter. Carl mau Byian segera berada di sisinya.
Setelah makan selesai mereka semua sedang berbicara satu sama lain di ruang keluarga. Tapi Carl memilih berada di ruang kerja.
Tok.. Tok..
"Apa yang kamu lakukan sendirian di sini Carl? Semua orang sedang berkumpul di luar sana." ucap Kyle yang melihat Carl sedang duduk di dekat jendela memandang ke luar.
"Tidak ada.." ucap Carl lirih. "Kyle apa Byian akan sangat membenci ku apabila aku bertindak sangat egois? Dan lucunya lagi aku tidak peduli apabila dia nanti membenci ku."
"Jangan bersikap brengsek Carl, aku tau apa yang akan kamu lakukan." ucap Kyle memandang lekat Carl dan sekarang mereka saling pandang. "Aku akan melindungi Byian kalau itu memang harus melawan mu. Dia adik ku dan kebahagiaan nya adalah yang utama bagiku. Kalau kamu menghancurkan mimpinya aku tidak akan segan segan menghajarmu." ancam Kyle. Carl hanya tersenyum datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...