Present Day
Byian mendengar keributan diluar kamar nya, "Jam berapa ini?" Byian merasa dia baru saja tertidur. Byian berpikir apa mama nya sedang memasak dan akan membangunkan nya untuk sarapan pagi.
Dengan malas Byian turun dari tempat tidur dan melihat jam di atas nakas yang menunjukan pukul 01.15 AM, "Apakah sekarang ada pesta." batin nya. "Tapi biasanya mama dan papa akan memberitahukan kepada aku kalau ada pesta pada malam hari, jadi aku dan Devan akan berada di kamar sepanjang malam."
Byian mencoba untuk turun ke lantai satu dimana keributan berasal, tapi sepanjang lorong sangatlah gelap, tumben sekali bantin nya? Byian sendiri bahkan tidak bisa melihat apa apa.
"Achh....," Byian menjerit, ada telapak tangan yang besar membekap mulut nya, "siapa? ya Tuhan aku takut sekali."
"Shutttt... diam nona Sera, mereka akan mendengar anda" itu adalah suara Paul, hanya Paul yang memanggil nama Byian dengan sebutan Sera, Paul adalah orang kepercayaan orang tua Byian yang sudah bekerja hampir 10 tahun di rumah nya.
"Paul.. ada apa? kenapa gelap sekali di sini? kenapa kamu menyuruh aku untuk diam? dan siapa yang kamu maksud dengan mereka?"
"Tidak apa apa nona, semua akan baik baik saja, dimana Devan?" Paul bertanya sambil melihat sekitar lorong.
"Mungkin di kamar, ini sudah larut malam bukan, pasti Devan sudah tidur di kamarnya."
Tanpa aba aba Paul menarik tangan Byian menuju kamar Devan, dilihat nya devan sedang tertidur pulas, dan Paul sedang membangunkannya dengan tergesa gesa.
"Paul.. kenapa kau di kamarku? Bi.. ada apa kalian berdua di kamarku," tanya Devan dengan setengah sadar karena baru saja terbangun.
"Ayo.. Dev cepat turun, kalian berdua ikut saya, kita tidak punya waktu lagi." Paul yang sekali lagi menarik tangan Byian juga Devan dengan tergesa gesa.
Mereka mengikuti Paul entah mau dibawa kemana, tetapi Byian melihat Paul membawa mereka berdua ke ruangan keluarga yang berada di lantai dua. Tapi sebelum mereka sampai ada suara tembakan dari arah belakang, dan tiba tiba tubuh Byian terjatuh tersungkur ke depan, ada beban berat yang menahan punggung nya dari atas dan ketika Byian berbalik ternyata itu Devan, Byian melihat Devan tidak bergerak, dia menutup matanya dan Byian melihat pakaian yang di kenakan Devan berwarna merah, yang sebelumnya itu adalah kaos berwarna putih.
Byian belum sadar sebetulnya apa yang telah terjadi, tapi Paul menarik tangan nya lagi dan membawa Byian ke dalam ruangan keluarga, Paul membawa Byian ke ruangan "Panic Room" yang memang di disain dalam ruangan itu. Sebelum Paul membawa Byian masuk, Byian melihat ke arah belakang Paul, yang ternyata ada dua orang yang memakai jas hitam yang mengarahkan senjata nya ke arah mereka, tapi Paul dengan cepat dan sigap langsung menembakkan senjata nya ke arah mereka terlebih dahulu.
Dor.. Dor.. Dor..
Tanpa bicara apapun, Paul memaksa Byian masuk ke dalam ruangan Panic Room, Paul mendorong tubuh nya tanpa maksud untuk melukai Byian.
"Anda akan baik baik saja disini, jangan menangis nona semua akan baik baik saja," Paul yang melihat Byian sudah menangis ketakutan berusaha untuk menenangkan nya.
Dan Byian tidak percaya padanya, semua tidak baik baik saja. Karena Byian baru saja melihat dua orang yang mau menembak mereka berdua. Byian juga melihat Devan yang sudah tidak bernyawa karena di dada kanannya terdapat noda darah yang Byian yakin miliknya.
**************
Cerita ini akan di update terus sampai thor nya puas dengan jalan ceritanya hehehe... 😁
Untuk sekarang lebih baik ceritanya dari sisi mata thor deh, soalnya pusing juga kalau cerita dari sisi mata cast 😊
Happy reading 😍
Salam
YenniNdet
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...