Bab 20: Berangkat Ke Tanah Jawa

354 28 0
                                    

“Semua proses akan membuahkan hasil. Maka berproseslah dengan benar dan sungguh-sungguh, agar hasil yang dicapai sesuai keinganan.”


 

 


Pada tanggal 10 Agustus 2018 aku berangkat dengan enam orang lainnya. Aku berangkat bersama ayah, adikku, pamanku, istri dan anaknya serta satu orang teman ayahku yang ingin ikut bersama kami. Ibuku tidak ikut berangkat ke tanah Jawa. Selain menjaga adikku yang kecil dia juga tidak tahan kalau harus naik pesawat dan bis selama berjam-jam, mabuk perjalanan.

Pagi sekali setelah shalat subuh kami berangkat menuju bandara Syamsudin Noor. Jantungku berdegup tidak karuan. Aku merasa senang, haru, bercampur aduk semuanya hari itu. Setelah berpamitan dengan keluarga dan tetangga terdekat kami kemudian berangkat.

Lebih enteng rasanya kalau berangkat setelah mendapatkan restu. Aku bahagia karena perjuanganku selama ini tidak sia-sia. Harapanku akhirnya bisa menjadi kenyataan.

Aku juga merasa haru, karena setelah ini artinya aku akan menjalani kehidupan baru. Tidak lagi hidup bersama orangtuaku. Setelah ini aku sudah memiliki keluarga kecil baru, menjadi kepala rumah tangga. Dan menjadi seorang suami yang harus memberikan nafkah kepada keluarganya.

Kami semua tidak pernah naik pesawat sebelumnya. Kecuali teman ayahku itu yang memang istrinya merupakan orang Palu, sehingga pernah beberapa kali naik pesawat.

 Tiket pesawat aku pesan secara online, memasuki bandara semua terlihat udik. Lihat kesana-kemarin, melihat hal baru yang belum pernah kami lihat. Aku juga belum pernah melihat pesawat dari jarak dekat. Hanya bisa melihat pesawat-pesawat yang terbang di atas.

Allah Maha Kuasa, Makhluk Tak Kuasa.”

Kami check-in, kemudian melakukan pemeriksaan. Terlihat kebahagiaan dan raut wajah senang dari wajah pamanku beserta istri dan anaknya. Sekilas aku melihat wajah ayah, dia terlihat enjoy. Aku bisa bernapas lega sekarang.

Sebentar lagi pesawat kami akan berangkat. Pesawat dengan tujuan dari Banjarmasin menuju Surabaya itu akan berangkat pukul delapan pagi.

Ibu dan Kakak Rani yang akan menjemput kami di bandara Juanda di Surabaya. Kata Rani ibu dan kakaknya sudah menunggu di sana.

10 Agustus 2019 pukul delapan pagi pesawat kami berangkat. Aku duduk di dalam pesawat. Aku lihat keadaan yang lain, mereka juga sudah duduk dan memasang sabuk pengaman.

Sekitar satu jam lebih pesawat itu mengudara di atas sana. Kemudian kami sampai di tanah Jawa, Surabaya. Kami melihat sekitar, pemandangan yang jarang kami temui.

Bandara Juanda sangat besar sekali. Kami kemudian keluar, di sana sudah menunggu ibu dan kakak Rani. Aku menyalami ibu Rani, ayah juga ikut menyalami dan berbicara singkat. Jantungku rasanya mau copot pada saat itu. Berdetak tak karuan. Aku juga sudah memberikan kabar kepada Rani kalau aku sudah bertemu dengan Ibu.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan bis. Tidak banyak percakapan. Hanya menanyakan kabar, perasaanku saat ini, tidak ada yang lain. Kami lebih banyak diam. Aku juga mencuri waktu istirahat di bi situ.

Aku juga sudah memberikan kabar kepada ibu kalau kami sudah sampai di tanah Jawa. Ibu hanya bicara sedikit dan memberikan doa kepada kami agar selamat sampai tujuan.

Sekitar delapan jam perjalanan kami menggunakan bis, akhirnya kami sampai ke Sukoharjo, Solo desa Tegalrejo. Aku berusaha untuk mengatur napas agar tidak gugup saat bertemu Rani. Sudah lama sekali aku tidak melihatnya.

Aku sudah sampai ke Tanah Jawa. Entah aku juga tidak tahu bagaimana caranya sekarang aku sudah berada di sini. Keajaiban Allah memang selalu datang tepat pada waktunya. Sesuatu yang tidak pernah aku sangka sebelumnya, terjadi sekarang.

***

Alhamdulillah sudah kembali update. Terimakasih yang sudah membaca sampai bagian ini. Jangan lupa vote dan komen yah teman-teman. 😊

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang