Menunggu Kelahiran

182 11 0
                                    


Sembilan bulan sembilan hari, waktu normal biasanya seorang ibu hamil akan merasakan gejala-gejala atau tanda bahwa dia akan sebentar lagi akan melahirkan. Tapi, tidak bagi istriku. Tanda-tanda mau melahirkan masih belum terlihat. Aku sebenarnya juga sempat khawatir.

Ibu mertuaku tidak bisa terlalu lama di sini menemani kami. Di desa ibu mertuaku, Bendosari, juga ada adik iparku yang masih sekolah. Sebenarnya dia mau dibawa juga ke sini, tapi batal karena dia harus tetap bersekolah.

Mamaku juga sudah menyiapkan persiapan kelahiran. Semua sudah siap. Tinggal menunggu kapan waktu yang paling tepat. Aku juga meminta istriku untuk tetap tenang sambil terus berdoa, memohon kepada Yang Maha Kuasa agar semuanya berjalan dengan normal. Tidak perlu operasi sesar.

Kami juga kembali berkonsultasi dengan bidan. Mengira-ngira kembali kapan sang bayi akan lahir. Sampai saat ini semuanya masih normal, detak jantung, tensi darah, semua normal. Tapi, ada satu hal yang masih membuatku sedikit khawatir. Tentang tali pusat yang terlilit itu. Apakah nantinya juga akan baik-baik saja?

Menunggu kelahiran, aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan pelajaran. Meski masih tetap masuk kuliah, tapi pikiranku sepenuhnya di rumah. Menunggu pesan "Kak, aku mau lahiran." tapi pesan itu tak kunjung juga ada.

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang