Tak Ada Tangisan

312 14 0
                                    


Kami mengira semuanya sudah selesai. Aku langsung berbisik kepada istriku bahwa anak kami telah lahir dengan normal. Ternyata dugaan itu salah, dan aku sungguh tidak menyadari itu.

Anak kami memang lahir dengan normal. Tapi tak ada suara tangisan. Kulitnya putih pucat, tak ada desiran darah yang terlihat. Rambutnya ikal masih basah. Matanya terpejam, tak ada suara.

Jantungnya langsung berdetak sangat kencang. Sedih langsung menggelayut, kami terdiam lama waktu itu. Sementara bidan dan dua orang kepercayaannya langsung melakukan tindakan. Oksigen langsung ditancapkan ke hidung bayi kami. Tubuhnya digoncang-goncang agar mau menangis. Tapi tak bisa 

Selama satu menit setelah para bidan itu berjuang, barulah terdengar tangisan kencang dari anak kami. Perasaan yang begitu lega aku rasakan. Spontan tangisanku juga keluar, aku tak mampu lagi menahannya. Aku berlukup agar tak terlihat, tapi isakanku waktu itu tetap saja terdengar.

Aku membayangkan semuanya. Saat pertama kali tahu istriku hamil, setiap bulan kami periksa. Pendarahan. Premature. Lilitan. Dan sampai sekarang bayi itu akhirnya bisa lahir dengan selamat dan keadaan normal.

Berkali-kali kami mengucapkan syukur. Bidan langsung menempatkan anak kami, diukur tinggi dan berat badannya. Diberikan kehangatan, dipakaikan baju bayi, sunggu itukah anak kami? Rasanya masih tak menyangka saja kalau aku memiliki anak. Aku menatap lama.

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang