Sudah hampir satu bulan Carl berada di London untuk mengurusi Walter Company dan juga berbisnis dengan perusahaan lain. Seharusnya Carl hanya dua minggu berada di London tapi di perpanjang untuk tinggal lebih lama di karnakan hubungan dengan Byian sedikit membaik akhir akhir ini. Entah hubungan apa yang mereka jalani tapi Carl sekarang sangat mudah berdekatan dengan Byian apa lagi semenjak mereka berciuman.
Drtt... Drtt..
"Byian apa kamu ada di apartemen?" tanya Carl.
"Iya kenapa?"
"Bagus.. Aku bisa minta tolong? Bisa sekarang kamu ke hotel ku? di atas kasur ada berkas yang tertinggal, aku harus meeting hari ini tapi berkas ku ketinggalan disana."
"Hmm... Baiklah nanti aku akan ke sana bersama Brett."
"Terimakasih Byian, aku tunggu di kantor, minta lah kartu di receptionist aku akan telpon pihak hotel."
"Oke..."
Tiga puluh menit kemudian mereka sudah berada di hotel Claridges. Salah satu hotel termahal di kota London. Mereka menuju ke receptionist untuk meminta kunci. Mereka menuju lantai atas. Ternyata Carl memesan sebuah penthouse selama hampir satu bulan ini dia berada di London. Well... Byian pikir seorang dari keluarga Walter pasti sanggup untuk membayar berapapun harga yang di patok satu malamnya di hotel ini.
"Brett kamu tunggu sini, aku akan ke kamar Carl dulu untuk mengambil berkas yang di suruh."
"Baik nona."
Penthouse yang nyaman dan pemandangan indah kota London terbentang di depan Byian ketika masuk ke kamar Carl. Di lihatnya berkas di atas kasur, lalu di ambilnya.
"Ayo Brett aku sudah mendapatkannya." ucap Byian sambil menunjukan berkas. Tanpa di perintah lagi Brett menuju lift untuk turun ke lobby segera pergi ke Walter Company.
Di lantai dua puluh Walter Company Carl duduk di belakang meja kerjanya sedang sibuk dengan berkas berkas yang di pegangnya.
Warning
Tuk.. Tuk.. Tuk..
"Bagaimana berkas yang saya minta Cindy, apa sudah ketemu?" ucap Carl setelah mendengar bunyi sepatu mendekat ke arahnya.
"Hello Carl.. Apa kabar?" Carl mengerutkan dahinya setelah mendengar suara yang dia kenal.
"Kamu.. Sedang apa kamu di sini?"
"Aku merindukan mu Carl, apa kamu tidak merindukan ku? Kebetulan aku ada syuting di London jadi aku mampir untuk melihatmu sekalian." ucap Hanna yang duduk tanpa di suruh dengan mengenakan dress lurus tanpa lengan yang membalut ketat di tubuhnya yang terlihat sexy.
"Sebentar lagi aku ada meeting Hanna, lebih baik kamu pergi."
"Ayolah Carl sudah hampir satu bulan aku tidak melihatmu, aku merindukanmu." ucap Hanna dengan suara manja di buat buat.
Hanna mulai mendekat ke arah meja kerja Carl dengan menggoyangkan pinggulnya. Carl mulai mengeram. Hanna menuju kursi sebelah kiri Carl dan mulai duduk di pangkuan nya.
"Apa kamu benar benar tidak merindukan ku?" ucap hanna sambil memegang selangkangan Carl yang mulai mengeras. "Lihatlah.. Sepertinya dirimu yang lain merindukan ku."
"Sial..." ucap Carl ketika Hanna menekan pantatnya dan menggoyangkannya ke arah kenjantanan Carl.
Carl yang sudah lama tidak bercinta di kalahkan oleh nafsunya sendiri, dia menarik tubuh Hanna lalu memutar badan nya agar punggung Hanna menghadap ke arahnya. Carl menarik bawah dress Hanna ke atas pinggul dan merobek G-string yang dipakainya.
Karna Hanna sudah basah Carl dengan leluasa mencelupkan kenjantanan miliknya. Tubuh Hanna naik turun ketika Carl mulai bergerak.
"Ahhh... Yes Carl, lebih keras." rancu Hanna.
Carl menenggelamkan miliknya lebih dalam dan keras, Hanna makin kesenangan. Selama Hanna mengenal sex hanya Carl yang bisa memuaskannya. Walaupun Carl bermain kasar dan keras tapi Hanna menyukainya.
"Ahhh.. Ahhh.. Faster..."
Tiba tiba pintu masuk terbuka, di sana berdiri seorang wanita yang melihat adegan yang seharusnya tidak di lakukan di dalam kantor. Byian melihat Carl sedang bercinta. Byian tidak bisa bergerak dia terpaku di tempatnya. Dia ingin keluar dari sana tapi pandangan di depannya membuat dia terpana.
"Shit.." Carl mendorong Hanna ke samping dan jatuh, lalu dia membenahi pakaian nya yang kusut. "Byian aku bisa jelaskan..." ucap Carl dengan wajah tegang.
Tanpa banyak bicara akhirnya Byian bisa melangkah keluar ruangan dan berlari menuju lift dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Untungnya lift masih berada di lantai yang sama jadi dia dengan mudah turun menuju lobby.
Di lobby Byian berlari menabrak beberapa orang yang memakinya tapi Byian tidak peduli. Dia terus berlari tanpa melihat ke belakang. Lalu dia memberhentikan taxi dan pergi begitu saja.
Byian tidak menyangka kedatangan dirinya di kantor Carl hanya untuk melihat Carl sedang bercinta dengan seorang wanita.
"Brengsek..." teriak Byian.
Carl sendiri sedang mengamuk di kantornya karna terlambat mencegah Byian pergi.
"Apa kamu sudah menemukannya."
"Belum tuan, Brett masih mencari di area gedung dan Ralph sedang mengecek ruangan CCTV." ucap Jacob.
"Fuck.. Cindy dari mana saja kamu? kenapa ada orang masuk tidak kamu cegah."
"Maaf tuan bukannya tadi tuan menyuruh saya mencari berkas yang di minta. Jadi saya tidak tahu." ucap Cindy takut kalau Boss nya marah dan memecatnya.
"Batalkan semua janji saya hari ini."
"T-tapi tuan meeting ini tidak bisa di tunda lagi, karna kita sudah reschedule beberapa kali dan pihak perwakilan dari Maxim Company sudah datang."
"Sialan.. Jocob secepatnya cari tahu posisi Byian ada dimana dan laporkan setelah meeting ini selesai."
"Baik tuan."
"Dan Cindy jangan pernah beri masuk wanita yang bernama Hanna Jesse. Sekarang dimana perwakilan Maxim Company."
"B-baik tuan, mereka sekarang sudah berada di ruang rapat." ucap Cindy.
Byian memutar mutar kota London dengan taxi, dia tidak tahu harus pergi kemana. Byian tidak mau pulang, dia tidak mau bertemu dengan Carl.
"Nona kita mau kemana." tanya supir taxi yang bingung karna tidak ada tujuan.
"Maaf pak bisakah antar saya ke Clover Court."
"Baik nona."
Tok.. Tok..
"Byian.. Tumben kamu tidak kasih kabar kalau mau datang."
"Hai Em.. Maaf aku datang mendadak seperti ini, bisa aku masuk?"
"Tentu saja, masuklah."
"Terimakasih."
"Kenapa dengan wajahmu? Seperti habis menangis."
"Tidak apa apa, hmm... Em bisa kah aku menginap di sini?"
"Tentu saja, kamu juga sering menginap di sini kan. Kalau begitu aku akan menyiapkan kamarmu. Memangnya Keysa belum kembali dari Milan?"
"Belum, dia sering berpergian sebelum pindah ke New York." ucap Byian.
"Baiklah Bi.. Kamarmu sudah siap, istirahatlah. Aku lihat kamu kelelahan."
"Terimakasih banyak Em." ucap Byian. Emilia tersenyum ramah karna dia tau Byian memiliki masalah tapi mungkin belum siap untuk menceritakan nya.
Byian menagis ketika Emilia sudah keluar dari kamar. Dia tidak percaya apa yang sudah di lihatnya. Untuk kedua kalinya Carl mematahkan hatinya. Untuk kedua kalinya dia menangis untuk pria itu. Ingin sekali Byian pergi dari dunia ini dan bertemu dengan keluarganya. Dia tidak mau bertemu dengan Carl. Akhirnya Byian tertidur karna kelelahan setelah lama menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...