"Bagaimana?" tanya ibu saat kami baru sampai.Aku menjelaskan apa yang diucapkan oleh bidan. Istriku sudah pembukaan satu. Sudah ada tanda kemajuan akan melahirkan. Ini sudah sangat larut malam. Kami melanjutkan tidur, ibu mertua dan juga istriku kembali masuk ke dalam kamar.
Besok paginya, berita ini sudah sampai kepada orangtuaku. Dia langsung ke rumah. Bersama dengan abah dan juga adikku, mama menanyakan banyak hal lagi kepadaku dan Rani. Kami menjelaskan seperti apa yang sudah dijelaskan oleh bidan.
Semua memang sudah tidak sabar lagi menanti, kelahiran sang buah hati. Pagi itu istriku juga beberapa kali mengalami kontraksi, kesakitan perutnya. Tak tega juga aku sebenarnya melihatnya.
"Apa tidak bisa ditinggal di rumah bidannya?" tanya ibu mertuaku saat itu. Yang aku yakin juga tidak kuasa melihat anaknya sendiri yang kesakitan.
Memang tidak bisa meninggal pasien di rumah bidan. Sang bidan juga harus ke puskesmas. Siapa yang akan mengawasi nanti kalau istriku berdiam di sana.
Pagi itu kontraksi yang dialami istriku semakin cepat, aku juga tak tega melihatnya. Lalu kami putuskan untuk menghubungi bidan dan meminta untuk kembali diperiksa.
Dua puluh September. Ini adalah perkiraan hari lahir istriku. Dua hari sebelum usiaku menginjak 21 tahun. Ini akan menjadi kado terindah yang diberikan dan yang pernah aku terima.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.