Bab 11: Restu Pertama

526 31 0
                                    

“Restu adalah hal yang utama, agar langkah yang kita lalui menjadi lebih mudah, agar doa tetap terus diucapkan.”


 Jujur saja, setelah pertemuan itu ada sedikit ketenangan yang aku rasakan. Aku tidak gelisah seperti biasanya, aku juga masih membatasi hubunganku dengan Rani. Hanya sesekali aku menghubungi bila ada hal yang perlu disampaikan. Kadang juga aku bertanya dengan keadaan keluarganya.

 Setelah lulus rencana keluarganya untuk pindah ke Jawa sepertinya akan benar-benar menjadi kenyataan. Rani juga sudah bilang. Aku sebenarnya bingung dengan hal itu. Bagaimana caranya agar aku bisa tetap menikah di sini. Itu sangat sulit.

 Setelah mendapatkan restu pertama dari orangtuanya, aku lebih bekerja keras untuk mengumpulkan modal. Aku juga lebih banyak membaca buku-buku tentang rumah tangga. Cara membangun rumah tangga menurut anjuran Islam. Dan aku sesekali membaca tentang cara mengurus pernikahan. Takutnya aku akan mengurus semuanya sendiri karena sampai saat itu orangtuaku masih belum tahu tentang niatku untuk menikah.

Tersisa beberapa bulan lagi Rani akan segera lulus pada waktu itu. Sementara aku masih belum berani bercerita kepada orangtuaku. Rani juga sering mengirim pesan, katanya ibu selalu bertanya bagaimana tanggapan orangtuaku. Tentu saja aku tidak bisa menjawabnya.

 Sebenarnya ada sedikit penyesalan yang aku alami sekarang. Seharusnya, bila aku ingin mendekati seorang perempuan aku sudah harus benar-benar siap menjalin hubungan serius.

 Kemudian, setelah itu aku bercerita dulu dengan keluargaku baru mengajak pihak perempuan untuk menikah.

Sayangnya aku tahu itu semua setelah kenal dan menjalin hubungan tanpa status dengan Rani. Aku tidak bisa melepaskannya. Hingga terjadilah kerumitan seperti sekarang.

***

Alhamdulillah bisa kembali update lagi cerita ini 😊 jangan lupa vote dan komennya yah. Terimakasih

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang