"Kebahagiaan itu bisa datang dari mana saja, melihat wajahmu misalnya itu juga kebahagiaan yang sangat dalam."
Setelah Akad
Setelah selesai akad ada perasaan lega dalam hatiku. Aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa pada saat itu. Aku lihat juga ayahku tersenyum bahagia, selesai akad juga kami video call dengan keluarga yang ada di Banjar. Ternyata juga banyak tetangga yang kumpul di teras rumahku. Aku lihat ibuku juga ada di sana.Untuk pertama kalinya, aku duduk bersampingan dengan Rani. Ini jarak yang paling dekat antara aku dan Rani, tidak pernah sebelumnya kami sedekat ini. Aku masih merasa canggung, tidak banyak bicara. Begitu juga dengan Rani dia hanya diam dan sesekali tersenyum kecil.
Di luar tamu undangan sudah makan, kami juga diminta untuk segera makan untuk mengembalikan tenaga. Hari itu semua terlihat bahagia dan haru. Tidak ada yang sia-sia kalau kita mau berusaha, semuanya pasti akan tercapai sesuai dengan waktunya. Tinggal kita mau bersabar dan terus berdoa disertai dengan kerja keras juga.
Kurang lebih dua jam kami duduk di sofa pengantin itu, duduk lalu kemudian berdiri untuk menyalami para tamu undangan yang memberikan ucapan selamat. Ayahku juga ikut di sampingku untuk menyalami tamu undangan. Video call masih aktif, sesekali aku ikut berbicara. Ibuku belum pernah melihat Rani secara langsung.
Setelah semuanya selesai, aku langsung duduk bersama keluargaku waktu itu. Sungguh aneh rasanya menyandang status baru sebagai suami. Aku masih merasa canggung dengan Rani. Aku lihat dia juga begitu, Rani masih tidak berani menatapku, dia masih malu-malu.
Malamnya kami hanya sedikit bicara. Kami masih sama-sama tidak menyangka kalau akhirnya kami dapat bersama, dan untuk pertama kalinya kami shalat bersama. Aku berdiri di depan menjadi imam sementara Rani di belakang mengikuti gerakanku.
Selepas shalat isya, aku membacakan doa untuknya. Doa seorang suami kepada istrinya.
Aku memegang ubun-ubun kepala Rani, aku pegang lembut kepalanya. Kemudian dengan khusyuk aku membacakan doa untuknya.
للَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa 'alaihi wa a'uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa 'alaihi
Kemudian aku meniup kepalanya dan mencium keningnya. Segala yang kami kerjakan sekarang akan bernilai pahala. Itulah indahnya kalau sudah menikah. Berpegangan tangan pun mendapatkan pahala, beda kalau pacaran, akan menghasilkan dosa.
***
Alhamdulillah bisa kembali update. Sebentar lagi cerita ini akan berakhir.
Menurut teman-teman, cerita ini nantinya aku lanjutkan nggak? Cerita selama kami mengarungi rumah tangga selama lebih dari satu tahun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomansaMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.