Sore harinya istriku kembali merasakan kesakitan yang hebat sekali. Aku kira pada saat itulah sudah waktunya akan melahirkan. Ini masih tanggal 20 September. Dengan cepat kami menghubungi bidan untuk kembali memeriksakan kondisi istriku sekarang.Orangtuaku dan juga adikku paling kecil sudah ada di rumah kami, ibu juga harap-harap cemas menunggu semuanya untuk cepat berlalu.
Sore hari itu, kami kembali ke rumah bidan. Kata bidan kemarin pembukaan satu ini memang yang paling lama untuk menuju pembukaan selanjutnya. Tapi pada beberapa perempuan hamil, ada juga yang justru sangat cepat.
Di tempat kami ini, tidak pakai suntik yang dapat membuat kontraksi makin kencang. Tetapi dibiarkan secara alami, untuk itulah rasa sakit yang dirasakan juga akan semakin lama.
Sesampainya kami di rumah bidan, istriku langsung memasuki ruang persalinan. Aku kira saat itu memang sudah waktunya. Aku juga menunggu lebih lama dari pemeriksaan pertama kemarin.
Saat bidan sudah keluar dari ruangan, aku tidak sabaran untuk meminta penjelasan. Sementara istriku masih terbaring sambil berusaha untuk bangun lagi.
"Masih pembukaan satu," ucap Bidan itu.
Aku sedikit terkejut mendengar penjelasan bidan. Sudah sesakit itu masih pembukaan satu? Aku melihat istriku yang berjalan keluar dari ruangan. Bidan kemudian melanjutkan kalimatnya.
"Ini memang sudah akan memasuki pembukaan kedua. Kepala bayinya juga sudah bisa teraba." lanjut bidan.
Aku bersyukur, setidaknya ada perkembangan. Meski rasanya masih sangat lama menuju ke pembukaan selanjutnya. Kami masih diperbolehkan untuk pulang. Kembali ke rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomantizmMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.