Byian sangat senang karna libur semester kali ini dia akan bertemu keluarga nya. Keluarga Laurance yang sudah di anggap Byian sebagai keluarga sendiri datang berkunjung ke Inggris.
Walaupun Byian dan Keysa tinggal di asrama mereka tetap memiliki rumah untuk mereka dapat di singgahi apabila mereka sedang libur kuliah dan tidak memiliki kegiatan.
"Aku pulang... Paul.. Kyle.. Niel.. Dimana kalian." teriak Byian.
"Kami di ruang keluarga." kata Paul dari dalam.
"Niell...." teriak Byian setengah berlari lalu menubruk tubuh Niel dan memeluk nya. Niel hanya terkekeh. "Paul aku merindukan mu." ucap Byian melihat Paul sedang duduk di sofa.
"Kami juga merindukan mu Sera." ucap Paul memeluk Byian.
"Hello Paul.. Niel.. Bagaimana kabar kalian?" tanya Keysa dengan memeluk mereka berdua.
"Kabar kami baik Keysa." ucap Paul.
"Wow.. Key kamu makin sexy saja." ucap Niel dengan mengedipkan matanya sebelah. Keysa hanya tersenyum malu.
"Siapa yang sexy?"
"Kyle..." Byian teriak kecang lalu memeluk nya. Kyle yang mendapat serangan mendadak hampir saja menumpahkan kopi yang baru di buat.
"Hey Bi.. Hati hati kopi ini masih panas. Kalau tumpah dan mengenai mu akan bahaya." ucap Kyle.
"Maaf..."
"Ehmm.. Kyle pakai pakaian mu, di sini ada dua orang gadis." ucap Paul mendelikkan matanya.
"Ohh.. Maaf aku baru saja bangun dari tidur dan sedang membuat kopi di dapur, langsung ke sini karna mendengar keributan."
"Kamu kira ini apartemen mu, pakai baju sana, aku risih melihatnya." ucap Keysa jengkel.
"Aku tidak keberatan kamu melihat nya sayang."
"Tapi aku tidak sudi, sana sana." jawab Keysa dengan mengayuh kan tangannya agar Kyle pergi.
"Baik baik." ucap Kyle berlalu sambil mengacak rambut Keysa dan tertawa. Keysa hanya memutar kedua bola matanya.
Mereka berada di meja makan untuk sarapan pagi di tambah dengan Ryan Keddrick yang sudah duduk di kursinya.
"Jadi bagaiman kuliah kalian, apa ada kesulitan?" tanya Niel.
"Tidak sama sekali, walaupun kami perlu beradaptasi di lingkungan kampus. Tapi sejauh ini kami baik baik saja." ucap Byian.
"Lagi pula di sana ada Jill dan Zeline yang sudah kami kenal lama, di tambah kami punya teman teman baru." ujar Keysa.
"Itu bagus untuk kalian, lingkungan baru, teman baru dan yang pasti pacar baru." ucap Kyle sambil terseyum menggoda.
"Kau tahu.. Kami tidak ada waktu untuk pacaran karna kami sangat sibuk." ucap Keysa. "Lagi pula tidak ada yang berani mendekati kami karna ketika kami tidak di lingkungan kampus Ryan selalu ada di belakang kami dengan tatapan membunuh ketika para pria mau mendekat. Bagaiman kami bisa punya pacar." kata Keysa lagi. Paul, Niel dan Kyle tertawa geli. Ryan hanya terdiam.
"Good job Ryan." ucap Kyle dengan kekehan geli. "Byian bisa kita bicara setelah makan?" Byian hanya menganggukan kepala.
Kyle dan Byian sekarang berada di ruang kerja yang berada di lantai satu.
"Apa yang ingin kamu bicarakan Kyle."
"Ini mengenai perusahaan mu. Kamu harus segera berada di sana ketika lulus kuliah Bi, karna itu perusahaan keluarga mu."
"Kita sudah pernah membahasnya Kyle, aku tidak mau ikut campur di dalamnya." ucap Byian. "Sudah ada diri mu dan juga Niel yang mengurusnya dan aku percaya pada kalian."
"Aku tahu, setidaknya kamu harus tau dan mengerti, karna itu kamu harus terjun langsung."
"Aku bilang aku tidak mau, bahasa apa yang harus aku pakai agar kau mengerti. Dengar Kyle orang tua ku sudah membagikan saham nya kepada kau juga Niel di perusahaan itu, jadi kalian berhak ikut adil untuk mengelola nya."
"Hufh.. Kau benar benar keras kepala." Kyle menghembuskan nafasnya. "Dari dulu itu adalah milik mu, walaupun kami memiliki saham sepuluh persen yang di berikan oleh orang tuamu tapi perusahaan itu di dirikan oleh keluarga mu."
"Tapi sekarang kalian adalah kelurga ku dan aku percaya pada keluarga ku. Jangan berdebat lagi Kyle, kau tau aku ingin menjadi seorang dokter, aku tidak tertarik dengan bisnis atau semacamnya."
"Baiklah.. Baik. Aku akan bicarakan ini pada ayah ku dan juga keluarga Walter. Mereka harus tau tentang keputusan ini." ucap Kyle. Byian hanya menganggukan kepala.
Ketika Kyle menyebutkan keluarga Walter, dia merindukan Harvey Walter. Kakek tua yang sudah di anggap kakeknya sendiri. Sudah hampir tiga tahun sejak kelulusan Byian dari senior high mereka tidak pernah bertemu. Mereka hanya menggunakan telpon atau skype untuk berkomunikasi.
Kabarnya tuan Harvey sudah pensiun dari jajaran pemerintahan dan menghabiskan waktunya di rumah atau di perusahaan apabila membutuhkan nya.
"Apa kabar kakek tua itu?"
"Maksud mu tuan Harvey?" Byian menganggukan kepala. "Beliau baik baik saja, kamu pasti sudah mendengar kalau beliau sudah tidak bekerja di pemerintahan lagi." jelas Klye dan Byian Menganggukan kepalanya lagi. "Kenapa kamu tidak melihatnya sendiri Bi? Pasti beliau sangat senang kamu mengunjunginya."
"Aku sibuk Kyle, kau tau kan aku kuliah di jurusan kedokteran, jadi mata kuliah ku sangat banyak dan waktu berlibur pun aku gunakan untuk magang di rumah sakit." Byian beralasan agar Klye mengerti.
"Apa hanya itu alasan mu." Kyle mendelikan matanya.
"I-iya memang itu alasan ku apa lagi." Byain menjawab dengan terbata bata dan Kyle hanya tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makes Me Lose (#1 Collins) (The End ✅)
RomanceSepuluh tahun yang lalu Byian Serafina Collins memiliki keluarga yang utuh, Byian hidup dengan bahagia bersama kedua orang tua dan kakak laki laki nya, tapi dalam semalam semua itu musnah, kebahagiaan dan rasa cinta yang selama ini Byian rasakan dir...