47 - Engagement

4.3K 214 0
                                    


Dua minggu setelah pengumuman pertunangan Byian dan Carl terjadi. Pada hari ini adalah acara puncak pertunangan yang sudah di tunggu tunggu oleh semua orang, terutama awak media yang penasaran pada sosok tunangan sang Billionaire.

Acara pertunangan di adakan di salah satu ballroom hotel ternama di New York bernama Park Hyatt Hotel.

Byian sangat cantik dengan dress yang dia kenakan. Byian menggunakan dress lengan panjang berwarna putih dengan berpotongan rendah di sekitar bagian bahunya. Byian terlihat cantik dan elegan. Baju yang sederhana tapi memperlihatkan sedikit kesexyan Byian. Dress itu sangat cocok melekat di tubuhnya.

Carl sendiri tidak suka dengan apa yang di pakai oleh Byian, karna semua mata terutama laki laki di ruangan itu tertuju padanya. Byian yang memang malam itu sangatlah menawan. Kalau saja bukan acara tunangannya kemungkinan Carl akan mengusir mereka satu persatu.

Acara pertunangan berjalan lancar dan hikmat, sampai pada saat mereka berdua bertukar cincin. Cincin yang begitu mewah dan sangat cantik, tentu saja mahal karna Carl mau acara pertunangan nya terlihat sempurna.


Carl sendiri terlihat tampan, wanita yang mengagumi dirinya patah hati pada hari ini karna berita pertunangannya. Terlebih lagi wanita wanita yang pernah menjadi teman tidurnya, sudah tidak ada harapan lagi untuk menjadi kekasihnya.

Semua yang datang ke pesta bersuka cita, keluarga, teman dan juga relasi bisnis memberikan selamat kepada mereka berdua. Bahkan Emilia yang berada di London di terbangkan khusus oleh Byian dari London.

"Byian.. Selamat akhirnya happy ending dengan pangeran kuda putihmu." ucap Emilia sambil memeluk Byian.

"Diam Em.. Belum ada tiga jam kita bertemu kamu sudah mengejekku." Emilia terkekeh.

"Tapi aku bahagia melihat kamu bahagia Bi, sungguh."

"Terimakasih Em." ucap Byian tulus melihat teman jauhnya hadir di acara pertunangannya.

"Hai.. Em gantian, kami juga mau memberikan selamat pada Byian." ucap Jill.

"Oh.. Maaf aku kira kalian tidak ada." Emilia hanya menyengir saja.

"Selamat Bi.. Aku kira Zeline yang akan tunangan duluan. Ternyata malah dirimu."

"Aku kira juga begitu." ucap Keysa membenarkan.

"Selamat mate.. Semoga kamu bahagia selalu."

"Terimakasih kalian semua. Aku bahagia kalian bisa hadir di acara penting ini." ucap Byian berkaca kaca. Mereka pun saling berpelukan.

"Hai.. Sudah sudah kalian membuat make-up Byian luntur. Lihat wajahnya sudah seperti badut." mereka pun tertawa bersama.

"Ehm.. Boleh aku berdansa dengan tunanganku." selak Carl.

"Tentu saja." ucap Zeline. Mereka pun menyingkir member jalan pada Byian.

Carl menyodorkan tangannya ke arah Byian dan di sambut oleh Byian. Mereka pun berdansa bersama di dance floor. Lalu tamu undangan lain pun ikut berdansa begitu juga dengan keluarga dan teman taman mereka.

"Aku bahagia." ucap Carl berbisik di telinga Byian. "Aku harap kamu juga seperti ku, merasakan kebahagiaan itu."

Byian yang wajahnya memerah hanya bisa diam dan tertunduk malu. Menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Carl. Carl sendiri tersenyum melihat tingkah Byian.

"Ehm.. Boleh aku berdansa dengan adikku." pinta Kyle.

"Sebetulnya aku tidak mau, tapi karna kamu adalah sahabat ku dan juga kakak bagi Byian mau tidak mau aku harus mengijinkan bukan."

"Kamu tidak ada pilihan Dud." Kyle terkekeh. Byian tersenyum dan memegang tangan Kyle.

"Kamu bahagia Byian?"

"Aku tidak tahu, maksudku aku baru saja tunangan. Aku sedang mencari kebahagiaan ku kalau kamu mau tau. Aku akan berusaha untuk bahagia Kyle."

"Berbahagialah Bi, kamu pantas mendapatkannya." ucap Kyle penuh dengan ketulusan pada suaranya.

"Terimakasih Kyle."

Acara pertunangan berakhir pada tengah malam, para undangan berangsur angsur pulang. Byian dan Carl kembali ke mansion terlebih dahulu. Byian sudah sangat kelelahan dan ingin segera tidur. Walaupun status Byian tunangan Carl mereka tidak tinggal bersama.

"Masuklah, aku tau kamu kelelahan. Sampai jumpa besok." ucap Carl.

"Baiklah, aku masuk."


Sebelum Byian masuk Carl mencium Byian dengan lembut, dan di balas oleh Byian.

"Masuklah."

Sampai di dalam Byian menyenderkan tubuhnya ke pintu, dia memegang bibirnya yang baru saja d cium oleh Carl. Ciuman yang sangat lembut tapi tegas yang di lakukan oleh Carl. Byian tidak henti hentinya tersenyum.

Besoknya Byian bangun pagi dan sudah rapih karna hari ini dia akan pergi untuk interview di salah satu Rumah Sakit.

"Selamat pagi." sapa Byian pada Elina yang kebetulan sudah ada di dapur untuk membuatkan sarapan.

"Pagi sayang, kamu mau kemana pagi pagi sudah rapi seperti ini." tanya Elina.

"Hari ini aku ada interview di Rumah Sakit, dua hari yang lalu aku mendapatkan email."

"Wah.. Selamat kalau begitu, mudah mudahan interview nya lancar. Mama yakin kamu akan dapat pekerjaan itu sayang."

"Terimakasih mah, aku pergi dulu."

"Kamu tidak sarapan dulu?"

"Nanti saja di sana, aku tidak mau telat."

"Yasudah, minta Ryan atau yang lainnya untuk mengantar kamu."

"Baiklah, aku pergi dulu." yang di anggukan oleh Elina.


Hari ini Byian di antar oleh Ryan. Sebelum pergi menuju ke Rumah Sakit Byian meminta mampir terlebih dahulu untuk membeli kopi dan juga roti di salah satu cafe yang berada di jalan.

Sesampainya di Rumah sakit Byian menunggu tiga puluh menit sebelum di interview oleh Direktur Rumah Sakit dari Presbyterian University Hospital of Columbia and Cornell.

"Nona Byian anda di persilahkan masuk." ucap receptionis wanita.

"Terimakasih."

Di dalam ternyata tidak hanya ada Direktur rumah sakit saja, tapi ada lima orang yang memakai jas warna putih.

"Silahkan duduk nona Byian." ucap salah satu dari mereka.

"Terimakasih Dok."

"Kami sudah membaca resume anda. Terus terang kami sangat terkejut. Di sana banyak sekali kelebihan anda sebagai seorang Dokter, padahal anda baru saja lulus bukan." tanya salah satu Dokter wanita.

"Iya Dok saya baru saja lulus tahun kemarin, dan saya baru saja menyelesaikan praktek kerja saya di Rumah Sakit." para Dokter mengangguk anggukan kepala tanda mengerti.

"Jarang sekali seorang Dokter senior bahkan prof memuji Dokter Praktek yang baru saja lulus. Tapi untuk kasus anda, anda mendapatkan itu semua dengan mudah. Itu di karenakan kemampuan yang anda miliki dan juga di sini tertulis bahwa anda adalah salah satu lulusan terbaik kedokteran di Universitas Oxford." ucap Dokter yang lebih tua, yang Byian perkirakan adalah seorang prof di Rumah Sakit ini.

"Apa yang saya dapatkan adalah hasil kerja keras saya dan kegigihan saya untuk menjadi seorang Dokter, Dok. Karna sejak dulu saya memang ingin menjadi Dokter yang bisa membantu pasien yang membutuhkan. Karna itu saya harus mempunyai kemampuan lebih yang tidak akan pernah mengecewakan pasien pasien saya." Ucap Byian tegas dan tersenyum dengan bangga dengan apa yang sudah diraihnya selama ini.

Direktur utama dan para Dokter penguji sangat puas dengan hasil interview Byian dan mereka akhirnya menerima Byian menjadi salah satu dari Dokter di Rumah Sakit mereka.

Mulai minggu depan Byian sudah bisa mulai bekerja. Dengan masuknya Byian sebagai salah satu Dokter yang bekerja di sana mereka berharap akan membawa nilai positif bagi Rumah Sakit dan memberikan pelayanan dengan maximal kepada para pasien yang berada di sana.

Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang