Kami memilih untuk tidak mengikuti saran dari dokter tersebut. Doa adalah kekuatan terbesar bagi kami, agar semuanya baik-baik saja. Saat pulang, dokter spesialis kandungan itu memberikan obat-obatan yang harganya menguras isi dompetku. Tapi tidak masalah selagi itu dapat membuat pendarahan istriku berhenti.
Satu hari setelah itu darah memang berhenti keluar. Istriku aku tidak bangkit dari tempat tidurnya, kecuali untuk pergi ke belakang atau saat berwudhu. Dia juga hanya berbaring. Dan tidak boleh banyak bergerak-setidaknya itu yang aku ketahui untuk mencegah pendarahan terus keluar.
Aku juga memperhatikan agar obat-obatan yang diberikan diminum teratur. Sebagai bentuk ikhtiar kami agar darah segera berhenti.
Tapi sayangnya, kemanjuran itu hanya berjalan satu hari. Sehari sebelum kami akan pulang ke Banjarmasin darah kembali keluar. Tapi kali ini kami memilih untuk tidak memberitahukan siapa-siapa. Menyimpannya berdua. Kedua orangtuaku di Banjarmasin juga sudah mengetahui keadaan istri saat itu. Mereka juga menyarankan agar istriku tidak ikut pulang kalau keadaannya masih belum membaik.
Tapi kami terus berdoa dan yakin kalau Allah akan melindungi. Kami tetap memutuskan untuk pulang besok hari. Berdua. Urusan pendarahan ini akan kami periksa lagi saat tiba di Banjarmasin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.