21 - Is It Possible?

4.9K 262 1
                                    

Byian sangat gugup berada satu ruangan dengan Carl, dia tidak menyangka akhirnya bertemu dengannya. Carl Walter pemuda tujuh belas tahun yang dia kenal sekarang sudah berubah menjadi sesosok pria yang sangat tampan, dengan janggut tipis di area wajahnya, hidung mancung dan mata birunya memiliki tatapan yang tajam membuat semua wanita akan tergila gila.


Sebisa mungkin Byian menghindar dari tatapan Carl, tapi ketika Byian mencoba melirikan mata ke arahnya, Carl yang sedang duduk di sofa memandang lurus ke arah Byian dengan mata birunya yang tajam. Semenjak Byian sadar Carl tidak pernah mengalihkan pandangannya ke arah lain selain tempat tidur dimana Byian berada. Byian yang di pandangi terus oleh Carl merasa tubuhnya keringat dingin padahal ruangan ber AC.

"Byiaaannn...." Keysa berlari dari arah pintu masuk dan langsung memeluk Byian.

"Keysa hati hati Byian baru saja siuman kau akan menyakitinya." ucap Carl geram.

"Maafkan aku Bi.. Aku sangat senang ketika Carl telpon dan mengatakan kau sudah sadar."

"Tidak apa apa, aku juga senang melihat mu."

"Bagaimana kabar mu nak, apa kau sehat?" ucap tuan Harvey dengan memeluk Byian.

"Aku sehat kek, dokter tadi sudah memeriksa ku."

Satu persatu mereka berpelukan dengan Byian dan menanyakan apakah dia sudah membaik. Dan Dokter Diana kembali ke dalam untuk memberitahukan keadaan Byian dan mengatakan Byian bisa pulang satu atau dua hari lagi.

Hari ini keluarga Reynand baru datang menjenguk Byian, mereka terbang langsung dari Italia di karenakan memiliki urusan keluarga di sana. Keluarga Kenward juga masih di London dan mereka mengunjungi Byian yang sudah siuman.


"Apa kau baik baik saja Bi..? Maafkan aku baru datang hari ini karna kami berada di Italia. Aku sangat menyesal karna baru datang menjenguk mu, teman macam apa aku ini." ucap Jill sambil menangis.

"Hai.. Hai...apa apaan kau ini, aku tau kalau kamu tidak ada urusan pasti kamu akan cepat datang menjenguk ku, jangan menyalahkan dirimu, aku sudah tidak apa apa." ucap Byian menenangkan Jill.


"Apa kamu tau? Setelah mendengar apa yang terjadi dengan mu dia ini sangat histeris seperti orang gila." ucap Adam sambil mengusap usap kepala Jill. "Kalau aku tidak memberikan obat penenang kemungkinan dia akan membuat semua orang menjadi gila."

"Diam kau sialan.. Seperti kau tidak saja, setiap menit selalu menanyakan keadaan Byian kepada Zee." ucap Jill tidak mau kalah. Yang lain hanya tersenyum melihat tingkah mereka, tapi tidak dengan Carl Walter. Raut wajahnya seperti tidak suka ketika mendengar Adam mencari tahu keadaan Byian.

Ketika semua sedang berbicara satu sama lain, ada suara pintu masuk kebuka dan di sana ada Dokter Diana beserta dua detektif yang kemarin, para orang tua yang berada di sofa sedang bicara, sedangkan para pria yang sedang berdiri di luar balkon dan para gadis sedang berada di sekitar Byian serentak menolehkan kepala mereka.

"Selamat siang mohon maaf mengganggu kalian semua. Ada Detektif yang mau bertanya dengan saudara Byian." ucap Dokter Diana.

"Selamat Siang tuan, saya kembali untuk bertanya kepada nona Byian karna saya mendapatkan kabar kalau beliau sudah sadar dari koma dan Dokter Diana sudah mengijinkan karna ini tidak akan berpengaruh dengan kesehatan nona Byian." ucap detektif Billy.

"Silahkan detektif, Byian berada di tempat tidur." ucap Darrel Walter.

Byian sudah tau mengenai dua detektif itu karna tadi ketika mereka bercakap cakap Zeline memberitahukan kalau kemarin dia di tanyai oleh detektif mengenai kecelakaan tersebut dan kemungkinan akan bertanya pada Byian.

"Anda yang bernama nona Byian Serafina Collins?" tanya detektif Daniel dan Byian hanya menganggukan kepala. "Kemarin kami sudah meminta keterangan dari nona Zeline, sekarang kami meminta keterangan dari anda nona Byian. Apakah anda tidak keberatan?"

"Tidak detektif, silahkan anda bisa bertanya pada saya."

"Kemarin nona Zeline sudah memberitahukan bahwa kalian akan pergi ke acara teman anda dengan menggunakan mobil yang berada di garasi, apakah benar mobil itu milik anda?"

"Sebetulnya itu milik kakek Harvey, beliau bilang aku bisa menggunakan nya. Tapi aku jarang memakainya karna lebih suka menggunakan bus atau kereta bawah tanah untuk berpergian."

"Apakah benar itu milik anda tuan Harvey?"

"Itu benar, memang saya yang membelinya memakai uang saya, tapi saya memberikan mobil tersebut untuk Byian agar bisa di pakai berpergian."

"Tuan Harvey anda dulu bekerja di pemerintahan dan juga keluarga anda memiliki kekayaan yang berlimpah, memiliki bisnis di berbagai macam bidang, apakah anda atau keluarga anda memiliki musuh?"

"Well... Saya tidak tahu detektif, saya tidak memperdulikan orang lain apakah mereka tidak menyukai saya atau keluarga saya, tapi sampai sekarang kami dan orang orang di sekitar kami baik baik saja." ucap tuan Harvey.

"Masalah nya kecelakaan yang di alami oleh nona Byian dan juga nona Zeline adalah murni kesengajaan."

"M-maksud anda apa detektif?" ucap Byian seketika.

"Nona Byian kendaraan yang anda pakai pada malam itu sudah di sabotase oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Rem di mobil tersebut sudah di putus, karna itu anda tidak bisa mengerem mobil anda dan terjadilah kecelakaan." kata detektif Billy memperjelas.

"Apaa..." ucap mereka serempak.

"Tidak mungkin..." itu suara Byian yang tidak terdengar oleh orang lain.

Semua yang mendengarkan penjelasan dari dua detektif tersebut kaget lalu menutup mata dan mulut mereka. Ini seperti mimpi, ada orang orang di luar sana yang mau melukai anggota keluarga mereka. Carl hanya terdiam, wajahnya tidak bereaksi, dia sudah tau dari awal tapi belum menceritakan penemuan ini dengan keluarga nya. Tapi tidak dengan Byian, dia sudah tau dari dulu kalau kejadian yang menimpa dirinya saling berkaitan.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang