"Akhirnya pesta itu berakhir juga." ujar Keysa sambil memegang perutnya yang terlihat mengambung karena kekenyangan.
"Aku lelah sekali Key, aku ingin segera tidur ketika sampai di rumah nanti."
Ketika mereka masuk ke dalam rumah Byian melihat ada seorang pemuda laki laki di ruang tamu, pemuda itu sekitar berumur tujuh atau delapan belas tahun. Byian dan pemuda yang baru pertama dia temuai itu saling menatap."Siapa dia?" batin Byian, sebelum Byian bertanya, pemuda itu langsung berbicara dan memandang tuan Harvey.
"Kakek apa apaan sih.. menyuruh aku ke sini tapi kakek sendiri malah pergi."
"Hey.. anak muda, seperti itu kamu bicara dengan orang yang lebih tua huh.. dasar anak durhaka." ucap tuan Harvey. "aku menyuruhmu datang kesini itu dua hari yang lalu, tapi kenapa baru datang sekarang?"
"Sudah lah ka.. jangan kesal seperti itu, lagi pula itu salah kakak sendiri datang seperti setan secara tiba tiba tanpa pemberitahuan." ujar Keysa sambil tertawa geli.
Pemuda itu terlihat tidak suka apa yang dikatakan oleh Keysa "Aku sedang bersama teman teman ku kek, dan aku juga sedang berlibur untuk merayakan kelulusan ku, aku tidak enak meninggalkan mereka."
"Kau memang lebih peduli dengan teman teman konyol mu itu di bandingkan keluargamu sendiri." ujar tuan Harvey. "Sudah lah kamu ikut kakek ke ruang kerja, ada yang mau kakek bicarakan."
Pemuda itu lewat di depan Byian dan pemuda itu menatap Byian dengan matanya yang tajam. Byian baru menyadari bahwa warna bola matanya adalah biru seperti lautan. "Ya Tuhan ada apa dengan jantung ku, sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama." batin nya.
Hari ini Byian sangat kelelahan dan dia terbangun lagi di pagi buta. Byian melihat jam di atas nakas menunjukan pukul 02.00 AM, "Ya Tuhan tidak lagi." batin nya, setelah kejadian malam itu, Byian selalu terbangun pada pagi buta.
Byian turun ke lantai satu untuk mengambil minum, Byian melihat ke arah dapur yang ternyata sudah dalam keadaan terang, disana ada sesosok pemuda tadi sore, pemuda itu melihat Byian dengan matanya yang biru. "Apa yang di lakukan di sana?" batin nya.
"Kamu belum tidur"
"Hmm.. a-aku terbangun dan aku haus, jadi..."
"Ini.." ujarnya sambil menyodorkan satu gelas yang berisikan air.
"Terimakasih" ucap Byian pelan dan Byian segera habiskan air tersebut tanpa tersisa, karena memang dia kehausan. Setelah habis Byian langsung mencuci gelas tersebut, dan dia tergesa gesa menuju ke kamar nya. Ketika Byian melewati pemuda itu tiba tiba dia memegang tangan Byian.
"Tunggu.. apakah namamu Byian Serafina Collins."
"I-iya.. memang nya kenapa?"
"Tidak apa apa, hanya saja aku banyak mendengar namamu di sebut sebut oleh orang tua ku dan juga kakek apabila mereka sedang berbicara." ujar pemuda tersebut. "Berapa usia mu?"
"Sebelas tahun, aku dan Keysa seumuran, walaupun aku lebih tua enam bulan darinya."
"Baiklah, kamu bisa kembali ke kamarmu, lagi pula ini sudah larut malam."
Byian langsung menuju ke kamarnya tapi pemuda itu masih berbicara dengan Byian dengan nada yang sedikit berteriak agar Byian mendengarkannya "Omong omong nama ku Carl Walter, ingat itu Princess."
Byian melihat pemuda yang bernama Carl Walter itu tersenyum lebar yang hampir mencampai ke dua ujung matanya. Byian pikir ada apa dengan senyumnya itu, kenapa membuat dirinya sangat gugup. Karena Byian sudah sangat mengantuk dia hanya menganggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...