Tawa bahagia menyelimuti ruangan. Napas lega akhirnya bisa aku hembuskan. Syukur tak terkira, dengan perjuangan yang total akhirnya anak kami lahir dengan normal. Tanpa ada kurang satu pun. Seorang bayi yang akan membersamai kami.Setelah digendong oleh mamaku. Ibu mertuaku juga menggendong setelah itu. Raut wajahnya tak nampak mirip siapa-siapa. Kami tertawa, melihat matanya yang bulat bersinar menatap ke penjuru ruangan. Dia begitu menggemaskan.
Melihat perjuangan istriku melahirkan, rasanya aku harus memberikan perhatian lebih lagi kepadanya. Berjanji pada diri sendiri untuk tidak akan pernah menyakitinya.
Aku jadi teringat banyak sekali perempuan yang tersakiti di luar sana. Begitu tegakah para laki-laki itu?
Andai saja mereka bisa melihat perjuangan seorang perempuan saat melahirkan. Sungguh, tak akan sanggup untuk menyakitinya. Perjuangan yang luar biasa berat harus dilalui.
Aku juga teringat kepada mamaku. Begitulah kira-kira beliau dulu melahirkanku. Perjuangan setengah mati. Selama ini aku masih sering menyakiti hati beliau. Baik itu yang tidak sengaja. Padahal dia dengan bertaruh nyawa melahirkanku.
Kami semua masih berkumpul di rumah sang bidan. Hanya ada tawa bahagia yang ada sekarang. Tidak ada lagi kekhawatiran.
Pukul lima sore, aku kemudian ijin sebentar untuk melaksanakan kembali shalat. InsyaAllah bayi kami dan ibunya akan pulang hari ini juga. Tidak bermalam di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.