PUKUL sembilan pagi, kami berangkat menuju rumah bidan. Di depan motorku sudah ada perlengkapan untuk persalinan. Juga baju bayi dan ibu melahirkan. Semua sudah lengkap dibawa. Tak ada lagi yang ketinggalan.Aku dan istriku berangkat ke rumah bidan terlebih dahulu, sementara itu ibu membonceng mamaku dengan menggunakan motor adikku. Mereka akan menemani kami di rumah bidan.
Sesampainya di rumah bidan, istriku langsung dimasukkan di ruang persalinan. Tempat dimana proses melahirkan akan berlangsung. Kegugupanku semakin bertambah saja.
Sang bidan ijin pamit untuk ke puskesmas. Tetapi masih ada temannya yang akan menjaga dan mencek secara berkala keadaan istriku. Sekarang sudah memasuki pembukaan ketiga dan menuju pembukaan keempat. Bidan bilang, paling cepat bisa jadi siang ini akan melahirkan dan paling lambat nanti malam.
Setiap empat jam sekali, istriku akan diperiksa untuk mengetahui keadaan janin dan jumlah bukaannya. Aku juga selalu berada di samping istriku, setiap lima sampai sepuluh menit sekali dia mengalami kesakitan yang luar biasa.
Ibu mertuaku berada di sampingnya yang lain. Terus mengingatkan agar selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wata'ala. Sementara mamaku berada di luar bersama abahku yang baru saja datang.
Semua orang harap-harap cemas. Menantikan prosesnya berjalan. Aku selalu berharap semuanya berjalan dengan lancar dan normal. Adzan dzuhur berkumandang, aku ijin untuk pergi ke masjid sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.