Kami pulang dengan perasaan sangat lega. Tiga macam obat langsung diberikan oleh apoteker sesuai dengan resep dokter. Tak apalah, sebagai bentuk ikhtiar kami agar semuanya baik-baik saja.Dua bulan lagi, aku akan resmi menjadi seorang ayah. Sesuai dengan apa yang aku ucapkan dulu, padahal hanya candaan saja. Menikah usia 19 tahun dan punya anak usia 20tahun. MasyaAllah, ternyata memang benar, ucapan itu adalah doa.
Malam itu istriku langsung memberitahukan kepada ibu dan saudara-saudaranya terkait kondisinya. Mereka di sana terlihat lega.
Darah yang keluar sudah tidak terlalu banyak, aku masih tetap menjalankan tugasku sebagai suami yang siaga: menyapu, memasak, cuci piring dan cuci baju. Istriku masih tidak boleh terlalu banyak bergerak.
Besok pagi, kami memberi tahu kabar ini dengan orangtuaku. Mereka juga terlihat lega.
"Nanti akhir bulan ada acara mandi-mandi." ucap mamaku menatap kami.
Aku dan istri langsung saling pandang. Kami paling menghindari hal semacam ini sebenarnya. Tradisi mandi 7 bulanan yang sangat tidak ingin kami adakan. Sekarang usia kandungan istriku sudah hampir masuk 8 bulan. Aku kira mama bakal lupa atau tidak jadi memikirkan untuk melaksanakannya karena sudah melihat kondisi istriku, tetapi rupanya mandi-mandi itu masih tetap harus diadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
Roman d'amourMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.